So Many Things-

1.8K 236 36
                                    

Rintik hujan diluar menjadi backsound perdebatan Mark dan Jaemin kali ini.

Mobil mark itu masih belum bergerak. Sang Empu belum mau mengemudi.

"Jika ada yang diantara kita membuat semua ini terasa sulit maka kau orangnya Schatz" ucap Mark.

Jaemin mengehela nafas dalam dalam. Well Jaemin memang sedikit keras kepala tapi kalau ada yang lebih keras lagi kepanya maka Mark orangnya.

"Stop it Mark, we need a break. Not We— its Me. Give me a little Break" Jaemin hanya ingin jeda. Perihal rasa yang kembali runyam diantara mereka. Jeda untuk menata.

"Please schatz dont make it hard for both of us!" Mark berujar dengan nada Lirih.

Maka dengan gerakan pelan. Tangan Jaemin, Mark raih.

Semua perasaan yang Jaemin kubur dalam dalam akhirnya menguap begitu Mark dengan semena menanya mengenggam erat. Kembali membuncah ketika kedua irisnya bertemu dengan lawan yang didapatnya adalah sorot khawatir saat itu juga.

Satu isakan keluar tanpa Jaemin tahan. Seperti orang bodoh. Jaemin menangis depan sang pacar.

"Hey— kamu kenapa?"

"Aku minta maaf kalau aku ada salah—" kata Mari lagi.

Suara lembut milik Mark masuk dalam gendang telinga. Damn. Mark tidak paham betapa Jaemin merindukan dirinya. Presensinya. Suaranya. Sentuhannya.

"Aku tidak tahu kenapa Mark. Hubungan kita rasanya hambar— bahkan ketika aku mecoba untuk kembali seperti sedia kala. Semuanya berbeda. Tanggapanmu Bitter dan aku tidak tau kenapa" kata Jaemin.

Mark masih senantiasa mendengarkan.

Jika boleh jujur Jaemin tidak pernah meminta untuk jatuh cinta pada "bekas" pacar sahabatnya sendiri Lee Donghyuck.

Ya semua berawal dari Itu sampai 4 tahun lamanya masalah yang mereka hadapi masih sama.

Jaemin hanya merasa selama ini Mark hanya terus berlari menghindar bersamanya dari melupakan sosok masalalunya. Bukan mencoba ikhlas.

Itu adalah hal yang paling menyiksa yang pernah Jaemin rasa.

"You taught me that love can be an amazing and beautiful thing. But you also taught me that love will keep you up till midnight crying softly to yourself, wondering how much more pain can someone endure"

"Aku memikirkan segala prasangka buruk dikepalaku— semuanya bising sekali disini" tujuk Jaemin pada kepalanya.

"I saw you and Donghyuck di lobi Hotel minggu kemaren ketepatan saat aku lagi ngantar bunda karenna pekerjaan— no— bukan— tepat saat kamu siangnya aku telpon kamu kalau kamu dibandung— dan ternyata See kamu di... aku gak tau nyebutnya apa lagi—"

Jaemin terus berujar. Mengungkap segala perkara yang ia hadapi didepan sang pacar.

"so many feelings I can't explain, rasa percayaku sama kamu kalau aku cuman dijadikan pelarian selama 4 tahun belakang ini seperti gunung api. Meletus begitu saja Mark—"

Mark mengendurkan Genggaman. Menarik kembali tangannya ke pangkuan diri sendiri.

"can i love you without getting hurt?" Kata Jaemin lagi.

"i need a fresh start with everything, can you give me a break time Mark? Just a little bit" Lanjutnya.

Jaemin memalingkan wajah. Mengusap air mata yang entah lolos karena apa. Dengan gerakan cepat.

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang