1. Tetangga baru

844 74 7
                                    

"Mui, turun kebawah sebentar. Bunda ada pekerjaan nih buat kamu." panggil Keiko, Bunda Muichirou Tokito dengan lantang dari ruang tamu.

Sementara yang dipanggil hanya bisa mencebik kesal atas panggilan sang Bunda. Padahal sedikit lagi, ia bisa naik level dan melawan Lord tapi karena bundanya memanggilnya, mau tak mau Muichirou harus turun ke bawah memenuhi panggilan bundanya.

Muichirou melempar asal handphone ke ranjang, barulah setelah itu ia turun dengan berat hati meninggalkan game dan ruangan favoritnya, kamar.

Di bawah, tangan Keiko membawa sebuah kotak kecil yang pastinya berisi beraneka ragam jajanan ataupun makanan sebagai bentuk sambutan kepada tetangga baru. Bagaimana Muichirou bisa tahu? Kemarin malam, Keiko sudah lebih dulu membeberkan rencana penyambutan tetangga baru pada Muichirou.

Padahal harusnya si tetangga baru yang memberikan jajanan ataupun makanan. Entah bundanya yang terlalu baik dan dermawan atau si tetangga baru yang lupa.

"Ini kamu kasih ke tetangga baru kita, yah. Rumah tetangga baru itu jaraknya 2 rumah dari sini." Keiko mengulurkan barang ke hadapan Muichirou.

Muichirou menerima barang tersebut dengan raut wajah malas.

"Senyum dong, nak."

Muichirou mendengus lantas menampilkan senyum terpaksa ke arah Keiko. "Udah kan."

Setelah mengatakan itu Muichirou pamit lalu berjalan ke luar menuju rumah tetangga baru itu. Beberapa saat setelah kepergian Muichirou, Keiko menggelengkan kepala dengan sikap putranya itu.

Entah Muichirou ataupun Yuichirou, keduanya sama saja. Tidak ada ramah-ramahnya pada orang lain. Apalagi Yuichirou. Putra pertamanya itu suka sekali berbicara dengan kata-kata satir dan sarkas.

Tapi jika dipikir itu masih lebih baik daripada Muichirou. Setidaknya Yuichirou masih sering membuka mulut dan berbicara ketimbang Muichirou.

Bisa dihitung dengan jari berapa kali saudara kembar Yuichirou itu berbicara dalam setahun.

Memikirkan tentang sifat unik kedua anak kembarnya membuat rasa pusing tiba-tiba mendera Keiko. Sejenak Keiko mencoba mengurangi pusing dengan cara menghirup napas dalam-dalam kemudian membuangnya secara perlahan.

"Seingatku, aku dan suamiku tak seperti Muichirou. Seingatku pula, dulu aku berdoa agar mendapatkan anak. Tapi kenapa yang kudapatkan adalah es batu berjalan?"

 Tapi kenapa yang kudapatkan adalah es batu berjalan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Finally akhirnya cerita ini up juga.
Saya nggak yakin cerita ini akan bagus malah mungkin amburadul, iya.
Maklumin aja yah. Semua butuh proses, tak langsung instan, termasuk cerita saya.
Dah ye gitu aja.
Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran. See ya👋

Fall | Muichirou X NezukoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang