Petak Umpet

221 41 0
                                    

"Papa!"

Jaehyun menurunkan kacamata dan bukunya. Jaemin dan Jeno berlari ke arah ayahnya. Keduanya memeluk kedua kaki ayahnya.

"Ayo main hide and seek!" ajak Jaemin.

"Nanti anggur Papa pecah." tolak Jaehyun.

"Ih kata siapa di gudang Papa." Jaemin cemberut. "Di rumah kok."

"Iya, Pa!" kata Jeno.

"Oke, tapi Papa punya peraturan." ucap Jaehyun. "Kalian tidak boleh sembunyi bersama."

"Yaaah." Jaemin dan Jeno yang selalu bersama merengut.

"Kalau begitu Papa yang jaga." Jaemin menepuk paha Jaehyun keras. "Ayo Jeno kita kabuuur!"

Jaehyun menutup matanya. "Papa hitung sampai 10 ya."

Bibir Jaehyun menghitung. Setelah hitungan ke sepuluh, dia berpencar. Tujuan pertamanya adalah ruangan keluarga.

Tidak sulit menemukan Jeno. Dia bersembunyi di balik tirai jendela. Jemari kaki mungilnya bergerak-gerak gelisah.

Jaehyun pura-pura berteriak mencari sambil mendekat tanpa suara. "Jeno? Duh Jeno dimana ya? Jaemin?"

"Jeno? Jaemin?" Jaehyun terkikik melihat jemari Jeno semakin gelisah. "Hap!"

"Ahahahahaha!" Jeno terperangkap di pelukan Jaehyun.

Jaehyun menggandeng Jeno keluar dari jendela. "Sekarang kita cari Jaemin."

Jeno dan Jaehyun berpencar. Jaehyun ke bagian kiri rumah. Jeno ke bagian kanan rumah. Jaemin sangat jago bersembunyi sampai Jaehyun dan Jeno susah mencari.

"Jaemin tidak ada, Pa." lapor Jeno.

Jaehyun menaikkan alis. Dia menggandeng Jeno ke kamar. Diliriknya kolong tempat tidur dan lemari.

Setelah tidak ada, mereka berpindah ke ruang bermain. Tidak ada juga. Jaehyun membawa Jeno ke tempat terakhir yang sesungguhnya Jaehyun larang bagi kedua anaknya.

Jaehyun mengerutkan dahi. Tangga di perpustakaannya kenapa bisa jatuh?

Jaehyun mendongak. Sesuatu berwarna hitam menyembul dari atas lemarinya. "Aish. Kamu tidak bisa turun ya?"

"Iya." ucap Jaemin. Suaranya terdengar cemberut.

After Papa's WorkhourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang