Husband - On going [Revisi]

(2)

Yunna sedang bercermin.

Karena hari ini dia resmi bekerja di perusahaan ternama, dia harus berdandan rapi dan cantik

Yunna menyelesaikan make up terakhirnya dengan memakai liptint yang tidak mencolok

"Selesai!" Yunna berdiri, dia melihat tubuhnya yang sudah berbalut kemeja putih dengan rok hitam. Jangan lupa stocking hitam pun dipakai.

"Udah cantik kan ya?"

"Udah kok, cantik banget malah."

Yunna menoleh ke sumber suara.

"Mba Ifa!"

Syifa yang melihat tersenyum "Udah siap berangkat nih?"

Yunna mengangguk "Mba Ifa mau jemput Yunna ya?"

"Iyalah, hari pertama adek aku kerja. Harus dijemput"

Yunma tersenyum lebar, dia mengambil tasnya lalu segera menghampiri Syifa

"Ayo mba berangkat sekarang, biar nggak telat."

Syifa terkekeh "Siap ibu Yunna."

***

Tara sedang berjalan menuju ruang kerjanya, banyak sapaan sapaan yang terdengar, Tara dengan senang hati membalas sapaan mereka, karena memang Tara dikenal dengan atasan yang humble

"Selamat pagi Pak Tara!"

Dan secara tiba tiba langkahnya terhenti. Tara membalikkan badannya.

Yang dia lihat sekarang, seorang gadis berambut tebal dan terurai menatap ke arahnya dengan senyuman ceria, siapa lagi jika bukan Yunna

"Kok imut sih."

Yunna mendekat ke arah Tara.

"Selamat pagi Pak Tara" Yunna membungkukkan badannya.

"Iya, pagi juga Yunna."

Yunna mengambil sesuatu dari tasnya,

"Nih pak." Lalu menyerahkan sebuah permen karet ke Tara

"Loh? Apa nih? Mau suap saya ya kamu?"

"Eh nggak ya, saya cuma pengen kasih aja, Soalnya saya punya banyak banget di tas." ucap Yunna sembari menunjukkan tas nya

Tara pun tanpa ragu menerimanya.

"Terimakasih Yunna, jarang jarang ada karyawati lugu seperti kamu."

Yunna hanya tersenyum manis

"Jingan, malah senyum lagi"

"Pak? Saya ruang kerjanya di mana ya?" Yunna bertanya

Dan Tara hampir lupa jika Yunna adalah karyawan baru di sini.

"Bu Syifa memang tidak memberi tahu kamu?"

Yunna menggeleng "Katanya sih saya ditempatkan di satu ruangan sama Mba Ifa, tapi kata Mba Ifa saya harus tanya ke Pak Tara dulu."

Tara tampak berpikir, dan akhirnya mengangguk

"Yasudah, ayo saya antar ke ruang kerja kamu."

Yunna mengangguk semangat, lalu mengikuti Tara

.
.
.

Di sepanjang perjalanan, Yunna tak berhenti hentinya bertanya kepada Tara, memang Yunna ini agak banyak bicara sepertinya.

"Kamu ini yang saya lihat aktif banget ya dalam hal berbicara?"