── O8

404 74 4
                                    

Kamu tahu bagian menyebalkan dari menunggu? Ya tentu saja menunggu tetapi tak ada hasil yang bisa di dapatkan dari hal menunggu tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamu tahu bagian menyebalkan dari menunggu? Ya tentu saja menunggu tetapi tak ada hasil yang bisa di dapatkan dari hal menunggu tersebut. Sudah lewat satu hari tapi Aruna masih kesal sebab pertanyaannya kemarin belum dijawab hingga hari ini oleh Nicholas.

Sejak Reksa datang dan menghampiri mereka berdua, nampaknya pemuda itu berusaha mengalihkan pembicaraan agar tak lagi membahas hal tersebut. Nicholas juga memang nampak seperti keceplosan sih. Tapi ya tetap saja! Aruna ini penasaran tahu! Kurang ajar sekali memberitahu info setengah-setengah. Nanti pantatnya kelap-kelip baru tahu rasa.

Pokoknya, yang Aruna tahu itu adalah fakta bahwa Nicholas dan Reksa telah bermain bersama selama bertahun-tahun tetapi Aruna sendiri tak pernah tahu lantaran gadis itu sendiri sibuk bermain bersama Daniel dan jarang sekali bermain dengan anak tetangga lain. Ya pantas sih sampai tidak kenal tetangga belakang rumah.

Tapi kan biasanya Reksa pasti ada inisiatif memperkenalkan Nicholas lebih awal. Mana pula Aruna juga sering main ke rumah Reksa tapi tak pernah bertemu Nicholas tuh. Jangan-jangan Nicholas ini diseludupkan?!

Pikiran aneh Aruna tertepis kala suara amukan menggelegar ke seluruh penjuru ruangan kelas Aruna. Telinganya tiba-tiba dijewer kuat bukan main dan apabila jeweran ini dilepas, maka Aruna yakin sekali pasti telinganya akan merah sekali sudah seperti habis di cat dengan cat akrilik. Haduh, ini kenapa sih?!

"Aduh,, duh,, bu, sakit bu." Aruna mengaduh sembari memegang tangan gurunya yang masih setia menjewer telinganya hingga berasa panas menjalar. Sementara teman-temannya yang lain justru malah menahan tawanya melihat Aruna yang kedapatan melamun oleh guru yang terkenal killer seantero sekolah. Haduh, yang sabar ya Aruna.

"Siapa yang suruh kamu melamun waktu lagi di kelas saya?! Bukannya perhatikan pelajaran malah melamun nggak jelas. Kamu pikir ilmu nggak perlu apa?! Sudah pinter kamu?!"

"Aduh,, belum bu, belum pintar. Maaf saya melamun tadi." Nasib oh nasib.

"Keluar kamu dari kelas saya! Belum pintar, bukannya belajar malah melamun. Keluar!"

Astaga. Kesialan macam apalagi yang Aruna alami ini ya Tuhan. Kenapa ada-ada saja sih? Ini tuh gara-gara Reksa dan Nicholas nih. Pokoknya nanti waktu pulang sekolah, Aruna mau balas dendam walaupun secara harafiah itu memang salahnya sendiri sih melamun di jam pelajaran. Tapi kan ini semua gara-gara mereka buat Aruna penasaran sampai hari ini!

Mau tak mau, Aruna jadi meninggalkan ruangan dengan diiringi tatapan meledek serta tawa teman-temannya yang hampir meledak kalau tidak ingat mereka berada di kawasan guru yang galaknya minta ampun ini. Malas.

Langkahnya berat menuju luar kelas. Kalau begini kan Aruna bingung harus ngapain. Sudah disuruh keluar kelas tapi tidak tahu disuruh kemana dan berbuat apa setelahnya. Nanti kalau ke kantin, dimarahi. Kalau ke perpustakaan, nanti disindir oleh ibu penjaga perpustakaan. Kalau begini mending Aruna dihukum suruh berkeliling lapangan deh. Serius.

REKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang