Baca nya pelan pelan aja ya biar ngerasa panjang hehehe.
Jangan lupa berikan vote dan komen ya! Biar aku semangat nulis nya.
Jangan lupa follow Instragram:
@Intannnnnn13_
-
Suara dentingan sendok beradu dengan piring yang menggema di ruang makan. Detak jarum jam ikut adil menemani keheningan malam. Keheningan itu berlangsung beberapa saat sampai akhirnya Anna membuka suara untuk menghilangkan rasa Canggu di antara mereka.
"Lo kenapa bisa ada di halte tadi?" tanya Anna setelah menelan makanannya.
"Ada urusan,"
Anna menelan kunyahan nya setelah itu berujar.
"Urusan apa?" tanya Anna.
"Lo gak perlu tau," kata Gevan.
Anna tak ambil pusing. gadis itu hanya mengangguk dan menaruh sendok di atas piring yang tersisa. Setelah meneguk airnya hingga tandas, Anna berdiri membawa piring dan gelas itu untuk dirinya cuci.
Anna duduk di sofa dengan keripik pisang yang menjadi teman begadangnya. Gadis itu menonton film horor di tengah malam sendiri. Anna setiap harinya menghabiskan waktu hanya untuk menonton film horor yang selalu membuatnya berteriak teriak karena takut. Anna memang penakut, tapi tidak tau kenapa Anna suka sekali menonton film horor yang menurutnya bisa membuat jantungnya lompat dari tempatnya.
Setelah makan malam dan mencuci piring bekas makanya. Laki-laki itu langsung masuk ke dalam kamar, Entah apa yang laki-laki lakukan di dalam kamar saat ini. Anna juga tidak mau tau.
Lima menit berlalu tapi masih tidak ada kejadian apa apa. sampai akhiranya layar televisi itu memperlihatkan wajah menyeramkan perempuan berambut panjang dengan wajah yang sudah tidak terbentuk. Anna memeluk bantal sofa dengan tangan gemetar, jantungnya memompa sangat cepat karena terkejut dengan hadirnya perempuan menyeramkan dengan tiba tiba.
Sampai akhirnya layar besar itu memperlihatkan kepala tanpa badan. Anna berteriak dengan kencang membuat Gevan yang sedang belajar berlari terburu buru karena terkejut akan teriakan Anna.
"Lo gak papa?" Gevan menepuk nepuk pundak Anna. Gadis itu tidak merespon, malah menutup wajahnya dengan batal sofa.
Gevan mendengar suara yang mengerikan. Laki-laki itu berbalik dan berdecak menatap layar televisi yang memperlihatkan perempuan dengan wajah mengerikan. Gevan berjalan meraih repot televisi dan mematikannya.
Laki-laki itu membungkuk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Anna. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke telinga Anna dan meniupnya pelan.
"Aaaaa Daddy," teriak Anna dengan kencangnya.
Gevan terkekeh geli melihat wajah Anna yang sangat lucu. Anna tersentak mendengar kekeh geli dari seseorang membuat rasa takutnya semakin menjadi jadi. Saat hendak berdiri untuk berlari tangan besar Gevan menariknya sampai akhirnya mereka berdua terjatuh, dengan posisi Gevan di bahwa dan Anna di atasnya.
Mata bulat kecokelatan itu masih tidak mau terbuka. Tanpa sadar tangannya terangkat untuk menyelipkan rambut Anna ke belakang telinga.
"Bangun, lo berat," suara berat itu menggelitiki pendengarannya membuat Anna membuka matanya perlahan. hal yang pertama kali Anna tangkap adalah dada bidang seorang laki-laki.
Anna mengerjap ngerjap kan matanya pelan. Gadis itu mendongak untuk menatap wajah laki-laki itu, hal yang pertama kali di lihatnya adalah mata tajam seperti elang. mereka saling pandang hingga beberapa detik sampai akhirnya suara itu mengagetkan mereka.