V : meeting rasa dinner!

20 19 17
                                    

Happy reading guys and stay health!!

Suara di seberang sana sudah tak terdengar lagi, panggilan diputuskan secara sepihak. Membuat Mocca mematung sejenak, lalu ia tersadar. Dengan terburu-buru, ia mengambil tas genggamnya lalu mengambil higheels berwarna gold. Diiringi dengan lari-lari kecil dirinya bergegas untuk menemui Herza.

***

Pria berparas tampan itu bersender di ferarinya, jari-jarinya tak pernah berhenti memainkan ponsel. Kali ini pakaian  yang ia kenakan sepertinya terlalu spesial untuk hanya sebuah meeting kantor. Jas yang begitu modis, sepatunya yang berkilauan serta wajahnya yang selalu segar menambah nilai plus pada dirinya. Begitu sempurna, tak ada celah sedikit pun yang tersisa.

Suara hentakan kaki yang beraturan dari high heels wanita, menginterupsi kegiatanya. Refleks wajahnya menengok kearah sumber suara itu. Ia mematung, kedua bola mata tajamnya terbuka lebar, bibirnya juga sedikit terbuka seolah terbius dengan kedatangan wanita itu.

Mocca Adia Bimala, kecantikanya tak tertandingi. Dengan dress vintage model skater short sleeve V neck pleated dress dibawah dengkul, berwarna hijau army  yang melingkup ditubuhnya, membuatnya semakin anggun. Riasan yang tak begitu tebal, dengan lipstik yang tak terlalu terang, juga tak terlalu gelap menghiasi bibirnya. Rambut coklatnya yang tebal sangat terawat dan begitu indah meliuk-liuk menjuntai kebawah.

"Kamu cantik, Mocca!" Puji Herza, lelaki itu memang selalu to the point.

"Makasih pak! Namanya juga cewe pasti cantik, ya kan?"

Mocca tersenyum manis pada pria itu. Sepertinya ia tak peka, bahwa Herza memujinya bukan tanpa alasan. Tapi, gadis itu sangat mempunyai pikiran positif pada orang lain. Sampai ia tak bisa membedakan orang yang cinta dan benci pada dirinya.

Herza terkekeh, gadis ini begitu menarik untuknya. Tatapan dalam Herza tak pernah pergi, walau hanya sekejap hembusan angin saja.

"Berarti saya ganteng dong?"

"Yap, karena lelaki itu pasti tampan!"

Ucap Mocca enteng, dirinya memang sangat ramah kepada semua orang. Berbeda dari wanita lain yang selalu jutek jika bertemu orang baru. Tetapi, tidak dengan Mocca. Baginya, memberi kesan baik kepada orang baru adalah hal utama dan termasuk kedalam etika yang tak pernah ia langgar. Hingga membuat para lelaki suka salah paham dengan sikap baiknya.

"Terimakasih udah mau jemput secara tiba-tiba dan ngebuat saya jadi terburu-buru" Mocca tersenyum, perkataanya memang lembut tapi sepertinya menyindir.

"Maaf, saya cuma ngga mau kamu repot" matanya tak pernah henti menatap gadis itu.

Mocca mengangguk pelan, tatapan Herza padanya membuat ia sedikit tak nyaman. Gadis itu merasakan keganjalan dalam hati. Namun, lagi-lagi hal itu dipatahkan oleh logikanya yang super-duper positif thinking.

"It's okay! Bisa kita berangkat sekarang?"

Herza mengangguk mengiyakan, dengan segera ia membuka pintu mobil untuk Mocca. Dahi gadis itu mulai mengerut, sepasang matanya bertanya-tanya. Lalu ia tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada Herza.

Dan mereka berdua, menyusuri ibu kota dibawah langit malam yang sejuk. Semesta seolah, mendukung mereka berdua.

***

BRIDGE OF NUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang