04 - Kelabu

13 7 21
                                    

Dunia bahkan terasa kelabu tanpa sosok seorang ibu dikeluarga yang sudah terlahir rapuh.
—Algieba A. Rajendra Oshe.

''Akhirnya kamu ingat rumah juga ya Algieba.'' ucap pria separuh baya yang berada di ruang keluarga.

"MAKSUD ANDA APA?!" tanya Algieba dengan nada tinggi kepada pria didepannya.

"SAYA SUDAH BILANG UNTUK BERHENTI MENGANGGU KEHIDUPAN SAYA DAN TEMAN SAYA!" Algieba menambahi sembari menahan emosi.

"YANG SOPAN KAMU! GAPERNAH DIAJARKAN SOPAN SANTUN YA?" ucap Ayahnya dengan nada tak kalah tinggi.

"EMANG GAPERNAH DIAJARIN AYAH SAYA, DIA SIBUK SAMA PELACUR-PELACURNYA SAMPE ANAKNYA GA KEURUS." wajah Algieba memerah.

Algieba langsung meninggalkan Dewa yang terdiam kaku karena perkataan putra semata wayangnya. Sedangkan Algieba terlihat sangat terburu-buru, bahkan ia tidak membalas sapaan yang diberikan oleh Bi Surti.

Banyak rahasia di dalam lingkup keluarga ini yang kalian gatau, bahkan kalo disuruh memilih mungkin gua lebih memilih berada dikeluarga yang sederhana tetapi harmonis daripada keluarga yang bergelimangan harta tetapi rumpang, dingin dan palsu.

Bunda pergi buat selamanya sekitar 7 bulan yang lalu, karena penyakit kanker rahim yang dideritanya dan gua terpaksa tinggal sama orang yang engga pantes sama sekali disebut Ayah.

Oh iya, dia menikah lagi sekitar 2 minggu yang lalu, bahkan dia ga ada dikeluarga ini mungkin sekitar 2 tahun yang lalu. Tahun yang berat buat gua dan Bunda, Bunda berusaha buat ngelawan kanker rahimnya tanpa ada sosok suami di sampingnya.

Sedangkan Bokap gua? Malah asik nyari cewek penghibur buat nurutin nafsunya, selingkuh sama wanita yang 10 tahun lebih muda waktu Bunda bener-bener ada dimasa tersulit ngelawan kanker di tubuhnya.

Buat saat ini gua belum punya niat manggil pria itu dengan panggilan Papa lagi dan gua gabakal menerima wanita penghancur itu jadi pengganti Bunda.

Haha, bajingan emang.

Algieba berdiri di depan cermin, ia melihat seorang Algieba yang sangat berantakan dan tidak seperti biasanya. Badannya memanas, keringatnya mulai bercucuran dan matanya memerah.

Gua menuruni anak tangga satu persatu, lalu melihat wajah bahagia pria itu di ruang keluarga bersama istri barunya. Bahkan wajah bahaginya enggak pernah diliatin ke anaknya sendiri.

~~~

''Permisi Den Al, apa tidak sekalian makan malam dirumah?'' ucap Bi Surti. ''Bibi dan yang lainnya sangat rindu dengan Den Al loh, apalagi Den Al sudah 2 minggu tidak dirumah.'' ujarnya lagi dengan raut wajah yang sedih.

Algieba tersenyum mendengarkan permintaan Bibi Surti itu. Benar sekali, ia sudah tidak dirumah ini mungkin sekitar 2 minggu yang lalu semenjak Ibu tirinya itu menginjakkan kakinya dirumah ini dan ia lebih memilih berada di apartemen tanpa membawa harta dari ayahnya.

''Iya Bi maaf ya, Al lagi sibuk banyak kerjaan apalagi kan Al lagi ngurusin skripsi.'' ucap Algieba tersenyum.

''Krispi? Den Al buka usaha ayam juga toh?'' tanya Bi Surti bingung.

DarahmeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang