Cha Seungwon terbangun dari mimpi yang indah tentang seorang yeoja. Sudah bertahun-tahun ia tak pernah bermimpi apalagi mimpi tentang yeoja.
Bukankah yeoja itu benar-benar nyata kemarin malam? Pikirnya. Ia bahkan masih bisa mencium harum tubuhnya di tempat tidurnya ketika ia menarik nafas dalam-dalam.
Ke mana dia?
Ah, dia pembunuh bayaran.
Ia menghabiskan malam dengan sang pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk membunuhnya.
Aku pasti sudah gila! Mengapa kulakukan hal sebodoh itu? Ia bisa saja membunuhku ketika aku sedang lengah.
Tapi aku masih hidup sekarang. Yeoja itu tidak membunuhku.
Wae!
Ia heran mengapa wanita itu tidak menarik pelatuk pistolnya dan membunuhnya. Bukankah itu pekerjaan yang gampang setelah apa yang dilakukan kemarin malam?
Pistol?
Di mana pistolnya?
Tangannya merogoh ke bawah bantal. Nihil. Pistolnya hilang. Yeoja itu pasti sudah mengambilnya ketika ia sedang tertidur pulas.
Belati?
Cha Seungwon menjatuhkan dirinya dengan sigap ke lantai. Seingatnya, ia memang melemparkan belati itu ke lantai kemarin malam.
Ya, dugaannya benar. Belati itu masih ada di sana.
Hati-hati diambilnya belati itu. Belati dengan pegangan hitam dan sangat ringan. Sambil mengusap belati itu ia berpikir kalau yeoja itu hanya perlu menghujamkan sekali ke jantungnya dan jantungnya akan berhenti mendetak. Tapi kenapa ia tak melakukannya?
Siapa yang memerintahkannya? Komplotan yang mana? Seribu pertanyaan mengganggu otaknya namun tak satu pun yang bisa dijawabnya.
***
Pengawal itu menghadap bosnya seperti biasanya, hal pertama yang dilakukannya setiap pagi adalah melapor kepada Cha Seungwon, ayah angkatnya. Namun ia heran, ketika ia menghadap sang bos, sang bos belum berpakaian lengkap. Hanya mengenakan celana training, bertelanjang dada, dan berdiri menghadap jendela.
"Ace," panggilnya. Cha Seungwon bergeming. Namun ia sama sekali tak menoleh. Matanya menerawang jauh.
Sang pengawal tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres. Nalurinya mengatakan ada sesuatu yang dipikirkan oleh bosnya.
Tiba-tiba matanya menangkap belati yang diletakkan di atas meja kerja sang bos. Ia terkejut. Ketika kemarin malam ia memeriksa ruangan Cha Seungwon, belati itu tidak ada di sana. Bila ada, ia akan tahu. Belati itu sama sekali bukan milik ayah angkatnya.
"AKU PANTAS MATI! AKU PANTAS MATI!"
Cha Seungwon menoleh kepada pengawal kesayangannya itu, lalu menoleh pada belati yang ada di meja.
"Ace, aku lalai menjagamu," tukasnya pasrah.
"Tidak ada yang terjadi, Kyu," tukas Cha Seungwon tegas. Pengawal yang dipanggil Kyuhyun itu tidak berani menatap wajah bosnya. Seluruh hidupnya ia berikan untuk menjaga Cha Seungwon, orang yang telah menyelamatkan nyawanya. Karena itu, ia rela mengorbankan nyawanya untuk ayah angkatnya itu.
"Bagaimana pembunuh itu bisa masuk rumah ini tanpa kami ketahui?"
Cha Seungwon menghela nafas.
"Ne, sungguh sangat piawai mengecoh kalian. Karena itu, aku ingin kau memperketat penjagaan kepada kedua putriku. Aku tidak mau terjadi hal buruk pada mereka," perintah Cha Seungwon. Kyuhyun mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family (Edit and Reshare Version)
FanfictionWanita itu diperintah untuk membunuh Ace, Cha Seungwon. Tapi ia jatuh hati padanya. Pria yang telah memiliki dua anak gadis itu berjanji untuk melindungi wanita itu. Hanya ia tidak tahu apakah itu sekedar untuk membalas budi atau pria itu memang men...