Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium baunya.
—Asyilla Maharani Carolline—
Cakrawala membiru, dengan gumpalan awan putih yang bersejajar mengapung. Semesta seakan ingin menyaksikan atas sebuah penangkapan seorang wanita iblis yang salah rumah. Siska, wanita paruh baya itu harus mendekam di penjara saat ini juga. Karena semua bukti sudah ada di genggaman mereka.
Mereka tak menyangka, bahwa hari ini misi mereka akan usai. Terhitung cepat mereka mengerjakan misi ini, dengan harus rela-rela menyusup rumah itu bak maling. Dengan kerja sama tim, mereka berhasil menuntaskan misi ini, yang akan berakhir beberapa saat lagi.
“Asyilla, kamu sama Sandy aja, ya. Kita tunggu di mobil. Gak enak kalau kita semua ikut ke sana,” ujar Asegaf dan hanya di angguki oleh Asyilla.
Asyilla dan Sandy memasuki kantor polisi tersebut, bersama dengan Pak Handi dan Bu Febi yang akan menjadi saksinya.
“Selamat siang Pak,” ucap pak Handi pada polisi tersebut. Ia duduk di kursi yang ada di sana, bersama Asyilla di sampingnya.
“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?”
“Begini Pak, saya akan melaporkan kasus tentang pengambilan uang perusahaan dengan secara paksa yang dilakukan oleh Bu Siska. Dan bukan hanya itu saja, tapi saya juga akan melaporkan tentang penyiksaan, dan percobaan pembunuhan terhadap saudara Ananta Senia Willsen.” Pak Handi dengan tegasnya mencoba melaporkan kasus tentang kebusukan Siska. Laki-laki paruh baya itu benar-benar membantu Asyilla untuk keluar dari masalahnya.
Sandy menyahut, “Seperti yang sudah Pak Handi katakan, mengenai kasus percobaan pembunuhan terhadap Atta yang pernah saya tabrak itu Pak. Dan alhamdulillah, kami berhasil mendapatkan bukti-buktinya. Bapak bisa cek sendiri, atas kasus kecelakaan yang pernah saya alami waktu itu.”
“Tolong, berikan bukti-bukti itu. Agar kami bisa mengeceknya.”
Pak Handi pun memberikan beberapa berkas perusahaan, dan dua file flashdisk CCTV yang berada di kantornya, dan juga rumah Ata. Semua bukti sudah ia kumpulkan dan di berikan kepada pihak berwajib.
Polisi tersebut langsung memeriksa beberapa berkas, dan melihat file CCTV tersebut dengan sangat teliti. Setiap kejadian yang ada di CCTV tersebut, menjadi bahan pembuktian yang sangat kuat.
“Baik, laporan Anda saya proses,” ujar Polisi tersebut.
Asyilla tersenyum senang mendengar jawaban itu.
"Terima kasih, Pak.”
“Apa Anda tahu keberadaan wanita itu sekarang?!”
“Saya tahu Pak, kebetulan dia yang sudah merampas rumah saya,” ucap Asyilla pada polisi tersebut.
“Baik, Anda harus ikut dengan saya,” omong polisi dan di angguki oleh Asyilla.
Asyilla dan teman-temannya langsung mengikuti polisi untuk menuju rumah Ata. Tentunya, dengan di temani oleh Pak Handi dan juga Bu Febi. Mereka akan menyaksikan wanita iblis itu ditangkap polisi. Ingin sekali, Asyilla tertawa di hadapan dia. Dan menyaksikan ekspresi dia yang ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Jugendliteratur-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...