07

65 16 0
                                    

"Dai chan~" Inoo menyembulkan kepalanya dibalik pintu ruang ganti yang sepi itu.

"Oh, Inoo chan ada apa?" Daiki menaruh minumannya di sampingnya.

Dengan sebuket bunga lengkap dengan pocky di dalamnya, Inoo masuk ke ruang ganti itu lalu menyerahkan buket bunga itu ke Daiki.

"Selamat atas kemenanganmu~"

"Ah, terima kasih" ucap Daiki sambil mengambil buket bunga itu.

"Daiki senpai" panggil junior Daiki.

"Ah Jinguji kun, ada apa?"

"Takaki sensei ingin seluruh anggota klub berkumpul gymnasium sekarang juga"

"Baiklah, duluan saja aku akan menyusul sebentar lagi"

"Baik" junior Daiki itu pun segera pergi, kembali meninggalkan Daiki dan Inoo berdua.

"Kau dengar itu kan?" Daiki menghela nafasnya kasar.

"Pulang saja duluan, ini mungkin akan memakan waktu yang lama" Daiki meminum minumannya dalam sekali teguk lalu membuang minuman itu ke kotak sampah.

"Buketnya?"

"Taruh saja di lokerku, sampai jumpa besok Inoo chan" ujarnya sebelum menghilang dari balik pintu.

Inoo pun kemudian membuka loker milik Daiki dan berniat menaruh buketnya di lokernya, namun saat melihat isi loker Daiki yang sangat penuh, Inoo berusaha untuk menyempalkan semuanya di loker kecil itu.

Tapi kecil tetaplah kecil. Mau dipaksa seperti apapun juga tidak akan muat.

Inoo pun berinisiatif untuk memindahkan semua barang di loker Daiki ke dalam tasnya.

Lagipula tas Daiki itu besar dan Inoo berani bertaruh jika isinya hanyalah satu buku kosong.

Toh Daiki menyimpan semua bukunya di dalam laci mejanya.

"Yosh, dengan begini lokernya hanya akan berisi buket dariku" Inoo tertawa kecil lalu beranjak keluar dari ruang ganti itu bersama dengan tasnya.

"Ibu dan ayah mungkin akan pulang lama~ umm... hari ini aku masak apa? Ah iya, ada resep carbonara baru yang ingin kucoba! Baiklah, sudah kuputuskan! Aku akan masak carbonara!" Monolognya.

"Inoo kun"

Merasakan seseorang menepuk ringan bahunya, Inoo pun berbalik dan mendapatkan Yabu yang berdiri dibelakangnya.

"Ah Yabu kun! Ada apa?"

Yabu mencubit gemas pipi Inoo.

"Yang benar 'Yabu sensei'. Bukan 'Yabu kun'"

Inoo yang masih mematung karena Yabu menyentuh wajahnya, hanya bisa mengangguk dan menahan wajahnya agar tidak memerah.

"Kau mau pulang?" Yabu melepaskan tangannya dari wajah Inoo.

Inoo kembali mengangguk.

"Mau pulang bersamaku?"

"E-eh?" Inoo mengedipkan matanya beberapa kali.

Telinganya tidak salah dengar kan?

"Lagipula Arioka tidak pulang bersamamu kan?"

"Tapi aku harus berbelanja dulu sebelum pulang"

"Kalau begitu, aku akan menemanimu"

"Eh? Sensei yakin? Sensei tidak sibuk?"

"Jika aku sibuk, aku tidak akan mengajakmu untuk pulang bersamaku Inoo kun" Yabu tertawa kecil.

Reach youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang