Problem Solved-

1.7K 231 22
                                    

"Bu— ibu harus di operasi. Hyunjin disini nunggu sama Yeji"

Anggukan lemah dari Ibu Hyunjin dapatkan.

Perihal biaya. Hyunjin sudah memikirkan nya.

2 hari yang lalu. Beasiswa yang ia Terima untuk Semester depannya. Hyunjin ambil. Ia bisa cuti.

Dan Ibu gak boleh pergi.

Dana itu cukup banyak mengingat biaya yang Kedokteran tidaklah murah. Setidaknya cukup untuk Operasi Ibu. Yakan.

Ia tapi pencairan dana itu Sangat Butuh waktu.

Maka dari itu keputusan sulit Ia ambil. Hari ini siang jam dua nanti ibu Sudah dijadwalkan Operasi.

Jam 10 pagi. Hyunjin pergi keluar Izin kalau ia mau membeli makan Buat Yeji. Jam 11 nanti Ia akan mengurus Surat surat persetujuan.

Berjalan pelan sambil membawa makanan. Hyunjin melihat ponselnya yang ia Matikan data untuk sementara.
Mengumankan maaf berkali kali. Bahwa ia Pergi tiba tiba.

Tanpa pamit— tanpa ucapan—

Membuka pelan pintu ruangan ibu dirawat. Hyunjin diam diambang.

Yeji tidak ada diruangan. Malah Felix yang bercengkrama tenang dengan Ibu.

Ingatkan Hyunjin untuk tidak berhalusinasi. Ini bukan di ibu kota dimana Ia bisa ketemu Felix seenaknya. Ini di Surabaya.

"Oh udah datang— Yeji tadi pulang sebentar— mau ngambil baju ganti katanya. Jadi aku gantiin"

Hyunjin tetap Diam. Felix tersenyum tenang. Ibu berujar kemudian memecah keheningan.

"Felix tadi barusan aja datang— lama gak ketemu nak Felix"

"Iya buu— maaf ya Lixie jarang nemuin Ibu kayak Tahun lalu" kata Felix sambil mengelus Tangan yang membuat Hyunjin mendekat kemudian menepuk pundak Felix pelan.

Keluar Ruangan sebentar ditaman Rumah sakit. Hyunjin menunduk. Felix diam. Tidak ada yang mau berbicara duluan. Dua duanya memiliki Ego segede Gaban.

"i'm just waiting for you to text me jin—"

Oh Felix sudah memanggil Hyunjin Dengan Nama. Ini bahaya.

Melanjutkan kalimatnya "You're telling me the things I want to hear, but you're not showing me the things I want to see. Jin, aku ada disini kalau kamu butuh sesuatu. Masalah yang sulit buat kamu pecahkan. Aku bisa kok diajak Tukar pikiran—"

"By—" Hyunjin bisa bicara Rupanya.

"Aku tau dari Sunwoo kalau kamu pulang. Aku hubungin Yeji kalau ternyata Ibu lagi gak baik baik aja. Dan aku kaget kalau kamu ternyata—"

"Cuti. Aku gak punya pilihan selain uang—" iya Hyunjin akan jujur sekarang. Perihal ia Mengurus berkas kemaren mengenai penarikan Uang.

"Kamu gak dapat izin dari kampus. Apa yang kamu bilang sama Yeji. Kamu bohongin saudara kamu—" Kebenaran Felix ungkap. Sekarang. Uang. Ahh uang itu sebenarnya gak berhasil Hyunjin dapat. Itu uang pendidikan. Tidak bisa cair dalam hitungan jam begitu saja. Yang Hyunjin dapat hanya Izin dua Hari. Untuk Pulang.

"Apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu mau ngapain!" Felix menguncang pelan Hyunjin. Tidak peduli tatapan orang orang.

"Ngemis dijalan— bodoh kamu. Kamu itu punya Aku. Bukan cuman aku yang punya kamu. Kamu bisa cerita aku kalau kamu kesusahan" pukul Felix pada dada Hyunjin sambil Terisak pelan. Merasa tidak begitu berguna bagi sang pacar.

Menghapus Air mata. Felix menarik Hyunjin jalan.

"Ikut aku. Kita selesaikan bersama—"

"Tapi—"

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang