Zefanya menggendong Asha di pelukannya dengan celana pendek dan tank top hitam kesayangannya, kondisi Ifa saat ini mulai membaik, ia sudah beberapa kali memasak makanan yang mampu ia masakkan untuk makan malam, seperti malam ini, Ifa menggoreng ayam dengan teman sayur sop dan sambal.
"Lo makan duluan aja lah Fa, gue masih mau main sama Asha," ucap Zefanya.
"Zef, lo gimana sama Kevin? Ini udah hampir sebulan kan Kevin turnamen?" tanya Ifa membuat Zefanya menghela nafasnya berat.
"Dia kemarin nanyain lo sama gue," ucap Ifa jujur sambil mengigit paha ayam goreng buatannya.
"Harusnya dia nanyain gue dari dua minggu yang lalu, HAHAHA" ucap Zefanya diiringi tawa hambar darinya.
Kevin rutin menerornya dengan pesan dan panggilan telepon selama seminggu terakhir yang tentu saja berujung dengan dimatikannya ponsel tersebut.
"Besok katanya dia balik," ucap Ifa membuat Zefanya hampir tersedak ludahnya sendiri.
"Gue baru inget, besok gue ada pemotretan di Lombok," ucap Zefanya dengan sok terkejut.
Bohong, Zefanya tidak punya jadwal besok, dirinya hanya ingin pergi, karena merasa belum siap untuk bertemu dengan seorang bernama Kevin itu, mengingat apa yang terjadi akhir-akhir ini membuat kepercayaan yang dia bangun sedemikian rupa hancur lebur dalam sekejap.
"Hah?! Seriusan?! Terus lo kok belom packing?!" balas Ifa kaget.
"Abis makan gue packing deh," jawab Zefanya.
Zefanya memasukan beberapa baju dan barang-barang yang ia butuhkan seminggu ke depan ke dalam koper besar berwarna hitam miliknya, Ifa saat ini sedang menidurkan Asha yang tiba-tiba menjadi rewel.
Tiket pesawat telah ia kantongi, anjingnya bahkan sudah ia titipkan pada Ifa dan pegawai petshop dekat apartemen, agar mereka bisa mengunjungi rumahnya setiap pagi untuk memberikan makan dan membersihkan kotoran mereka di kandang.
Katakanlah Zefanya pengecut karena dirinya memilih lari daripada mengahadapi kenyataan yang ada, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk menyiapkan dirinya sementara waktu sebelum benar-benar siap bertatap muka dengan orang yang begitu ia percayai akhir-akhir ini.
WO yang membantunya untuk acara pernikahan, ia serahkan kembali pada Kevin, Zefanya bahkan sempat meminta maaf pada mama Kevin malam-malam buta setelah foto tersebut beredar luas.
'Ma, maaf.' ucap Zefanya begitu mama Nia mengangkat panggilan darinya.
'Sayang, kenapa?' tanya mama Nia padanya.
'Nanti kita ketemu lagi ya ma,' ucap Zefanya sembari tersenyum.
'Iya nak, kita pasti ketemu lagi. Tapi kamu kenapa sayang?' tanyanya khawatir.
'Zefanya pamit ya ma,'
TUT
Di pesawat, ia hanya menghabiskan waktunya untuk tidur lalu memakan beberapa cemilan yang ia bawa pada tasnya.
Perjalanan dari Soekarno-Hatta airport menuju Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Lombok memakan waktu hampir dua jam, sesampainya disana ia langsung masuk ke mobil yang telah ia pesan dan akan mengantarkannya ke hotel tempatnya menginap.
Jam masih menunjukkan pukul satu siang, dirinya langsung mengeluarkan barang-barang miliknya kemudian menyusunnya di lemari begitu sampai di kamar, dan sekarang ia berniat untuk pergi makan siang di restoran hotel sambil menikmati pemandangan yang strategis karena jaraknya yang tidak begitu jauh dari Gili Trawangan.
Ia menyalakan airplane mode lalu menghubungkan WiFi nya ke hotel, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menghubunginya tetapi ia masih bisa menggunakannya untuk berselancar di Internet.
Dirinya mengenakan rash guard swimsuit nya untuk snorkeling, ia lalu kemudian berangkat menaiki kapal yang telah ia sewa menuju spot snorkeling, akhirnya setelah sekian lama berkutat dengan tugas dan jadwal photoshoot dirinya berhasil liburan karena patah hati.
Entah sudah berapa lama Zefanya asik snorkeling sampai dia melihat tiba-tiba matahari yang tadinya berada tepat di atas kepalanya seakan-akan ingin pulang ke peraduan, berganti tugasnya dengan bulan dan bintang yang sudah bersiap.
Zefanya makan malam menggunakan fasilitas room service, dirinya hanya terlalu malas untuk turun lalu makan sendirian di suasana hotel restoran yang terasa romantis seakan-akan meledeknya yang sedang patah hati.
Zefanya menikmati sepiring iga bakar dengan semangkuk soto betawi sambil menonton tayangan Netflix berjudul Psycho but it's okay, setelah dipikir-pikir, dirinya dan Ko Moon Yeong punya beberapa sifat yang sama persis.
Dilain tempat, Kevin yang baru mendarat di bandara Soekarno-Hatta benar-benar khawatir setelah tahu bahwa Zefanya menolak semua panggilan masuk darinya, ia bahkan tak membaca satupun pesan yang dirinya kirim seminggu terakhir.
Terkait alasan mengapa dirinya tak menghubungi Zefanya selama pertandingan adalah karena ponselnya rusak parah karena terjatuh saat memegang pegangan eskalator, satu-satunya yang bisa selamat hanyalah kartu SIM miliknya, ia harus menyalin semua kontak di ponselnya satu persatu saat waktu istirahat latihan.
Kevin datang ke unit apartemen Zefanya tanpa pulang terlebih dahulu, ia benar-benar merasa bersalah pada gadisnya, terlebih saat pihak WO menghubungi dirinya untuk menanyakan kejelasan Kevin untuk menyewa jasanya.
Kevin disambut oleh Ifa dengan bayi perempuan di gendongannya, membuat Kevin terkejut bukan main karena melihat perubahan Ifa.
"Fa, Zefanya mana?" tanya Kevin begitu melihat bahwa apartemen terasa kosong melompong.
"Ada photoshoot katanya di Lombok," jawab Ifa sambil menaruh segelas air di depan Kevin.
"Seriusan?!" tanya Kevin panik, membuat Ifa mengerutkan dahinya heran dengan tanggapan Kevin.
"Dia nggak ngomong sama lo?" tanya Ifa.
"Gue nggak ngehubungin dia selama ini Fa," ucap Kevin merasa tak enak hati.
"Keluar lo," suruh Ifa mengusir Kevin keluar dari unitnya.
"Pantesan setiap ditanyain tentang lo dia ngelamun doang!" ucap Ifa menujuk Kevin.
Kevin menghubungi nomor Ethan selaku manager Zefanya, ia merasa ada yang tak beres dari Zefanya.
'Ya halo?' sapa Ethan.
'Mas Ethan sekarang lagi di Lombok nggak?' tanya Kevin.
'Hah? Lombok?! Ngapain gue kesana? Lagian, Zefanya juga nggak ada job kesana,' jawabnya yang membuat tubuh Kevin terasa kaku.
Setelah memutuskan sambungan telponnya dengan Ethan selaku manager dari Zefanya, Kevin buru-buru menghubungi nomor sang ibu sambil berharap bahwa setidaknya Zefanya sempat menghubungi ibu Kevin sebelum menghilang seolah-olah ditelan bumi.
'Halo, kenapa?' tanya mama Nia dari sebrang.
'Ma, ada Zefanya nggak disana?' tanya Kevin pada ibunya yang berada di Banyuwangi.
'Ngomong apaan sih kamu? Ngigo ya?' tanya mama Nia keheranan.
'Zefanya sempat telfon mama nggak?' tanya Kevin.
'Sempat, dia bilang dia mau pamit dan berdoa semoga bertemu,' ucap mama membuat Kevin makin merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔃𝔂𝓷𝓲𝓼𝓬𝓱
Fanfiction(n) ASDP (Antisocial Personality Disorder) merupakan gangguan mental dimana individu berperilaku agresif, impulsif, melanggar aturan hukum, dan tidak lagi memiliki perasaan bertanggung jawab terhadap perilakunya. Zefanya Anabelle Stephanie, gadis pe...