"Ampun Ma! Ampun Hiks... Hiks... Lepasin Ma sakit Hiks... Hiks... " jerit seorang gadis, saat sang ibu menarik paksa rambutnya.
"DIAM KAMU! JANGAN BANYAK BICARA!!"
Wanita itu terus saja menarik paksa gadis tersebut hingga sampai ditepi kolam renang.
"Saya ingatkan lagi! Kamu ini anak yang tidak ingin saya harapkan, jadi jangan sekali-kali kamu berharap saya akan memperlakukan kamu seperti kakakmu! Paham!!" Gadis itu mengangguk, jambakan dari ibunya semakin kuat dan seberusaha mungkin ia menahan rasa sakit yang menjalar dikepalanya.
"Maafin aku ma Hiks... Aku minta maaf... Tolong lepasin tangan mama dikepala aku ma.. Hiks.."
"Hahaha kamu pikir saya akan memaafkan kamu dengan mudah HAH! Setelah apa yang kamu perbuat pada ibu saya, Ingat! kamu itu tidak lebih dari seorang PEMBUNUH!!" ucapnya sambil menekan kata pembunuh.
Gadis itu terus menangis, sedangkan sang ibu tidak membiarkan tangannya terlepas sedikitpun dari rambut gadis itu.
"Hiks.. Lepas ma sakit Hiks... Tolong ma lepasin tangan mama.. Kepala aku sakit ma Hiks... Hiks.." mohon gadis itu.
Wanita itu menatap anaknya nyalang "Kamu bilang ini sakit hah! Rasa sakit yang kamu rasakan ini tidak seberapa dengan rasa sakit yang saya rasakan! saat ibu saya dibunuh oleh kamu, Genus!!"
"Ta- tapi Hiks... Bukan a-aku yang bunuh nenek ma.. Hiks... Hiks..."
"Cukup! Saya sudah muak, saya benci kamu Genus!" ucap ibunya sembari mendorong Gadis itu ke dalam kolam renang dan berlalu pergi.
Byurrr
"TOLONG... TO-TOLONG... AKU GAK BISA BERENANG... TOLONG!!!" teriak genus meminta tolong, hingga beberapa detik kemudian Alma datang dengan wajah panik.
"Astagfirulloh GENUS?!?! bertahan sebentar, Dek!!!"
Alma bersiap untuk menyelamatkan genus.
Byurrr
Alma kakak dari Genus, berhasil menyelamatkan Genus dan membawanya ke tepi kolam.
Uhuk.. Uhuk..
"Dek, kamu gapapa??" tanya Alma khawatir bercampur panik.
"Aku gapapa, Kak. Aku baik baik aja kok"
Alma menarik Genus kedalam pelukannya "Maaf" lirih Alma dengan meneteskan air matanya.
Genus melepaskan pelukannya "Hei, kenapa kakak minta maaf sama aku?" ucapnya seraya menghapus air mata Alma.
"Kakak udah jahat sama kamu, Nus. Kakak gak bantuin kamu dari amukan mamah, Kakak udah gagal jadi Kakak yang baik buat kam-" Genus menempelkan telunjuknya dibibir Alma.
"Sst, kata siapa Kakak jahat? Kakak gak boleh ngomong kayak gitu ah, buat Genus Kakak itu adalah Kakak yang terbaik sedunia karena selalu menjaga dan menyayangi Adeknya. Walaupun Adeknya ini bandel dan ngeselin" ucap Genus dengan tersenyum lebar.
"Tapi Kakak ngerasa bersalah banget sama kamu"
"Ngapain harus ngerasa bersalah sih, Kak? Lagian aku udah bilang sama Kakak, gak usah Kakak terus-terusan nyalahin diri Kakak Sendiri"
"Tap-"
Genus memeluk kembali Alma dengan sangat erat .
"Genus sayang Kak Alma"
"Kakak juga sayang Kamu, Dek"
Alma baru tersadar jika mereka kini tengah basah kuyup "Ya ampun, Dek. Kakak baru sadar kalo baju kita basah kuyup kayak gini?!?!"
Genus tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kaget sang kakak.
"Kenapa kamu ketawa??"
"Ngakak liat ekspresi kaget Kakak, padahal daritadi kita ini udah basah kuyup tau"
"Kenapa kamu gak bilang daritadi sih GENUS!"
Genus menahan tawanya "Aku kan baik gak mau gangguin Kakak yang lagi nangisin aku"
"Baru aja dipuji-puji, sekarang udah ngeselin lagi"
Genus berdiri masih dengan menahan tawanya
"Tapi aku ngangenin kan, Kak? Hahahaha" ucapnya ngibrit kedalam rumah alias kabur.
"GENUS!! AWAS YA KAMU!!!" teriak Alma lalu mengejar Genus.
***
Tbc.
Gimana nih prolognya?
Btw ini first story aku guys, jadi kalo gak seru mohon maaf aja soalnya baru pemula hehe
Jangan lupa Vote and Comment ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
GENUS
Teen FictionIni adalah kisahku, dimana orang lain selalu mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Lain halnya dengan aku yang sedari kecil selalu mendapat siksaan dan omongan pedas dari sang ibu. Sakit. Batinnya sakit. Itu yang dirasakan Genus selama bertahu...