Akhir untuk mula

77 20 12
                                    

Aku tak menahan jika kau ingin berpulang
Dan silahkan terbang meninggalkan aku seorang
Meski ada sakit yang ku rasa
Tak apa, asal itu membuat bahagia

Dari pemuda yang akan melepas gadis merpatinya.

....

Hari itu sebenarnya hari yang melelahkan untuk Reswa. Baru saja selesai dengan urusannya. Pening kepalanya sudah terasa. Ingin rasanya cepat pulang kerumah dan merebahkan dirinya.

"Reswa, kita bicara sebentar bisa?" seru gadis yang membuat Reswa menghentikan langkahnya.

"Oh hai Jani, maaf ya hari ini aku tak sempat membalas chatmu. Jujur aku sangat merindukanmu," jawab Reswa

Gadis tadi tersenyum tipis. Tapi diwajahnya seakan ada raut kecewa.

"Jani, Kamu ga papa?" Reswa memastikan gadisnya.

"Reswa, ada hal yang ingin ku katakan. Tapi setelah ini kau jangan membenciku ya," seru Jani.

"Mana bisa aku marah dengan gadis yang sangat aku cinta ini," Reswa terkekeh sembari menangkup pipi Jani.

Jani langsung menepis tangan Reswa dari pipinya.

"Apa yang ingin kamu katakan?" ucap Reswa.

"Ehm.. Maaf Res, sepertinya aku sudah tidak nyaman lagi denganmu. Aku ingin kita menyudahi semua. Maafkan aku, tapi memang itu kenyataannya," pekik Jani dan langsung menangis.

Badan Reswa dengan sigap memeluk gadisnya. Ralat, dia bukan lagi gadisnya mulai detik ini.

"Kamu tidak sedang bercanda kan?" Reswa meregangkan peluknya lalu menatap gadis itu.

Gadis itu hanya menggeleng pelan.

"Aku pernah melakukan kesalahan padamu?" tanya Reswa.

"Tidak ada. Tapi entahlah, rasanya cerita kita telah usai. Aku tak lagi merasa apapun saat didekatmu. Aku merasa biasa saja. Maafkan aku ya Res, jangan membenciku," jelas Jani.

Reswa hanya menggeleng pelan lalu menyeka air mata Jani.

"Aku tidak akan membencimu Jan, makasih untuk hari yang telah berlalu. Banyak kenangan saat bersamamu. Aku minta maaf ya, belum bisa menjadi sosok yang membuatmu bahagia. Jangan sungkan untuk bercerita kepadaku ya nanti, Aku pulang dulu Jan. Hari ini melelahkan," ucap Reswa lalu langsung berjalan meninggalkan Jani yang masih memaku.

Bertambah lagi beban Reswa. Mengapa hari ini masalah begitu bertubi-tubi? Dia menghela nafas kasar dan berjalan menuju rumah.

_________________

Part perdana, tinggalkan comment dan votenya ya.

Part akan bertambah panjang jika ada krisar. Jadi mohon bantuannya ya.

Jaremba AtmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang