Pagi itu suara kicauan beberapa burung yang bertengger di dahan pohon terdengar merdu, sinar matahari yang masuk di sela-sela dedaunan pohon yang rindang memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Embun di pagi itu masih belum menghilang dan terlihat semakin tebal padahal tidak ada rintik ataupun hujan yang terlihat semalam lalu datang dari manakah embun yang bisa menutup seluruh jarak pandang dari arah depan itu.
Suara beberapa hewan hutan seperti seekor kera dan serangga membuat seorang wanita yang tertidur bersandar di pundak sang suami terbangun, wanita itu mengusap mata kirinya dan mulai melihat kearah sekelilingnya. Pemandangan hutan di pagi hari memang bisa menyihir pandang seseorang, Sun Hee terkagum-kagum melihat keindahan alam di depan matanya. Senyuman manis di wajah cantik wanita desa itu terlihat jelas dan dengan cepat Sun Hee membangunkan Dae Jung dari mimpi indahnya.
"Sayang bangun, lihatlah... lihat." Sun Hee mengguncang lengan kanan suaminya dengan pelan.
"Biarkan aku tidur lebih lama sayang," suara serak khas orang baru bangun tidur membuat Sun Hee kesal.
"Sayang lihatlah kedepan ada pemandangan yang sangat indah," kembali wanita itu menggoda Dae Jung agar pria itu mau membuka kedua matanya.
"Aku sangat lelah sayang..." Dae Jung masih tidak mau membuka kedua matanya.
Sun Hee sudah menyerah untuk membangunkan suaminya itu jadi dia hanya diam sambil menikmati pemandangan alam yang begitu asri tanpa tersentuh atau di rusak oleh tangan-tangan tidak bertanggung. Lama wanita itu terlanjur terlena akan keindahan yang ada di depannya dan perlahan-lahan kabut yang menutupi sesuatu yang berada di hadapan mereka mulai menghilang. Sebuah kuil berdiri kokoh di sana yang di perkirakan usianya sekitar puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu.
Terlihat dari bangunan kuil yang terbuat dari batu dan lumut-lumut yang menempel di sekitar tangga serta dinding kuil itu, Sun Hee tanpa sadar langsung berdiri dari duduknya dan mengakibatkan Dae Jung tersentak kaget dan terbangun dari tidurnya karena pergerakan tiba-tiba yang di lakukan oleh istrinya. Dae Jung mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu pria itu menatap kesal kearah Sun Hee yang berdiri di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan? Kau membangunkanku...." Dae Jung meregangkan otot-otot tangan yang keram karena tertidur dalam posisi duduk.
"Wahhh, apa-apa ini." Dae Jung ikut berdiri dari duduknya sambil menatap kuil besar yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Ba... bagaimana, bagaimana bisa ada kuil sebesar ini di tengah hutan?" tanya Dae Jung dan kali itu dia melihat kearah istrinya.
Sun Hee menghela nafas dan menatap tajam kearah suaminya "Kenapa kau bertanya kepadaku, aku bukan Dewa yang bisa membuat kuil dalam waktu semalam."
"Kau benar,"
"Tapi semalam aku sama sekali tidak melihat kuil ini..." Dae Jung melangkah kedepan dan dengan cepat Sun Hee menahan lengan kiri suaminya.
"Ada apa?" tanya Dae Jung.
Sun Hee melepaskan tangannya dari lengan suaminya "Aku rasa kita tidak di perbolehkan untuk pergi kesana..." gumam wanita itu.
Dae Jung sekali lagi melihat kearah kuil yang ada di depannya lalu melihat kearah istrinya "Tidak ada yang perlu di khawatirkan, kita bisa meminta tolong kepada biksu atau orang yang ada di dalam kuil itu."
Sun Hee masih terlihat ragu "Tapi semalam kita sama sekali tidak melihat ada kuil itu lalu kenapa bisa kuil itu ada di depan kita?.
Dae Jung tersenyum lembut "Sayang mungkin semalam kita terlalu kelelahan jadi kita tidak memperhatikan sekitar,"
"Tapi..." belum selesai Sun Hee melanjutkan kalimatnya Dae Jung terlebih dahulu memotong perkataan istrinya.
"Setidaknya di kuil kita aman sayang, jika kita terus berada di dalam hutan akan ada banyak hewan buas yang bisa mencelakai kita berdua." Dae Jung memegang tangan kanan istrinya dan pria itu langsung berjalan di depan.
Sun Hee dengan pasrah mengikuti langkah suaminya, mereka berdua menaiki anak tangga yang sudah di penuhi dengan lumut berwarna hijau tua. Saat mereka berdua sampai di atas kuil suasana di sana terlihat sangat sepi, tidak terdengar ada satupun aktivitas di sana biasanya di setiap kuil selalu ada dupa atau sesajian dan beberapa orang yang melakukan ibadah tetapi itu semua tidak ada di kuil itu. Seolah-olah kuil itu tidak memiliki pemilik atau di tinggalkan begitu saja, Sun Hee yang sebenarnya sudah merasa curiga dengan kuil itu terus membujuk suaminya agar pergi dari tempat itu tetapi Dae Jung melihat kearah pohon-pohon apel yang tumbuh subur di sekitaran kuil.
"Sayang tunggu dulu, coba liat di sana ada banyak sekali pohon apel." Dae Jung menunjuk kearah pohon-pohon apel itu.
Sun Hee yang awalnya tidak mau berada di kuil itu akhirnya tersihir saat melihat buah apel yang terlihat sangat menggiurkan "Dari kemarin kita belum makan dan di kuil ini ada banyak sekali pohon apel, untuk sementara kita tinggal di kuil ini dulu," usul Dae Jung.
"Baiklah, Ayo kita memetik beberapa apel untuk di makan." Sun Hee terlihat bersemangat karena pohon-pohon di sekitaran kuil itu tumbuh dengan sangat baik. Bagaimana mereka tidak senang, karena pekerjaan mereka berdua adalah berkebun tetapi karena wabah misterius yang menyelimuti Dinasti mau tidak mau mereka harus kehilangan pekerjaan yang mereka sukai, jadi saat melihat pohon atau tumbuhan yang tumbuh dengan subur membuat pasangan itu merasa sangat senang.
Dae Jung dan Sun Hee berjalan mendekati pohon-pohon itu, beruntung pohon apel di sekitaran kuil itu memiliki batang pohon yang rendah jadi mereka berdua bisa dengan mudah mengambilnya. Sebelum memetik buah apel itu Dae Jung dan Sun Hee berdoa terlebih dahulu di depan pohon dan setelah selesai mereka langsung mengambil buah apel itu, Dae Jung memberikan apel pertama yang dia petik kepada istrinya.
Sun Hee langsung melahap apel yang di berikan oleh suaminya "Wahh, apel ini sangat manis,"
Dae Jung tersenyum dan memakai apel di tangan "Bagaimana bisa apel semanis ini bisa tumbuh subur tanpa di rawat,"
"Ini mungkin karena pohon-pohon apel ini tumbuh di sekitaran kuil jadi Dewa memberikan berkat yang berlimpah kepada apel ini," jawab Sun Hee.
"Benar, selain manis apel ini juga mempunyai ukuran yang lumayan besar." Dae Jung masih memberikan pujian kepada apel yang mereka makan.
Tetapi tanpa mereka sadari di dalam kuil tempat di salah satu kamar yang gelap duduk seorang pria muda yang sangat tampan di atas lantai yang beralaskan bantalan tipis, pria itu memiliki senyuman yang menawan dengan kimono berwarna putih gading polos. Dalam kegelapan pria itu bisa melihat dengan jelas, rambut panjang berwarna merah itu memberikan kesan mengerikan. Pria tampan yang menjadi cerita rakyat dari beberapa Dinasti itu tidak pernah menyukai atau tidak mau terlibat dalam urusan manusia, tetapi untuk seratus tahun lamanya sang Gumiho memperlihatkan kuilnya kepada manusia dan bahkan mengijinkan mereka untuk memakan buah yang tumbuh di sana.
Gumiho itu pun berdiri dari duduknya dan berjalan pelan kearah jendela yang terbuat dari bambu, entah apa yang ada didalam pikiran Gumiho itu tetapi dia terlihat senang memperhatikan sepasang manusia yang tengah menikmati buah apel miliknya. Young-Soo, nama Gumiho yang menjaga kuil Dewa gunung itu menjadi pelindung bagi hewan dan tumbuhan yang hidup di hutan yang berada sekitaran kuil. Young-Soo yang saat itu baru memasuki masa remaja di usianya yang seratus tahun, dia ingin mengambulkan setiap doa yang di panjatkan oleh manusia.
Dan beruntungnya pasangan manusia yang tidur di dekat kuilnya menjadi target pertama Young-Soo untuk mengabulkan doa mereka, tetapi sang Gumiho tidak ingin terburu-buru dia ingin melihat manusia yang akan dia kabulkan doanya. Young-Soo ingin melihat apakah sepasang manusia itu merupakan orang baik atau pendosa, jadi Young-Soo memutuskan untuk muncul di hadapan mereka saat matahari terbenam. Untuk saat itu Young-Soo lebih memilih berdiam diri di dalam kamar sambil mengamati gerak-gerik dua manusia yang berada di luar kuil.
.
.
.
Halllo teman-teman jangan lupa like dan komen ya, berikan tanggapan dan kritik yang membangun dari kalian agar aku bisa terus berkarya. Ohiya, tolong tinggalkan jejak selama kalian membaca ya dan dengan begitu kalian memberikanku dukungan. Terimakasih....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale Of The Lonely Gumiho
FantastikMenceritakan tentang kehidupan Gumiho sang penjaga hutan yang hidup dalam kesepian selama ratusan tahun lamanya, Young-Soo yang di tinggal meninggal oleh cinta pertamanya secara tragis membuat hati kecil sang Gumiho terluka. Dengan tangannya sang pe...