31. Ifa come home

1K 97 6
                                    

Selama Zefanya menunggui Ifa di rumah sakit, dirinya juga telah memesan beberapa perlengkapan bayi yang ia beli diam-diam untuk calon keponakannya tersebut, tentu saja tanpa pengetahuan Ifa.

Ifa selalu menceramahi Zefanya jika dirinya ketahuan melakukan sesuatu untuk dia dan Asha, menurutnya Zefanya sudah banyak membantunya, dia tak perlu terbebani dengan apa yang terjadi padanya.

"Gue nggak terbebani fa, udah berapa kali sih gue bilang sama lo?!" ucap Zefanya frustasi.

"Zef, lo bahkan taruh gua diruangan VVIP! Ini tuh semalem ya berapa juta tau nggak?" omel Ifa.

"Ya nggak papa! Ini kan buat keponakan gue!" omelnya balik.

"Hhhh," Ifa berakhir menghela nafasnya panjang, ia tahu bahwa ia tak pernah menang jika debat dengan seorang Zefanya.

Zefanya menggendong Asha di pelukannya, sedangkan Ifa dibantu perawat untuk berjalan masuk ke dalam mobil untuk pulang setelah kondisinya dinyatakan baik untuk pulang.

Zefanya untuk pertama kalinya menyetir mobil dengan sangat pelan, ia bahkan beberapa kali dihadiahi klakson dari mobil belakangnya, Zefanya memang tak berani membawa mobilnya dengan kecepatan normal, luka jahitan Ifa masih basah dan kata dokter akan terasa nyeri dan sakit jika terjadi guncangan yang lumayan keras.

"WOI SABAR KEK!!!" amuk Zefanya pada mobil Alphard berwarna putih yang terus mengklaksonnya dari belakang.

Pak satpam membantu Ifa untuk berjalan dan menaiki lift menuju unit apartemen mereka yang berada di lantai tiga belas.

Ifa menganga begitu melihat ruangan yang dulunya difungsikan sebagai gudang untuk menaruh koper di apartemen Zefanya disulap menjadi kamar bayi bertema pink untuk Asha anaknya.

"Sorry kamarnya Asha nggak besar, nanti aunty hadiahin waktu Asha ulang tahun deh," ucap Zefanya pada Asha yang berada di pelukannya.

"Mama," koreksi Ifa membuat Zefanya menoleh.

"Dia harus panggil lo mama," ucap Ifa.

"Kan lo yang hamil, masa gue yang dipanggil mama?" ledek Zefanya.

"Gue bundanya, lo mamanya," balas Ifa yang dihadiahi senyum lebar.

"Kevin tanding dimana sekarang?" tanya Ifa membuat senyumnya meluntur.

Bicara tentang Kevin, sejak pria itu pergi seminggu yang lalu untuk mengikuti Japan Open, dia tidak mengabari Zefanya sama sekali selama lima hari lamanya.

Sebenarnya Zefanya juga bukan tipe wanita yang harus dikabari setiap saat, lagipula dirinya juga merasa Kevin memang sedang tak mau diganggu mengingat dia sedang mengikuti kejuaraan. Tapi, dua hari kemarin, foto Kevin dengan wanita yang merupakan model wanita asal Jepang mampu membuatnya menjadi ketar-ketir setiap melihat foto mereka berdua beredar.

"Jepang fa," jawab Zefanya setelah sadar bahwa dirinya mengabaikan pertanyaan yang Ifa lontarkan.

"Lo kenapa?" tanya Ifa begitu melihat sahabatnya yang terlihat khawatir.

"Nggak papa, emang gue kanapa?" tanya Zefanya terlihat mengelak.

Zefanya merebahkan dirinya di atas kasur empuk yang sudah tak ia tempati beberapa hari terakhir karena sibuk menunggui Ifa dan Asha di rumah sakit, dirinya sibuk melihat-lihat Instagram dan emailnya untuk kepentingan pekerjaan sampai sebuah foto muncul dari mentionnya, membuat paru-parunya terasa tiba-tiba kehilangan oksigen.

Zefanya merebahkan dirinya di atas kasur empuk yang sudah tak ia tempati beberapa hari terakhir karena sibuk menunggui Ifa dan Asha di rumah sakit, dirinya sibuk melihat-lihat Instagram dan emailnya untuk kepentingan pekerjaan sampai sebuah foto m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

liked by kevinsanjaya and 227.018 others

@ay.ana0318 thank's for making me smile tonight!
@kevinsanjaya

view all 11,478 comments.

Zefanya tersenyum miris, ia kehilangan lagi malam ini.

Zefanya memakan nasi gorengnya dengan wajah datar, tak ada senyum manis yang akhir-akhir ini sering muncul diwajahnya, ia bahkan hanya tersenyum jika Asha memegang jari jemarinya.

Ponselnya berdering, ada nomor yang lagi-lagi tak ia kenal menghubunginya.

'Ya halo? Zefanya ini aku,'

TUT

Zefanya langsung mematikan sambungan ponselnya lalu memutuskan untuk mematikan daya ponselnya.

Zefanya saat ini sedang mengajak main Asha yang sudah tertawa geli sambil menepuk-nepuk pipi Zefanya, Ifa memang masih sulit bergerak karena luka jahitannya masih suka terasa ngilu jika dia banyak bergerak.

Zefanya saat ini mengikat rambutnya tinggi-tinggi, ia bersiap untuk pergi mengikuti photoshoot dari designer kenamaan di Indonesia yang sudah di jadwalkan Ethan, managernya.

Sebelum itu, Zefanya menaruh makanan untuk keempat anjingnya agar Ifa tak perlu repot-repot memberi anjingnya makan.

"Fa, gue udah buat baked salmon, nanti lo kalau mau makan di microwave aja ya, hati-hati!" ucap Zefanya pada Ifa yang diangguki.

"Iya, bawel banget sih lo bener-bener!" ucap Ifa.

Para staff yang bertugas untuk membantunya di photoshoot kali ini banyak yang memandangnya dengan tatapan kasian, membuat Zefanya muak dan benar-benar ingin cepat pergi dari tempat jahanam yang ia pijaki saat ini.

"Padahal udah tunangan kan? Masih aja ya bisa ditinggal pergi," ucap wanita sambil berbisik.

Zefanya hanya bisa diam melihat bagaimana orang dengan terang-terangan menatapnya kasihan, seakan akan dia adalah gelandangan.

Setelah melakukan pemotretan, Zefanya tak langsung pulang, ia hanya sibuk berkeliling di sekitar Jakarta dengan memacu mobilnya gila-gilaan.

Zefanya menikmati seplastik siomay di halte bus yang waktu itu ia datangi bersama Kevin, menatap bagaimana jalanan Jakarta masih ramai padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Ponselnya yang tadi pagi ia nyalakan pun tak berhenti bergetar sejak pagi, sayangnya, sekali lagi, Zefanya hanya sedang tidak ingin mendengar serentetan pertanyaan, juga makian dari siapapun.

Zefanya kira seorang Kevin tak akan berakhir sama dengan Gibran, nyatanya lebih parah, lebih nyeri.

Lagu Amigdala berjudul Kukira Kau Rumah berputar dari player ponselnya.

Waktu pertunangannya, dirinya mengingat tentang teman pria Kevin bernama Fajar yang pernah meledek Kevin dengan ucapan,

"Sama yang model Jepang gimana?" tanyanya bernada meledek yang Kevin hadiahi tonjokan di bahunya pertanda bercanda.

Menengguk minuman yang sudah sempat ia beli, Zefanya kembali menepuk-nepuk dadanya lalu kembali bangkit berjalan menuju mobilnya yang ia parkirkan tidak begitu jauh dari halte bus tersebut.

"Zefanya!" suara teriakan yang tidak terdengar asing menyapa Zefanya dari jauh, membuat Zefanya bukannya malah mendekat malah berlari menjauh dari asal suara.

Pria yang memanggil Zefanya mengekor gadis tersebut dari belakang, kemudian berhenti ketika dirinya melihat Zefanya langsung menancapkan gasnya untuk pergi.

"Gue pengen bisa bicara sama lo lagi Zefanya," ucap Gibran sambil mencoba menormalkan nafasnya.











𝔃𝔂𝓷𝓲𝓼𝓬𝓱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang