BAB 9 | MENAWAN

110 24 17
                                    

Malam semuanyaa❤️

Kembali lagi bersama saya di chapter kali ini yang pastinya bakal lebih seru loh ya ampun😻✨❤️❤️

WHO EXCITED🥺✨❤️❤️❤️

YANG EXCITED LANGSUNG AJA BACA YOK, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN GUYSS🙏😭🥺

oke, langsung saja, happy reading jangan lupa ramaikan kolom komentarnya Hyung

"Ibarat Senyawa, kamu itu seperti senyawa Klorin yang sangat berbahaya dan membahayakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibarat Senyawa, kamu itu seperti senyawa Klorin yang sangat berbahaya dan membahayakan."

••••••••

"Lo kenapa bisa sepinter itu, sih? Semua soal gue sama Naya lo kerjain dalam waktu lima menit, dan cuma lima soal terlewat. Lo sepinter itu?"

Pertanyaan Natha membuat Dewa meletakkan botol air mineralnya. Dia baru saja meneguk segelas air mineral dan membuat Natha serta Naya melongo. Padahal, orang normal, pasti akan kelelahan dengan 115 soal jika hanya dalam waktu dua setengah jam. Namun, tidak berlaku untuk Dewa.

"Gue banyak berlatih, dan sering kerjain semua soal mau di bidang Kimia, mau Fisika atau bahkan Matematika," ujarnya masih santai. Naya dan Natha mengangguk. Tak lama, Pak Bas mendekat ke arah meja mereka bertiga dengan muka sumringah.

"Kalian sangat hebat. Penampilan dan kerjasama kalian sangat bagus. Tak sia-sia saya memilih Dewa sebagai pengganti cadangan Olimpiade Nasional berturut-turut dari tahun lalu. Sekarang kalian boleh bebas sebentar, pukul satu lebih sepuluh menit, kalian harus segera berkumpul di sini lagi," ucap Pak Bas disusul oleh Dewa yang sudah bangkit duluan.

Natha dengan segera berdiri dan hendak menyusul Dewa. Namun, Naya tak berhasil mengejar Natha. Ia mendengus, lantas membuka kotak makannya dan menyantap makanannya sendiri tanpa Natha yang entah ke mana. Natha melangkahkan kakinya bertahap dan secara pelan untuk mengikuti ke mana Dewa akan pergi. Pasalnya, ia sangat penasaran dengan cowok ini.

"Kalau suka bilang aja, gak usah pakai nguntit gue dari belakang."

Suara Dewa membuat Natha kaget dan langsung tersandung begitu saja. Dirinya sangat malu sekarang. Apalagi Dewa berbalik badan dan melihatnya saat jatuh. Natha dengan segera bangkit berdiri dan menepuk roknya yang kotor. Ia harus berpura-pura seperti tak sengaja mengikuti Dewa.

"Siapa yang ikutin lo? Gue Cuma mau ke toilet doang, kok. Lo ge-er tingkat dewa banget, sih, sama kayak nama lo, Dewaaaa!" ejeknya dengan memanjangkan nama Dewa dengan sengaja. Tak lama, Dewa maju, hingga menghapus jarak dengan Natha. Jantung perempuan itu sangat berdebar bukan main. Tatapan Dewa yang sangat teduh, manik matanya, membuat Natha tak bisa untuk tidak jatuh cinta.

"Toilet di sana," tunjuk Dewa mengarah pada papan penunjuk yang berada di belakang tubuh Natha. Membuat Natha menolehkan kepalanya ke belakang, dan benar-benar malu saat tahu papan penunjuk lokasi itu mengarahkan toilet ada di sebelah kanan barat auditorium. Sedangkan dirinya sekarang ada di sebelah selatan dari auditorium.

TWO-FACED [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang