01. Gubuk Tua

112 11 3
                                    

-HAPPY READING-

***

Entah benar atau tidak, kabar mengenai gubuk tua di pinggir sungai sudah menjadi perbincangan hangat para warga sekitar. Banyak yang bilang bahwa gubuk tua itu angker. Isunya, gubuk itu di huni oleh sosok arwah wanita tua yang mati karena penyakit batuk yang amat parah. Para warga saat itu tidak pernah menjenguk bahkan membantunya pergi ke rumah sakit, hingga setelah beberapa hari para warga menemukan jasad wanita tua itu sudah membusuk terbengkalai di lantai.

Aku Tiara sabilah sempat tidak percaya dengan isu-isu yang di bicarakan warga, karena menurutku semua itu hanya takhayul belaka yang di umbar warga agar orang-orang tak berjalan pulang atau pergi melalui jalan dekat sungai itu. Padahal hanya itu satu-satunya jalan yang dekat sekali dengan balai kota.

***

Semua berawal pada saat aku memberanikan diri untuk mengungkapkan hal itu benar atau hanya isu semata-mengenai kabar gubuk tua yang dibicarakan warga.

Di hari minggu, setiap warga pergi ke balai kota untuk mengunjungi bazar yang diadakan setiap minggunya. Aku dan temanku Shena pun berencana untuk pergi kesana. Kami sudah berpakaian rapi dan memakai jaket yang sama yang kami beli di bazar minggu lalu.

"Ayo," ajak Shena saat kami sudah berada di luar.

"Ayo," sahut ku sambil menautkan tangan ku ke tangan Shena.

Kami berjalan kaki untuk pergi ke balai kota, karena jarak dari rumah kami sangatlah dekat. Tapi, lebih dekat lagi jika melalui jalan sisi sungai yang melewati gubuk tua itu.

Tepat saat sudah di pertigaan jalan kami berhenti. Banyak sekali orang-orang yang berjalan melalui jalan tengah, yaitu berarti berjalan memutar untuk sampai ke balai kota. Aku sempat berpikir sejenak, ternyata orang-orang masih percaya tentang isu gubuk dekat sungai itu.

"Tiara, ayo! Kenapa diem?" tanya Shena saat melihat diriku masih diam dan melamun.

"Eh, iya," jawabku sedikit terbata-bata.

Shena menarikku berjalan ke arah tengah, tapi aku kembali menahan tangannya.

Shena menatapku dengan alis yang bertautan.

"Kenapa?"

"Kita jalan sungai aja yuk, biar deket," ajak ku. Aku ingin memastikan apakah isu mengenai gubuk itu nyata atau hanya bualan semata. Aku pun masih tidak yakin dengan semua yang di bicarakan warga. Ditambah agar jalan semakin dekat dan cepat sampai di balai kota.

"Sungai?" Shena masih terkejut dengan ajakanku karena melewati sungai dan gubuk tua itu.

"Iya, biar deket Shena." Aku menatap Shena dengan penuh harap.

"Nggak ah, aku takut Tiara. Disana katanya ada nenek tua tau. Ihh serem." Shena malah bergidik ngeri dan mulai mengencangkan cekatan tangannya padaku.

"Aku gak percaya."

"Udah ayo."

"Tap--" Aku menarik tangan Shena dengan sekuat tenaga ku. Tak peduli dengan Shena yang terus meronta-ronta berusaha melepaskan tangannya dari tautan tanganku.

Pada akhirnya kami pun berjalan melewati jalan sisi sungai itu.

Sepanjang jalan sungai, Shena tak melepaskan tautan tangannya padaku, malah semakin mengeratkan tautannya.

KHAYAL NYATA (Kumpulan Cerpen Horor)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang