Derap langkah kaki bergema di sepanjang lorong yang gelap. Hening. Kegelapan malam itu membuat merinding setiap orang yang melintasinya. Matahari yang sudah menghilang beberapa saat yang lalu membuat suasana semakin mencekam. Namun semua itu tetap tak menggentarkan sebuah cinta yang berdesir dan rasa khawatir akan seseorang yang terkasih.
Beberapa sorot cahaya menembus kaca dihiasi teriakan yang bersahutan meneriakkan sebuah nama. Dengan langkah tergesa-gesa segerombolan lelaki itu terkejut dan dengan cepat menghilang dari pandangan gadis tersebut. Lirih-lirih suara rintihan kesakitan gadis itu terdengar menyayat hati. Bulan pun seakan-akan sedih dan tak kuasa menyaksikan kejadian beberapa saat yang lalu. Cahaya indahnya tiada menghiasi langit seolah mengerti kesedihan malam itu. Gadis itu berusaha bangkit, kaki yang hanya dapat melangkah kecil tersebut harus berusaha keras melangkah menuju tempat yang aman. Hanya beberapa langkah, gadis tersebut jatuh. Semua itu ulah para biadab itu!
Dugaannya salah! Lelaki bajingan itu masih tetap duduk di pojok ruangan dengan seragam lengkapnya. Duduk diatas meja memandang rendah gadis tersebut dan berdesis setelah menghisap rokoknya. "HAHAHA...memangnya ada yang akan menolongmu gadis manis" ucapnya sambil menghampiri gadis tersebut.
"Tidak!!! Tidak akan ada yang menolongmu HAHAHAhA"
"Lalu? Apa kita harus memulai ronde berikutnya, sayang" ucapnya sambil mencengkeram rahang gadis tersebut dengan keras.Tangan gadis itu bergetar kuat, kepalanya menggeleng dengan kuat menginstruksikan ia menolak hal tersebut. Ia tak bisa melakukan apa-apa selain menangis, tangannya yang diikat, kakinya yang sudah banyak berdarah dimana-mana membuatnya tak mampu lagi harus berbuat hal lebih. Hingga ia mendengar banyak orang menyerukan namanya.
"A-appa" ucapnya bergetar
Gadis tersebut hanya memiliki satu pilihan. Ia kumpulkan seluruh tenaga terakhirnya di depan pria yang akan menodainya. Dengan cepat dan lantang berteriak
"APPAAAA....TOLONGGG...je-jebbal -
______________
[02:38 A.M]"APPAAAA....TOLONGGG...je-jebbal -
"SOOYOUNG!!! Sadarlah nak! Ada apa denganmu"
"H-hah H-hah..."
Dan beberapa detik kemudian bulir bening mengucur deras dari mata indahnya. Sooyoung melihat kekhawatiran muncul dari sorot mata Appa dan Eommanya.
"Appaa...Eommaa...hiks hiks"
"Tenang sayang, eomma tahu. Apa mimpi itu datang lagi padamu?" Peluk eomma sambil mengusap pelan punggung putrinya.
Sooyoung hanya mampu mengangguk. Tidurnya tidaklah nyenyak jika mimpi itu datang menghantuinya kembali. Saat-saat yang sulit, masa yang kelam dan rasanya ingin dilupakan saja oleh Sooyoung.
"Appa dan Eomma berjanji nak, hal itu tidak akan terjadi kembali dan Appa akan mencari semua pelakunya segera mungkin!" Ucapnya sembari mengelus pucuk kepala Sooyoung
•°|Sesaat kemudian|°•
"EOMMA APA YANG TERJADI?!"
"Nee eomma apa yang terjadi?""Sooyeon ini masih terlalu dini untuk berteriak. Tetangga akan dibuat ribut olehmu"
"Maaf eomma"
Tatapan Seungwoo memanas, namun dengan cepat berubah lembut menatap peri kecil yang sangat disayanginya. Sambil mengelus kepalanya,"Eomma, Seungwoo mau tidur nemenin Young-ie boleh?" paham akan kondisi sang adik, Seungwoo berinisiatif untuk menemani sang adik tidur.
"Ihh! Yeon-ie ikut juga!"
"Gak gak gak! Kamu tuh dek kalau tidur makan tempat!" Ujar Seungwoo sambil melotot
"Kkkk"
Sooyoung yang merasa terhibur oleh kelakuan Oppa dan kembarannya tertawa cekikikan membuat Appa dan Eomma lega.
"Baiklah. Yeon-ie tidur dikamar mu eottae!" Ucap eomma menengahi.
"Yahhhh~... Nee eomma" jawab Yeon-ie sambil cemberut sambil menghentakkan kakinya
Seungwoo. Choi Seungwoo. Kakak laki-laki (Oppa) yang sangat berharga bagi Sooyoung. Ia rela melakukan apapun demi adik perempuannya bahagia, membantu paling depan, posesif, overprotektif. Sooyoung bersyukur memilikinya.
'Terima kasih, Oppa' ucap Sooyoung dalam hatinya
Sekarang yang ia butuhkan hanyalah pelukan. Pelukan dari Oppa yang senantiasa ada untuknya./Cklak/(suara sakelar lampu)
"Masih terlalu dini untuk bangun, ayok tidur lagi dek" ucapnya sambil memeluk erat Sooyoung
/Cup/
"Heum...Nee Oppa"
Seungwoo masih juga tidak percaya akan kejadian yang menimpa adik tersayangnya. Usaha yang ia lakukan masih belum membuahkan hasil. Tak terasa tangannya mengepal kuat dan giginya bergemeretak mengingat masa kelam setahun yang lalu.
_______
Disisi lain"Tenang young-ie yang manis. Aku akan menjemputmu sebentar lagi." Gumamnya sambil tersenyum menyeringai ketika memandangi pigura besar dihadapannya.
/Tok tok tok/
"Permisi tuan, ada yang ingin bertemu dengan tuan."
"Biarkan dia masuk" ucapnya sambil tetap memandang intens pigura tersebut.
"Ckckck...masih tidak tobat ya kau ini! Tidak ada gambar yang lebih bagus kah untuk hiasan kamarmu ini! Dasar om-om pedo!"
"Maksudmu aku tua!hah?!" Ucapnya sambil melempar pisau ke arahnya.
'Dasar?!Untung reflek gua bagus. Dah gak sehat emang ni orang' ucapnya dalam hati
"Aku bertanya-tanya, tak puaskah dirimu membuatnya ketakutan malam itu?"
"Puas?"
•°Mon âme sœur ?!°•
[ENHYPEN]
By: rhlsasmitaysd
725 words / 11 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
•°Mon âme sœur ?!°• [ENHYPEN]
Fanfiction°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•° Aku berharap dapat selalu melihat senyuman indahmu itu - hs Sungguh indah sekali dirimu ini, hm - js Mau kemana? Ku antar ya? - jk Cih, merepotkan! - sh Jangan lupa datang yaa - sn Apa lu hah! Ber...