1

1 0 0
                                    

*Perhatian
Kalo ada dialog yang garis bawah kek gini berarti mereka sedang dalam menggunakan bahasa Jepang. Anggap saja seperti itu
(*´ω`*)



"Hei nak, kau tidak apa-apa?"

Pemuda yang diajak bicara itu hanya menatap pria itu kosong. Dia tidak menjawab pertanyaannya.

"Hei, setidaknya berbicara lah. Siapa namamu? Aku Ibuhara Takuya."

Pria itu pun jongkok dan menyelaraskan arah pandangan mereka.

Pemuda itu hanya menggeleng dengan bergumam, "Aku.. Tidak ingat.."

"Apa?"

"Aku.. tidak ingat namaku.." Pemuda itu menggelengkan kepalanya lagi.

Takuya pun menggaruk tengkuk nya bingung. Apakah dia harus membawa pemuda tak dikenal ini ke polisi? Bisa saja mereka menemukan identitas anak ini.

"Kalau begitu mari kita ke kantor polisi. Mungkin saja mereka bisa menemukan identitas mu." Takuya berdiri dan bersiap membawa pemuda itu.

Terkejut, dia menolak. "Kantor polisi...? Polisi.. TIDAK MAU! POLISI MENAKUTKAN! MEREKA JAHAT!"

"Hah? Apa yang kau katakan?" Takuya bingung. Apa yang dibicarakan anak ini?, pikirnya.

Pemuda itu menarik jaket Takuya kuat, dengan mata yang seakan-akan ingin menangis itu. Membuat Paman ini merasa iba.

"Hahh.. Baiklah kalau itu mau mu. Jadi bagaimana? Kau mau pergi ke rumahku?"

"Oh, itu boleh juga."

"Oi, apakah semudah itu kamu percaya pada pria asing yang baru saja kau kenal?"

Pemuda itu menggeleng.

"Paman itu baik."

Takuya memasang wajah bingung. Yah sudahlah, dia juga masih bocah.

"Nah, ayo kita tinggalkan tempat kotor ini dan ke rumah ku. Sesampainya di sana akan ku pastikan kau menjadi bersih, Nak.. Oh iya, namamu."

Pemuda itu menatap Takuya penuh harap. Seperti anak anjing.

Kalau ku perhatikan lagi, anak ini mirip dengan foto gadis itu... Apa mungkin... Tidak, tidak. Dia adalah laki-laki dan gadis itu tetaplah seorang gadis. Ya. Atau, ku beri saja nama yang mirip dengan gadis itu..?

"Nama mu... Itsuki saja. Bagaimana?"

Mata pemuda itu bersinar. Sepertinya dia senang dengan nama barunya. Lucu.

Takuya pun mengajak Itsuki pergi meninggalkan tempat itu dan menuju rumah nya.

"Kamu ingat umurmu sekarang berapa?" tanya Takuya.

Itsuki memegang dagu nya berpikir.

"... 17... 17 tahun."

"Tapi kamu cukup kecil untuk ukuran anak laki-laki berumur 17 tahun. Ga salah ingat tuh?"

Itsuki menggelengkan kepala nya seakan berusaha meyakinkan Takuya bahwa dia benar berumur 17 tahun.

"Ya sudah lah kalau begitu."

*****

"Kamu ingat cara mandi kan?" tanya pria itu sembari membuka pintu kamar mandi. Itsuki membalas nya dengan anggukan.

"Bagus. Nah sekarang mandilah. Aku akan menyiapkan handuk dan baju untukmu."

Takuya yang bermaksud pergi ke kamar untuk mengambil baju dan handuk tertahan karena Itsuki menarik kemeja bagian lengan nya.

"Ada apa? Kau butuh sesuatu?"

Itsuki hanya menggeleng dan membuka bibir merah nya itu, ".... Terima kasih.."

Takuya mendengus pelan dan tersenyum. Tangan besar nya mengusap pelan kepala pemuda itu dan berkata, "Jangan sungkan. Anggap saja aku sebagai kakak mu mulai sekarang."

*****

Itsuki keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan kaos milik Takuya yang kebesaran di tubuh nya.

Pemuda itu berjalan menuju dapur dan mendapati Takuya yang sedang memasak makan malam. Manik biru nya berbinar dan ia langsung berjalan cepat mendekati Takuya.

"Oh kau sudah selesai mandi. Tunggu lah di meja makan, sebentar lagi kare nya ma.. Tang..." Takuya baru menyadari kalau Itsuki tidak menggunakan celana.

"K-K-K-KAU!! KENAPA TIDAK MENGGUNAKAN CELANA?!" Sontak Takuya terkejut dan berjalan mundur dari Itsuki. Tangan kanan nya menutupi setengah dari wajah nya yang memerah.

"Ah... Celana nya kebesaran dan tidak pas dengan ku jadi..." jawab nya dengan wajah canggung.

"A-aahh, begitu kah... Kalau begitu besok aku akan membelikan beberapa baju yang pas untukmu."

Itsuki mengangguk paham dan berjalan menuju meja makan, menunggu pemilik rumah menyelesaikan masakan nya.

*Skip ke jam tidur (saya males ngetik banyak banyak hehe)*

"Aku tidak punya futon jadi malam ini kamu tidur di kasur ku saja. Biar aku tidur di ruang tamu."

Ketika Takuya hendak mematikan lampu kamar nya, lagi-lagi Itsuki mendekati Takuya, memegang dan menarik baju pria itu. Tak lupa dengan wajah memelas nya dengan sedikit semburat merah di pipi putih nya itu.

"Be-bersama..." gumam nya.

"Apa? Aku tidak jelas mendengarmu."

".. Tidur bersama.."

Takuya terdiam. Tidur dengan anak yang mirip 'perempuan' itu? Takuya yang sudah selama 5 tahun lama nya tak pernah lagi menjalin hubungan percintaan dengan wanita, di ajak tidur dengan anak ini?

Jelas ini merupakan bahaya untuk Takuya dan tentu saja untuk Itsuki. Pria berumur 27 tahun itu takut dia akan menyerang lelaki manis itu dan membuat nya mendesah akan namanya di bawah tubuh Takuya. Cukup dengan membayangkan nya saja Takuya bisa merasakan ada yang sedikit tegang di bawah sana.

"Takuya-san?"

Masih berada dalam bayang-bayang nya, Takuya tak menyadari panggilan dari Itsuki yang bingung.

".... Maaf, aku banyak meminta ya? Tidak apa-apa, aku akan tidur sendiri malam ini." Itsuki melepas tangan nya dan berbalik badan berjalan menuju kasur.

Takuya yang tersadar mendapati Itsuki yang sudah masuk kedalam selimut bersiap untuk tidur. Pria itu menghela napas lega sekaligus agak kecewa.

"Oyasumi, Itsuki."

Mengangguk, Itsuki membalas, "Oyasumi."

Setelah mematikan lampu dan menutup pintu kamar, Takuya terduduk lemas di depan pintu.

"Kukira hidupku akan tamat karena menyerang anak di bawah umur malam ini...."

 

  ·᳝∴̣࣭To be continued·᳝∴̣࣭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ItsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang