Tandai jika ada typo.
Selamat membaca♡
.
.
.Muichirou begitu fokus dengan kubik 4 sisi yang berada di tangannya, mengabaikan sahabatnya, Nezuko yang sibuk mondar-mandir dari kanan ke kiri seraya mengomel.
Muichirou sendiri tak mengerti apa alasan Nezuko bersikap demikian. Nezuko tak mengatakannya pada Muichirou. Ia ingin bertanya, tapi melihat bagaimana raut kesal Nezuko yang menyeramkan, Muichirou jadi mengurungkan niatnya dan memilih tetap fokus ke mainannya.
Tepat saat Muichirou berhasil menyusun ke 4 jenis warna rubik, kegiatan Nezuko mulai berhenti. Pasti dia sudah lelah, pikirnya. Tetapi saat Nezuko melangkah ke arah ranjang dan berniat berbaring, kepala belakang Nezuko malah terbentur ke dinding kamar. Menimbulkan suara benturan yang cukup keras.
Refleks Muichirou segera menghampiri Nezuko lalu memeluknya sambil mengusap kepala Nezuko.
Muichirou mendengar suara isakan kecil dari dalam dekapannya, yang akhirnya mulai menjadi tangis deras. Nezuko menangis. Membuat ruang kamar berukuran 4×6 meter dengan nuansa pink dan bunga itu menggema suara tangis Nezuko.
Tangan besar Muichirou terus saja mengelus surai legam Nezuko seraya berkali-kali mengatakan, tidak apa-apa.
Untungnya seluruh anggota keluarga Kamado kecuali Nezuko sedang tak ada di rumah. Jadi tidak ada yang akan khawatir ataupun panik karena mendengas tangisan Nezuko.
Beberapa menit berselang, tangis Nezuko akhirnya mereda. Gadis itu mulai menjauhkan diri dari dekapan Muichirou. Tapi meskipun begitu, Nezuko masih saja sesegukan.
"Udah mendingan sakitnya?" tanya Muichirou.
Nezuko mengangguk pelan kemudian mengusap sisa air mata di pipinya dengan kasar. Jemari Muichirou terulur mengusap sisa air mata Nezuko. Usapan itu terasa begitu lembut di pipi Nezuko.
"Kenapa sih, Nez? Ada masalah?"
"Dana untuk sewa tempat buat penginapan pas nanti kegiatan OSIS masih kurang banyak, Mui." Kata Nezuko. Alasan gadis itu sedari tadi mondar mandir tak jelas adalah karena memikirkan persoalan uang sewa tempat rupanya.
Muichirou mengangguk sebelum akhirnya kembali bertanya. "Emang kurang berapa?"
"Awalnya kurang 2 jutaan tapi sama pembina OSIS dan ditutup 1 juta. Sisanya, baru ketutup 500 ribu. Temen-temen OSIS lainnya udah nyoba buat bujuk adik kelas biar ikut walaupun bayar setengah tapi tetep aja nggak mau. Nah sisanya itu lho, kita bingung banget gimana cara nutupnya. Pake uang apa." Jelas Nezuko panjang lebar.
"Gue pinjemin uang gue dulu aja gimana?" Tawar Muichirou.
Nezuko menggeleng tegas. Tidak, ia tak mau merepotkan Muichirou. Pemuda itu dan keluarganya sudah banyak membantunya. Nezuko sangat berhutang budi pada mereka.
"Nggak apa-apa, Nez. Gue punya tabungan sendiri kok. Dan kalo gue bantu elo buat nutup uang sewa, masih ada sisanya." ucap Muichirou berusaha meyakinkan Nezuko, bahwa tak apa jika uang tabungannya ia berikan pada Nezuko.
Tapi Nezuko tetap menggeleng. Ia teguh pada pendiriannya tak ingin merepotkan Muichirou lagi. Nezuko yakin ada cara lain agar bisa menutup sisa uang yang kurang.
"Pasti ada cara lain, Mui. Pasti ada cara lain buat nutup kekurangan dana tanpa perlu melibatkan elo."
Muichirou menghela nafas panjang lalu mengangguk. Memang ia terlihat pasrah akan keputusan Nezuko, tapi pikiran manusia sejatinya tak muda untuk ditebak. Termasuk pikiran Muichirou.
---◇◇◇---
Nezuko baru saja membaca pesan yang masuk ke hanphone miliknya. Binar bahagia begitu terlihat di iris sewarna sama dengan bunga sakura itu. Nezuko senang bukan main saat mengetahui jika kekurangan uang sudah ditutup oleh pembina OSIS, Giyuu Tomioka. Guru itu mengatakan jika ia baru saja mendapatkan pelunasan hutang dari salah satu teman. Dan kebetulan jumlahnya lumayan banyak, jadi Giyuu memutuskan memberi uang tersebut untuk menutup kekurangan dana untuk sewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall | Muichirou X Nezuko
FanficPerasaan terpendam dalam hati Muichirou Tokito, begitu besar dan dalam untuk seorang Nezuko Kamado. Pertemuan pertama keduanya diumur 14 tahun begitu membekas di ingatan dan hati Muichirou. Gadis manis yang bersurai legam, beriris sewarna bunga sak...