🌿4🌿

1.5K 112 8
                                    

•°•°•°•

"Jadi, bisa katakan apa tujuan mu yang sebenarnya, datang tiba-tiba dan meminta putra kami menikahi mu?" Titah Arsell menyuruh Lulu untuk mengatakan tujuan kedatangannya yang sebenarnya.

Sedangkan Sella, istri Arsell hanya diam menyimak pembicaraan ini duduk di samping suaminya itu.

Menghela nafas pelan, Lulu sedikit meremas ujung hoddienya sebelum berbicara. Ia sedikit gugup ditatap intens seperti itu oleh ayah dan ibu Zio, tapi, meski begitu, raut datar di wajah Lulu masih terpasang. Gadis yang begitu pintar mengendalikan ekspresi wajah.

"Maaf sebelumnya, tapi, tentang Zio yang menginginkan pernikahan itu karena saya yang memintanya untuk menikahi saya.." tutur Lulu dengan nada santai.

"Kenapa?" Kini giliran Sella yang buka suara.

"Karena kami saling mencintai.." satu kebohongan yang dengan lancarnya langsung keluar begitu saja dari mulut Lulu. Cinta? Yang benar saja, keduanya saja tidak pernah saling mengenal, bagaimana mungkin ada cinta?

"Nak, jika memang kalian saling mencintai, kalian bisa berpacaran dulu, kalian masih SMA jadi jangan sia-siakan masa muda kalian untuk menikah di usia sedini ini.." ujar Sella lembut, mencoba memberi pengertian kepada gadis dihadapannya ini.

"Apakah Zio telah melakukan sesuatu yang besar?"

Lulu menggeleng pelan menjawab pertanyaan Arsell. Jujur saja, ia mulai bingung harus berbicara apalagi. Tapi, jika saja ia merubah semua rencana ini, maka ia akan kehilangan kesempatan emas seperti ini yang mungkin tak akan pernah datang lagi kepada dirinya.

"Ah!" Lulu dan Arsell serempak menatap Sella yang tiba-tiba saja terpekik keras seperti itu.

"Bukankah kau adalah gadis yang kemarin dicium Zio di depan kelas?"

Blushh!!

Wajah Lulu memerah, ah, kenapa tiba-tiba ibu Zio mengungkit hal itu sekarang?

"Cium?"

Wajah merah Lulu semakin memerah saat mendengar suara bertanya ayah Zio.

Sella mengangguk cepat, ia membalas tatapan Arsell dengan tatapan santai. "Kau tahu? Kemarin putra mu itu dipanggil ke sekolah karena berani mencium seorang gadis di depan seorang guru."

Kedua mata Arsell membulat terkejut. Bagaimana mungkin, secepat kilat ia langsung menjatuhkan tatapan matanya pada Lulu yang diam kikuk ditempatnya.

"Benarkah itu?"

Tidak ada pilihan lain lagi selain mengangguk kaku, suara Lulu rasanya seperti tersangkut di tenggorokan, sulit dikeluarkan.

"Astaga!!" Desah Arsell merasa frustasi dengan tingkah putra sulungnya itu. "Apakah dia sengaja melakukan itu?"

Bahu Lulu menegak tegang saat mendengar pertanyaan itu. Sungguh sekarang ia bingung, tapi sebisa mungkin Lulu akan menjawabnya dengan tenang dan jelas.

"Sebenarnya tidak sengaja.." cicit Lulu dengan suara pelan.

Kedua alis Arsell menukik, "dia sudah minta maaf?"

Lulu meneguk ludahnya sendiri dengan kasar. "Su-sudah.."

"Lalu apalagi masalahnya? Maafkanlah dia nak, dia tak sengaja.."

Pandangan Lulu terangkat, mata gugup nya berubah seketika menjadi mata tajamnya. Tanpa sadar rahangnya mengeras, dengan kedua tangan terkepal kuat.

"Tidak bisa semudah itu tuan."

"Kenapa tidak bisa?"

"Zio telah mengambil sesuatu yang telah saya jaga selama ini, dan dia harus menebus itu semua.." entah datang keberanian darimana, Lulu langsung bisa berkata-kata seperti itu.

"Sesuatu yang berharga?" Cicit Sella dengan sebelah tangan yang menutupi mulutnya yang ternganga.

Mengerti kemana arah jalan pemikiran ibu Zio yang mungkin sudah tak sejalan, Lulu menggeleng pelan. "Nyonya, jangan berfikir hal aneh, Zio hanya mengambil first kiss saya, itu saja tidak lebih.."

Sella menurunkan kedua bahunya dengan lega. Ternyata, putranya tak sebrengsek yang ia kira tadi.

"Itu hanya first kiss.."

Reflek Sella dan Lulu menatap cepat pada Arsell yang masih di posisinya.

"Say—"

"Hanya first kiss, tapi itu sangat berharga bagi saya!"

Sella dan Arsell terkaget dengan nada tegas yang mulai dikeluarkan Lulu.

"Maaf saya kelepasan.." cicit Lulu bersalah karena kelepasan berbicara.

Arsell dan Sella berpandangan sejenak dan kemudian saling mengangguk.

"Nak, kami harus membicarakan ini dengan serius, jadi tolong beri kami waktu.."

Kedua mata Lulu tampak melunak, gadis itu menghela nafas pelan kemudian mengangguk pelan. Gadis itu bangkit berdiri, kemudian membungkukkan badannya sedikit. "Saya permisi, maaf sebelumnya karena saya telah mengacau disini.."

Lulu mulai melangkah pergi keluar dari ruangan itu, dalam hati ia terus berharap, semoga saja rencananya ini bisa berjalan lancar.

*

"So, gimana? Lo ngga ngomong aneh-aneh kan?" Zio yang sedari tadi menunggu di ruang tamu dengan resah langsung memberondong Lulu dengan pertanyaannya.

Lulu yang tadinya sedang menunduk langsung mendongak menatap wajah Zio dengan tatapan mata sulit diartikan, dan sialnya tatapan itu malah membuat sosok Zio terpaku diam.

"Mereka sedang membicarakannya... Lo tenang aja, gue nggak sejahat itu buat ngarang kebohongan dengan berlebihan.." senyum kecil terukir di bibir Lulu.

Gadis itu menepuk pundak Zio pelan hingga membuat cowok itu tersadar dari keterpakuannya saat menatap wajah Lulu.

"Gue pulang.. permisi.." Lulu mulai berjalan menjauhi Zio yang masih terdiam ditempatnya.

Zio berbalik cepat, matanya menatap lamat punggung Lulu yang perlahan menjauh darinya.

"Kenapa Lo minta gue nikahi?" Tanya Zio tiba-tiba.

Kedua kaki Lulu berhenti melangkah, gadis itu diam untuk beberapa saat, kemudian mulai membalikan tubuhnya kembali menatap Zio.

Sebuah senyum terukir, bukan senyum manis atau senyum sinis. Itu sebuah senyum getir yang maknanya tak dapat dimengerti oleh Zio sendiri.

"Ada satu alasan.. dan gue belum siap buat kasih tau Lo.." Lulu langsung berbalik dan pergi setelah berucap demikian.

Sedangkan Zio masih mencoba mencerna baik-baik perkataan Lulu barusan. Apa maksudnya?

•°•°•°•°•°•

Alasan??? Apa yaa???

Simak terus kawan-kawan..

Sampai jumpa di part selanjutnya😎😎.

Good Or Bad Couple? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang