Satu dua laba-laba
Kupu-kupu jalan kaki
Setelah sekian lama nganggur
Aku balik lagi yeay!Ganyambung?
Bodoamat xixi
================================================================
"Sudah kubilang ikuti aku!"
Freeze.
"Eh.. Galen" ucapku spontan dengan menunjukkan cengiran padanya.Melihat Galen yang mengabaikanku, refleks aku menunduk dan menggaruk tengkuk canggung.
Kurasakan hawa disekitarku menjadi dingin. Sunyi.
Kucoba untuk mendongakkan kepala untuk melihat Galen dan Mio yang saling menatap tajam.
Aku yakin jika aku berada diantara mereka, pasti aku sudah hangus menjadi debu setelah mendapat tatapan bagai laser dari mata mereka berdua.Mengerikan.
"Galen, kau masih ada urusan dengan Mio?" Tanyaku untuk mengalihkan suasana yang menyeramkan ini. "Aku akan menunggumu di kursi taman sana sampai urusan kalian selesai. Ak-"
"Aku tidak ada urusan dengannya. Ikuti aku dan jangan pergi dariku." Ujar Galen memotong perkataan yang belum sempat kuselesaikan kemudian dia pergi begitu saja.
Aku menatap ke arah Mio dengan perasaan tak enak. Mio yang mengetahui perasaanku pun tersenyum seolah mengatakan bahwa dia tidak apa-apa, yang kusambut dengan senyuman yang sedikit terpaksa.
"Huh. Sebenarnya dia ini kenapa sih?" Lirihku kesal.
"Hei, dia memang dingin dan cuek, jangan hiraukan dia oke? Aku yakin sebenarnya dia memperhatikan orang disekitarnya, hanya dia terlalu malu untuk mengungkapkan ekspresinya." Ujar Mio yang ternyata mendengar gerutuanku.
Entah apa yang ada di pikiran Mio sekarang tentang diriku. Sungguh memalukan! Mengapa aku tidak bisa menjaga mulutku?
Menyebalkan!
"Eh emm.. Terimakasih Mio. Aku akan selalu mengingat perkataanmu, terimakasih sudah menenangkanku." Ujarku canggung sambil tersenyum pada Mio.
"Aku akan segera mengikutinya, akan sangat menjengkelkan jika dia memarahiku karena aku lamban. Sampai jumpa Mio." Ucapku berlalu sambil melambaikan tangan padanya.
"Sampai jumpa lagi Feretta!"
•×•×•×•
Woah~
Aku dibuat tercengang dengan pamandangan di depan mataku saat ini. Setelah kewalahan mengikuti Galen yang berjalan bagaikan Flash akhirnya kita sampai disini. Ini adalah sebuah pintu yang penuh dengan ukiran-ukiran dipermukaannya, sangat unik dengan tarikan yang berwarna emas mengilap.
Tanpa sadar sedari tadi mulutku terbuka selama mengamati pintu ini."Masih belum puas?" Tanya Galen menyentakkanku dari kekagumanku terhadap pintu di depanku. Ya, terlalu kuno memang, hanya memandang pintu bisa membuatku terpukau seperti saat ini.
Seperti aku pernah melihat pintu ini, tapi dimana? Kapan?Pertanyaan Galen kuabaikan, atensiku tetap pada pintu didepanku.
Sampai dia berkata lagi."Kau tau? Disini banyak serangga, jaga mulutmu agar tidak ada serangga yang masuk dan tinggal disana."
Kini sepenuhnya perhatianku pindah kepada Galen dengan jari telunjuk yang mengarah padanya. Dengan mulut yang semakin menganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissapear.
FantasyDunia tiba tiba berubah ketika Fey menemukan buku kuno di perpustakaan umum kemudian membacanya. Tanpa sengaja membawanya ke dunia yang berbeda.