PROLOG

0 0 0
                                    

Pagi ini aku pergi ke sekolah dengan penuh rasa takut.

Entah apa yang sebenarnya aku rasakan pagi ini. Tapi rasanya pergi ke sekolah pagi ini adalah sebuah kesalahan besar bagiku.

Kenapa aku berpikiran seperti itu? Yah, mudah saja. Sedari tadi aku berjalan, aku bisa merasakan kehadiran orang lain atau mungkin sosok lain di belakangku dan ia mengikutiku. Jujur saja, biasanya aku tidak pernah diikuti seperti ini. Tapi, pagi ini berbeda dengan pagi-pagi biasanya.

Semakin cepat aku berjalan, semakin cepat pula derap langkah di belakangku. Aku semakin panik dan ketakutan, entah siapa dan mau apa dia denganku di pagi-pagi seperti ini.

"Duh, mana masih jam 6.05 pula! Dan jalanan di sini masih sepi banget." ujarku dalam hati dengan rasa cemas yang semakin menjalar di tubuhku.

Aku hanya bisa berharap aku cepat sampai di sekolah dan bertemu dengan keramaian. Sambil berjalan cepat, aku memikirkan segala tindakanku. Apa kesalahan yang pernah aku lakukan sampai aku dikuntit orang di pagi-pagi buta seperti sekarang. Rasanya hidupku di sekolah pun damai dan baik-baik saja. Aku kan bukan tipe yang suka berantem.

"Yes, sudah semakin dekat sama sekolah! Semoga saja dia berhenti mengikutiku." doaku dalam hati sambil terus mengambil langkah seribu mendekati gerbang sekolah yang tinggal 200 meter di depanku itu.

"100 meter lagi!" seruku merasa senang dalam hati.

Setelah gerbang sekolah berada di depan mataku, saat aku menoleh ke belakang, tiba-tiba saja sosok yang mengikutiku sejak tadi menghilang. Aku menoleh ke kanan dan kiri, memastikan kalau sosok itu sudah benar-benar pergi. Aku menghela nafas lega saat tidak mendapati siapapun.

Saat aku berbalik hendak masuk ke gerbang sekolah, tiba-tiba saja sosok itu sudah berdiri di depanku dengan membawa pentungan. Entah kenapa kakiku mendadak tidak bisa bergerak, sehingga aku pasrah saja dengan apa yang akan terjadi padaku.

Sosok yang mengenakan pakaian serba hitam itu mengayunkan pentungannya dan... pandanganku perlahan-lahan menggelap.

"Selamat tinggal dunia. Aku akan pergi meninggalkanmu." bisikku dalam hati.

The Twins and Cursed SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang