06. Meet

15 3 0
                                    

Halooo lama tak berjumpa! Maaf banget story ini tidak sesuai wacana yang ingin fast update eh yang ada malah harus hiatus 3 bulan.

Maaf ya soalnya author baru aja masuk kuliah dan harus beradaptasi dengan jadwal, sampai gak punya waktu untuk update chapter :(

Sebagai bonus, hari ini aku kasih double chapter deh. Hope u like it teman-teman!

Jangan lupa vote and comment. Happy Reading ♡

.


"Kamu pacarnya Nara ya?"

UHUK UHUK UHUK. 

Kalian tau siapa yang baru saja tersedak? 

Jika kalian pikir itu Jaemin, kalian salah. Itu adalah aku. Mungkin kalian berpikir yang seharusnya seperti itu adalah Jaemin, karna aku pun berpikir demikian. Tapi lihatlah seorang yang ditanyai sekarang malah tetap tenang dan tersenyum manis tanpa rasa terbebani.

"Saya teman kampusnya Nara om."

"Oh begitu ya, sayang sekali. Baru pertama kali anak cowok datang sendiri ke rumahnya Nara, eh sekali datang kirain pacarnya Nara."

Melihat ekspresi Jaemin yang bingung harus merespon seperti apa, aku berusaha mengambil alih percakapan yang papa nyatakan.

"Papa apa sih, aku sama Jaemin mau belajar kok. Dah ya, makasih buat makan malam nya. Ayo Jaemin kita ke atas."

Tanpa aba-aba, aku langsung menarik lengan Jaemin dan membawanya ke lantai atas. Daripada dia ditanyai aneh-aneh lagi oleh papa, kan aku yang kebingungan.

"Nara, gak sopan kayak gitu sama tamu." Bahkan ucapan mama pun aku abaikan begitu saja.

Maaf kan Nara ya ma, Nara gak mau teman Nara ditanya aneh-aneh lagi sama papa.

Oiya, jangan kalian pikir bahwa aku akan membawa Jaemin ke kamarku ya, aku tetap perempuan yang memiliki etika. Di lantai atas terdapat ruang keluarga sama seperti di lantai bawah. Jadi, aku memutuskan untuk meninggalkan Jaemin sebentar di ruang keluarga sembari mengambil laptop dan peralatan belajar lainnya.

"Kau belum mandi." Ujar Jaemin ketika aku baru saja meletakkan semua peralatanku.

"Diam."

"Bau." Kembali lelaki itu berujar yang ucapannya cukup membuatku emosi.

"Bawel banget sih, iya iya aku mandi!" aneh sekali, seolah tubuhku dan tingkah lakuku selalu menurut pada setiap perkataannya.

Ya sudahlah, aku juga sedang malas berdebat.

~~~


Setengah jam berlalu.

Untung saja lelaki ini orangnya sabaran sekali, bahkan dia tidak mengomel atau menyinggung sedikit pun mengapa waktu mandiku lama sekali.

Wacana kami memanglah belajar bersama, tapi lihatlah saat ini yang kami lakukan malah asik memilih film untuk ditonton bersama. Saat lelaki bernama Na Jaemin itu kutanya, dia beralasan bahwa sudah malam untuk belajar bersama. Ayolah kau kira aku bodoh, aku tau itu hanya alibi semata karna dia pun sudah lelah menungguku daritadi.

Tapi tidak masalah, dengan senang hati akan kupersembahkan film-film terbaik untuknya sebagai alasan agar dia tidak tiba-tiba mengajakku belajar dipertengahan film karen film yang kami tonton membosankan baginya.

"Film ini sepertinya bagus."

Kumengerjap berkali-kali mendengar ucapannya.

Sangat jelas mengapa reaksiku seperti itu, karena yang dia pilih adalah film animasi disney. Hey, siapa yang tidak terkejut jika melihat seorang Na Jaemin dengan perawakan macho malah memilih untuk menonton film animasi.

Ransom | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang