「 09. deja vu 」

487 105 27
                                    

"E-eh aku— ngga keliatan, jadi aku geser sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E-eh aku— ngga keliatan, jadi aku geser sedikit." Jawab Jake cepat setelah melewati keheningan yang cukup lama.

Hampir saja Seoyun baper. Atau lebih tepatnya telat. Seoyun udah baper. Sedikit..

Disisi lain Jake merutuki tangannya sendiri yang bisa-bisa nya bergerak tiba-tiba.

Karena hawa-hawa canggung mulai muncul, Seoyun milih buat ngasihin Jake busur panahnya dan nyuruh dia buat nyobain sendiri.

— 𐂴.

Seoyun bertepuk tangan dengan antusias setelah melihat anak panah yang di tembakkan Jake mendarat sempurna di bagian tengah warna kuning.

Selain mendarat sempurna di bagian warna kuning, panah Jake juga mendarat sempurna di hati Seoyun. Panah cinta maksudnya.

Ih apa itu barusan? Abaikan. Anggap saja angin lewat.

"Uwaaa kereen! Kamu juga jago tauu! bagus! Bagus!" Seoyun mengacungkan kedua ibu jari nya kearah Jake.

Tanpa disadari, Jake ikut tersenyum ketika melihat Seoyun yang antusias melihat Jake tadi.

"Makasih ya." Jawab Jake sambil mengusap kepala Seoyun. Membuat pipi Seoyun yang tiba-tiba cosplay jadi tomat.

Kalo sekarang Seoyun boleh baper ngga?

— 𐂴.

"Belum pulang?"

Seoyun yang masih anteng denger lagu langsung menoleh keatas. Lebih tepatnya kearah Jake yang lagi berdi— oh sekarang dia duduk disebelah Seoyun.

"Masih nungguin Sunghoon, belum dijemput."

Jake ngangguk-ngangguk. Kemudian giliran Seoyun yang bertanya, "sendirinya kenapa belum pulang?"

"Lagi nungguin." Jawab Jake gajelas.

"Nungguin siapa?" Masih penasaran, Seoyun nanya lagi.

"Kamu."

Pipi Seoyun langsung menyemburkan semburat merah. Ucapan Jake ngga bagus buat jantung Seoyun. Apa Jake ngga kasihan sama jantung Seoyun yang daritadi mompa darah lebih cepat?

"Udah sore, kalo diculik kan ngga lucu."

Lagi-lagi Seoyun dibuat terbang sama ucapan Jake. Makin lama makin gabagus buat jantung Seoyun inii.

Seoyun ngangguk-ngangguk kemudian memilih untuk melihat ke depan lagi.

Suara rintik air hujan yang terjatuh memecah keheningan diantara keduanya. Matanya langsung menatap langit— "Eh hujan. Sunghoon bawa payung ngga ya?" Gumam Seoyun.

—kemudian matanya beralih menatap kearah Jake yang masih melihat langit hujan.

Seoyun tersenyum tipis, rasanya seperti deja vu. Kejadian tahun lalu terulang lagi hari ini, dengan orang yang sama namun situasi yang berbeda.

"Kenapa senyum?"

Keasyikan membayangkan masa lalu, sampai tidak sadar kalau sedaritadi Seoyun tersenyum sendiri.

Kepalanya dengan cepat menggeleng. Membuat Jake menatap heran. "Aku suka hujan, kamu suka ngga?" Tanya Jake random.

"Aku juga suka, apalagi kalo ditemenin kamu"

Hoon, kalo kamu datengnya agak lamaan juga ngga apa-apa kok hehe.

"Ah Seoyun maap lama ya, tadi hujan dijalan." Nah apa ini, baru juga dibilangin lama-lamain juga gapapa. Oknum bernama Park Sunghoon ini malah dateng cepet-cepet.

"Iyaa gapapa. Eo? Payung aku?" Tunjuk Seoyun setelah melihat sunghoon mengeluarkan payung lipat dari tasnya.

"Iya payung kamu, tadi pas lewat depan rumah kamu bunda nyuruh aku bawa ini, katanya takut hujan dijalan." Jawab Sunghoon sambil memberikan payungnya kepada pemiliknya.

Bundanya Seoyun kayaknya cocok jadi orang yang ngasih ramalan cuaca.

"Aku pulang ya, ati-ati dijalan." Tugas Jake nungguin Seoyun sudah selesai, tangannya menarik kupluk hoodie yang digunakan nya untuk dipakai menutupi kepalanya melewati hujan.

"Eh Jake, pake payung aku aja. Aku bareng Sunghoon kok." Seoyun menahan Jake yang hendak pergi, kemudian memberikan payungnya kepada Jake.

Begonya Jake malah terdiam. Tangan Seoyun menarik pelan lengan Jake, menyimpan payungnya di tangan Jake,

"ambil aja, nanti kehujanan, kalo sakit kan ngga lucu." Ucap Seoyun sambil menirukan ucapan Jake tadi.

"Dipake ya payungnya, dadahh." Seoyun melambaikan tangannya, kemudian menarik pergi Sunghoon secepatnya.

Jake tersenyum sambil melihat payung yang ada di tangannya.

Berbeda dengan Sunghoon yang daritadi tutup mata, kenapa dia harus jadi saksi keuwuan? Kasihan Sunghoon.

yoyoyo wassap! aku kembali!aku seneng banget! reader petrichor udah hit 300 lebih reader, padahal kemaren baru 200 an, tapi vote nya sedikit:< sider ayo keluar! nanti aku sambut kok (o´・_・)っ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yoyoyo wassap! aku kembali!
aku seneng banget! reader petrichor udah hit 300 lebih reader, padahal kemaren baru 200 an, tapi vote nya sedikit:< sider ayo keluar! nanti aku sambut kok (o´・_・)っ

tar, aku mau bagi poto haram.

tar, aku mau bagi poto haram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NGEHEHEHE, dicari: akhlak sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


NGEHEHEHE, dicari: akhlak sunghoon.

Write: 27-10-20
Published: 27-10-20

petrichor. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang