-prologue-

1.2K 199 204
                                    

-Between love and ideals-

-05, oktober,2015-

Berpegang pada sisian besi pagar jembatan penyebrangan.Seokjin mengawasi hilir mudik padat  kendaraan yang lewat dibawahnya.Hingga keheningan diantara keramaian itu mulai terusik,kala dia merasakan kehadiran seseorang telah berdiri disampingnya- melempar senyum yang tidak pernah gagal menawannya. Namun, kali ini tanpa membiarkannya menyapa dulu,segera dia mengutarakan sebuah berita yang ingin disampaikan,sebelum hatinya semakin ragu.

"Lusa, aku berangkat ke Australia Ren."

Senyum itu seketika luntur setelah mendengarnya. Sedikit membuatnya menyesal telah mengeluarkan kalimat itu. Terlebih, saat dia tahu harus meninggalkan sementara wanita ini selama kurang lebih empat tahun. Namun, apalah daya ini juga merupakan salah satu hal terpenting dalam hidupnya, hingga berharap kali ini saja wanita ini mengerti dan mau mendukung jalan yang dia pilih untuk cita-citanya.

"Apa kau sudah tidak cinta lagi padaku Jin ?"

Bukan,bukan ini jawaban yang dia harapkan. Lagi-lagi dia harus mendengar Irene mempertanyakan perasaannya, yang sudah jelas cinta mati padanya. Setiap kali mereka membahas mimpinya itu.

''Bukan karena aku tidak mencintaimu," sedikit saja ia berharap kekasihnya akan mengerti kata-kata yang akan  dia  ucapkan," tapi kau tau ! ini, adalah mimpi yang selama ini kucita-citakan menjadi nyata."

" Aku tahu," kata wanita itu namun langsung melanjutkan," tapi kenapa tidak disini saja ? Kenapa harus sampai luar negeri, Jin kau tahu aku tidak bisa jauh darimu."

Dan dia sangat tahu itu. Hampir setiap hari mereka menjalani hari bersama lebih dari enam tahun,semenjak resmi menjadi sepasang  kekasih di tahun ke tiga bangku junior high school. sama seperti wanita ini,dia juga tidak bisa jauh-jauh darinya.

Namun, seminggu lalu salah satu kampus koki terbaik dunia Le Cordon blue baru saja mengirim surat kelolosannya yang resmi menjadi salah satu mahasiswa disana. Yang Irene bahkan tahu bagaimana  saat dia harus mati-matian memberanikan diri untuk mendaftar.

Sungguh sebuah kesempatan yang tidak ingin dia sia-siakan, mengingat bagaimana susahnya ia bersaing demi bisa masuk kesana.

Akhirnya dengan keyakinan yang menggebu dia menjawab," karena kau  juga tahu kan ?  disana adalah  tempat terbaik yang bisa kutempati untuk belajar hingga menjadi seorang koki hebat nantinya."

Justru membuat wanita itu membuang muka dengan sebuah dengusan. Menghela napas gusar wanita itu berbalik menatap tajam kearahnya berkata,'' lalu jika begini apa  pilihanmu ,"  dia melihat Irene menunjuk dirinya dan berkata," aku atau cita-cita kokimu ?!"

Seketika membuatnya terdiam.Sungguh sebuah keputusan yang sulit, jika harus dihadapkan pada pilihan antara cinta dan cita-cita.

'Tidak bisakah jika keduanya kupilih dan berjalan beriringan ?" Tanyanya mencoba menawar.

Namun Irene menggeleng tegas.

" Tidak Jin, Kau harus memilih. Karena aku tidak bisa jika harus menjalani hubungan jarak jauh."

------

-05,Desember,2020-

Setelah hampir delapan jam mengudara dari bandara Kingsford Smith, Sydney Australia. Pesawat yang ditumpangi akhirnya mendarat di Incheon, hingga membuat dia bisa bernapas lega. Karena setelah hampir empat tahun pergi,akhirnya kembali.

Dengan ransel yang mengelayut dibahu kirinya, menenteng karakter BT21 RJ, memasang  senyum lebar dia keluar dari pesawat sambil memakai kacamata hitam yang sejak tadi menggantung di kerah kaosnya.

Baru saja dia akan melangkah pergi, tiba-tiba saja dia merasakan dorongan kasar pada punggung, yang membuatnya hampir terjerembab.

" Yak!" Pekiknya dengan cepat memutar balik badannya, mendapati seorang wanita dengan tampilan acak-acak baru saja berdiri karena sepertinya jatuh saat menabraknya tadi.

Jaket levis yang dikenakan membalut tank-top hitam sedikit melorot dilengan sebelah kiri,rambut panjang bergelombangnya hampir sepenuhnya jatuh kewajah yang justru memasang wajah kesal.

"Hei... tuan kenapa kau menghalangi jalanku !" Bukannya meminta maaf wanita asing itu malah mengomelinya.

Tentu saja membuat Seokjin tidak terima," apa katamu ? Kau yang salah, kau yang mengomel. Bukankah seharusnya kau meminta maaf ?"

Dengan merapikan rambutnya kesamping, wanita itu sinis mengangkat sebelah bibir kanan atas. Belum sempat menjawab,dia justru mengeram saat mendengar seseorang meneriakan namanya.

"Lee Sohyunnn..."

Ck... tanpa kata maaf.  wanita bernama Lee Sohyun itu begitu saja pergi melewatinya. Hingga membuatnya kesal dan membatin, sambil melanjutkan langkah yang ingin segera keluar bandara dan pulang kerumah menemui keluarganya.

"Dasar wanita gila...!"

----

Halo aku bikin baru lagi
Semoga suka...

Dan tidak berat untuk sekedar mendukung dengan vote and koment.

Terimakasih :) ♡

Not one's cup of tea -End- Seokjin💜SohyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang