Hello semua................
yuhuuuu...akhirnya wolly bisa update chapter inih meski ga panjang buat permulaan...
maap maap ya kemarin marin hiatusnya lama sangat...
cus..tinggalkan jejak bintang dan komen ya biar wolly semangat rajin update ini cerita..
Go..
_______________________________________________________________
Bantal empuk itu membuatnya tidur nyaman dalam beberapa jam terakhir. Hingga seorang bocah yang mempermainkan sesuatu di hidungnya juga tak membuatnya terbangun. Meskipun berulang-ulang digelitiki hidungnya tak membuat Aneke geli.
Julie mendengus jesal. "Mom..,ayolah bangun." Bocah itu merengek, terus menggelitiki hidung dan seluruh wajah Anneke. Lama kelamaan pun Aneke bangun karena ulah bocah itu yang tak mau diam, dengan suara cempreng khas bocah mengusik kupingnya hingga akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Sayang....," ujar Aneke serak seraya meraih tubuh mungil itu, berguling memeluk tubuh itu sambil menciumi seluruh wajahnya. " Maafkan mom ya..,". Aneke berkata sambil menatap mata Julie. Bocah itu mengangguk. "Julie akan selalu memaafkan mom karena Julie sangat sangat menyanyangi momy. Janji ya mom jangan pergi lagi dari Julie ya." Mata itu bocah itu terlihat mulai berair.
Sebegitu kah rasa sayangnya ke dirinya. Renung Anneke. Julie harus tahu semuanya, menceritakan yang sebenarnya kalau dirinya bukanlah ibu kandungnya dan mungkin suatu saat dirinya akan pergi meninggalkannya. Waktu yang akan menjawab semuanya. Dan bocah itu harus siap kehilangannya dirinya untuk selamanya.
"Julie..,sebenarnya mom ini...." Ucapannya tergantung saat suara itu terdengar jelas dari samping ranjang.
"Julie, far bilang jangan ganggu mom dulu. Mom sekarang butuh banyak istirahat dulu. Tidak lihat bagaimana kurusnya mom saat ini."
Bocah itu memperhatikan wajah momynya. Menelisik dengan mata indahnya. "Benar kata dady, ada lingkanran hitam di mata mom," kata Julie seratya menelisik lagi dengan cermat wajah Aneke. Aneke tersenyum sendiri atas kelakuan bocah yang terbaring diatasnya itu. Dengan sadar perlahan Aneke membelai puck kepala Julie.
"Julie sayang biarkan mom dan dadymu ini bicara dulu ya. Nanti momy janji kalau mom sudah sehat akan main-main lagi dengan Julie."
"Baiklah Julie akan bersama suster dulu. Julie akan menjadi anak baik dan patuh agar mom tidak meninggalkan Julie lagi. Julie sayang mom." Ucap bocah itu mencium pipi Aneke sekilas seraya langsung bangun secepat kilat berlari meninggalkan kamar.
Sekarang hanya tinggal Patric yang ada di ruangan itu. Aneke tidak tahu bagaimana sekarang ini bersikap terhadap Patric. Dirinya merasa tidak nyaman berduaan dengan Patric.
"eheem. Bagaimana keadaanmu?" Patric memecah kesunyian yang beberapa saat terjadi semenjak Julie sudah tak ada diruangan. Patric duduk di ujung ranjang, seraya menatap Anneke dengan raut muka yang datar. Ekspersinya yang Aneke tidak bias baca.
"Kau bisa lihat sendiri. Aku baik. Jadi......" Anneke ragu untuk memulai semuanya.
"Iya..apa?" Patric dengan santai menunggu Anneke melanjutkan bicara. Apa yang sekarang ada di benak wanita yang ada di depannya sekarang dia harus tahu.
"Ada hal penting yang mau aku bicarakan." Lirih Aneke
"Iya, aku hari ini banyak waktu. Jadi bicaralah."
"Istrimu masih hidup. Bersama seseorang. Aku melihatnya. Dan dia yang menyekapku selama ini. Dia ternyatan dalang dibalik semuanya, merencanakan sejak kecelakaan itu terjadi."
Anneke berbicara tepat di manik mata Patric. Dan reaksi dari pria itu hanya datar. Tak ada rasa keterkejutannnya. Berbanding berbalik apa yang dipikirkannya kalau Patric tahu tentang hal ini.
To be next continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me Your Wife (NMYW)
عاطفيةTerbangun dari koma, mendapati dirinya dengan wajah yang telah berubah menjadi orang lain dan yang membuatnya terguncang saat dirinya diakui sebagai seorang istri Perdana Menteri. Terkejut lagi saat mendapati amplop bertuliskan "Masih Ingatkah Kau U...