TB&TV | Bagian 38

173 19 7
                                    

You aren't unconsiously, so just realize. How can you falling in love with someone doesn't love you back?

•••

Ost: Put Your Record On - Rit Momney

"Ke mana si?"

"Ikut aja," titah Adimas begitu kami akhirnya keluar bersama dari vila.

Aku menyusuri pepohonan pinus menuju ke tempat perkemahan teman kelas laki-laki kami mengekori Adimas dari belakang.

Radius kurang lebih 50 meter, aku bisa melihat teman-teman sekelasku yang lain masih bersantai ria melakukan aktivitas bergadang bersama.

Tawa mereka, percakapan mereka samar-samar dapat kudengar dari jauh.

"Sini." Adimas menoleh ke arahku.

"Ngapain ke tenda woi?" Aku memelototkan mataku menatap Adimas curiga.

Yah bagaimana tidak curiga ketika konotasi dua anak remaja berbeda jenis kelamin berjalan berdua di malam hari mendekati tenda yang sedang tak lagi berpenghuni.

Aku meringis, otakku ke mana-mana. Tapi jangan salah, dengan negatif thinking, bisa melindungiku dari apa saja yang tak diinginkan.

Adimas menyibak tenda. "Ngapain diam aja? Buruan."

Anak laki-laki itu berjongkok membukakanku tenda sesaat sebelumnya memberiku kode untuk sedikit lebih mendekat ke arahnya.

Adimas pun membuka pintu masuk utama tenda dan mengikatnya terbuka lebar.

"Masuk nih?"

"Iya."

Aku hanya mengelus leherku canggung sembari mengambil posisi duduk bersila kemudian.

Ada stop kontak, lampu cas yang dibiarkan menyala sedari tadi.

Adimas pun ikut beranjak masuk.

Kami lantas duduk berhadapan. Anak laki-laki itu tertawa pelan mungkin karena melihat ekspresi awasku.

Karena masih memantau, Adimas pun lantas mengambil tas ranselnya mengambil sesuatu.

Aku mengernyit saja ketika anak laki-laki itu hendak mencolokkan kabel ke stop kontak berada.

"Gue matiin lampunya ya?"

"Buat apa?"

Belum saja kusetujui, dia lantas mematikan lampu cas di tenda yang kami masuki.

Gelap gulita sudah.

"DIM WOI GELAP!" Gertakku panik.

Aku memeluk tubuhku berjaga-jaga. Demi Tuhan, aku tidak paham apa yang direncanakan teman laki-lakiku ini.

"Del?" Panggilnya.

"Apa si?" Aku memejamkan mata erat masih memeluk tubuhku sendiri erat.

"Ngapain lo nutup mata?" Kudengar Adimas tertawa. "Kan udah gelap ngapain lo gelapin lagi."

The Bully and The VictimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang