Jaehyun memandangi layar ponselnya. History chatnya dengan orang asing itu membuat dirinya tersenyum sendiri.
DY
Temui aku besok malam di MBC Cafè.Jaehyun masih memandangi pesan terakhir orang itu, belum sempat dia balas karena terlanjur senang.
Lamunannya sudah terlampau jauh sekarang, membayangkan akan seperti apa ketika dirinya jumpa esok malam. Dia bergegas bangkit, membuka lemari pakaian dan memilih pakaian terbaiknya saat itu juga. Jaehyun mematung, hanya tersisa kaus t-shirt berwarna hitam yang memenuhi lemarinya. Tidak ambil pusing dia langsung menarik satu stel t-shirt dan jaket jeans lalu berkaca memantapkan diri,Hmm tidak buruk.
Wajah tampannya sudah cukup mewakili semuanya.
Jaehyun tersenyum puas lalu kembali menggantungkan pakaian itu di tempat terbaiknya.
🎃
Hari sudah berganti dan kini sudah menjelang sore, rupanya Jaehyun sudah memakai pakaian pilihannya sejak tadi, sudah terhitung cukup lama Jaehyun memandangi layar ponselnya, lebih tepatnya memperhatikan jam yang sejak tadi hanya menampilkan angka 17 di depannya. Masih ada waktu dua jam sebelum dirinya harus berangkat. ah, kenapa dia jadi tidak sabaran seperti ini?
Ponselnya berbunyi tiba tiba, di dapatinya satu notifikasi dari seseorang yang membuat senyumannya mengembang sekarang.
DY
Kau tidak lupa kan?Jaehyun
TidakSingkat memang, tapi ketahuilah Jaehyun tidak sanggup membendung rasa senangnya saat ini. Dia bangkit dan lagi lagi tersenyum kegirangan. Jika saja salah satu dari Mark atau Haechan melihat ini, mereka pasti tidak percaya jika yang mereka lihat adalah Jaehyun si lelaki cool yang mereka kenal.
Jaehyun sekali lagi melirik jam di ponselnya, masih pukul 17:45. Masih ada waktu satu jam setengah tapi Jaehyun tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dia memilih untuk bergegas saat itu juga menuju Cafè dimana mereka akan jumpa. Sebelum dia kembali menutup pintu kamarnya, dia mematung sesaat, memperhatikan sekali lagi stelannya malam ini. Dia memegang jaket jeans nya sebentar, lalu berpikir. Entah apa yang membuatnya kini berbalik arah kembali memasuki kamarnya, dia melepas jaketnya, dan sekali lagi berkaca pada cermin di depannya. Kali ini dia mengangguk mantap, memilih meninggalkan jaketnya dan benar benar pergi meninggalkan kamarnya.
Pukul 18:30, Jaehyun sudah memposisikan dirinya pada sebuah meja membelakangi panggung, memesan sedikit minuman hanya untuk menghilangkan kebosanannya. Dia melirik jam di pergelangan tangannya, terlalu dini untuknya berada di tempat ini sekarang. Sesekali Jaehyun melikir orang orang di sekitarny, tidak cukup ramai, atau mungkin belum?
Jaehyun memperhatikan sesaat panggung di belakangnya, ada beberapa orang yang terlihat sibuk mempersiapkan alat musik. Jaehyun tersenyum, mengingat kejadian minggu kemarin saat pertama kali dirinya menemukan sosok orang itu. Dan saat ini Jaehyun sengaja mendudukan diri di tempat yang sama dari sudut yang sama. Sengaja, atau hanya ingin menyenangkan diri saja? Biarlah, biar Jaehyun sendiri yang menentukan kesenangannya sekarang. Sekali lagi Jaehyun melirik jam di pergelangan tangannya, sudah hampir waktunya mereka jumpa, tapi sosok itu belum juga tiba. Jaehyun mengarahkan seluruh pandangannya pada sudut Cafè itu, barangkali orang yang dia tunggu sudah datang, tapi entah perasaanya atau memang Cafè ini mendadak sepi?
Lampu di sekitar Cafè tiba tiba saja meredup, seketika atensi Jaehyun teralihkan pada sudut cahaya yang hanya terpancar pada arah panggung di belakangnya. Samar samar Jaehyun dapat melihat ada sosok lelaki manis sedang duduk menatap fokus piano di hadapannya. Jemarinya mulai bergerak hingga sebuah melodi mulai menarik indra mendengaran siapapun yang berada di tempat itu sekarang. Lebih tepatnya, hanya ada mereka berdua saat ini di dalam Cafè tersebut. Suara merdu sekali lagi menusuk pendengaran Jaehyun, dapat Jaehyun ingat dengan jelas, suara yang saat itu pernah mengusik atensinya hingga dirinya berada di sini sekarang.