Bagian Sepuluh

27 9 0
                                    

"Aku gak tau, ini cuma perasaan aku aja atau emang sebuah pertanda. Tapi aku merasa kamu mulai jauh..."

•••

Brummm brrummm...

Mesin motor terdengar begitu menggema, disambut dengan suara motor lainnya. Akilla berada di depan, tangannya yang kanan bergerak membuat sebuah perintah. Satu kelompok mulai menuju tempat yang ditunjuk. Lalu tangan yang lainnya melakukan hal yang sama.

Setelah semuanya sudah menempati posisi masing masing, Akilla melepas helmnya dan turun dari motor besarnya itu. Kaki Akilla melangkah kecil hingga menyisakan jarak yang tak terlalu jauh dengan Chiko. Mata Akilla menatap nyalang seseorang yang ada di hadapannya dengan Ragil yang berada di sebelah kanannya dan Alex yang berdiri tepat di kiri Akilla.

"Gue kasih lo waktu buat mundur," ujar Alex begitu santai.

"Gak akan, kali ini gue yakin Hiraeth bakalan tamat." Chiko berteriak di tengah keheningan d iantara mereka semua.

Seringaian mulai muncul di wajah Akilla. "Berapa banyak pasukan yang lo bawa? Seratus? Dua ratus? Gue yakin gak akan lebih dari empat ratus karena kasus kemarin yang bikin anak buah lo pada trauma."

"Hiraeth emang pengecut, beraninya main keroyokan," seru Noval dengan galak.

"Itu artinya lo semua gak sebanding sama Hiraeth, kalian gak akan bisa lawan kita karena kalian terlalu payah. Tolol emang."

Perkataan Dhiyana tentunya mulai memancing emosi anak anak King Street. Raditya pun tampak menggeram, jangan lupakan posisi dia sebagai wakil ketua sekaligus paper King Street yang sok berkuasa itu.

"Gini nih kalo geng kalian dipimpin sama cewek, mau gelut aja pake harus adu mulut segala. Ciri khas cewek emang, banyak bacot," ejek Chiko yang diiringi gelak tawa anak buahnya.

Sesaat setelah ucapan Chiko, perang pun pecah. Mereka mulai saling menyerang. Lapangan terlihat begitu ramai oleh suara teriakan semangat dan rintihan kesakitan yang dielukan oleh beberapa orang. Alex menerjang Chiko yang hendak memukul Akilla dari belakang karena sibuk melawan Raditya.

"Segitu payahnya lo sampe mau nyerang Killa dari belakang karena lo gak mampu lawan dia? Bego," hardik Alex dikala mereka saling melayangkan pukulan satu sama lain.

Chiko pun tersulut omongan Alex. Ia menonjok pipi Alex, lalu berputar dan mendaratkan sebuah tendangan tepat di wajah Alex. Membuat Alex mundur beberapa langkah dan hampir ambruk. Belum saja Alex menyiapkan diri, Chiko sudah kembali menerjang habis habisan.

Akilla yang sudah menyelesaikan pertandingannya melawan Raditya langsung melompat meninju dagu Chiko hingga membuatnya menengadah dan mengalirlah darah segar, lalu disusul dengan bantingan sapu khas Akilla. Kakinya pun menginjak perut Chiko lalu menonjok wajahnya dengan puas hingga Noval memukul tengkuk Akilla secara tiba tiba. Membuat Akilla tersungkur.

Melihat Akilla yang sedang dalam keadaan lengah, Chiko membalikkan posisi dan mulai menyudutkan Akilla.

"Gak seharusnya lo datang di kehidupan gue, lo penyebabnya," bisik Chiko dengan nafas memburu.

Jemari Chiko melingkar di leher Akilla, membuatnya kesusahan untuk bernapas. Namun Akilla lupa, kakinya masih bisa bergerak dengan bebas. Tanpa membuang kesempatan ini dengan baik, Akilla pun mengangkat kakinya, mengapit leher Chiko lalu menariknya. Secara otomatis cekikannya terlepas. Akilla pun membuat pergerakan Chiko terhenti.

Melihat wajah Chiko yang merah karena benar benar marah dan mungkin, ehh tentunya merasa sesak mengundang kekehan Akilla yang mengejek. "Gue tau gue cewek, tapi jangan remehin gue apalagi gue itu rival lo. Biar gue kasih tau info, gue ini pesilat handal."

Euphoria (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang