14. Anak Ilang

4.1K 368 1
                                    

"Bukan nya iri, kamu itu juga seenaknya megang tangan cewek sembarangan. Gak baik" Fahmi menghela napas.

"Serah lu dah bang" Orang itu menoleh kepada Aira. "Ikut gue bentar"

Aira melotot. Enak saja! Dirinya kesini untuk bertemu gus Fahmi, kenapa juga harus bertemu dengan orang nyebelin ini sih?!

"Ogah banget! Gue kesini mau bareng gus Fahmi ye, bukan mau ketemu sama lo"

Mendengar jawaban Aira membuat Ali mendengus . Merasa ditolak, akhirnya Ali berjalan duluan meninggalkan Aira dan abangnya . Ya, meskipun tidak hanya berdua karena banyak santri yang bersama mereka.

"Ngapain masih disini? " Fahmi membuka suara, membuat Aira menoleh dan tersenyum.

" Nyamperin gus Fahmi lah. Bosen tau disana, makanya kesini"

"Balik sana. Gak enak, banyak santri putra yang lain" Aira melihat sekeliling. Iya juga, banyak santri putra yang memperhatikannya.

"Terus? "

" Ya kamu balik ke area santri putri lah" Fahmi mulai sebal dengan Aira.

"Gak mau! "

Fahmi yang mendengar nada penolakan itu menghela napas, sudah menduga kalau pasti jawabannya akan seperti itu.

" Balik Aira"

"Oke, tapi ada syaratnya" Fahmi mengangkat satu alis.

"Gus Fahmi beliin khimar buat aku"

"Ha? "

" Iya, khimar" Aira meminta dibelikan itu bukan karena dirinya tidak mampu membeli. Mampu, sangat malah. Tapi yang membuat beda yang memberi. Pernah juga suatu hari dirinya pernah memergoki Sintya, santai putri yang beda kamar dengannya sedang mojok bersama salah satu santri putra.

Mereka yang terkena pergok pun langsung memohon agar tidak diadukan ke pengurus. Aira mah fine - fine aja. Toh dia juga malas mengurusi hidup orang. Ribet. Dirinya hanya tertarik dengan benda yang Sintya dapat dari hasil mojok itu. Khimar. Biasa saja emang, tapi Aira pun ingin memiliki nya.

"Masa Sintya aja dikasih khimar aku enggak" Aira mulai pasang muka melas.

"Yasudah iya " sebelum mengatakan itu, Fahmi menghela napas terlebih dahulu.

" Yesss! " Aira terpekik kemudian berjalan menjauh untuk kembali pada area santri putri.

Sebelum jauh, Aira berteriak" SAYANG DEH SAMA GUS FAHMI!!"

Mendengar itu, banyak santri putra yang menoleh ke arah gus Fahmi. Sedangkan gus Fahmi, sudah salah tingkah atas perbuatan Aira.

Astaga gadis itu...

****
"JAWAB! Untuk apa kamu ke area santri putra?! " tanya Gina, pengurus putri yang memergokinya saat sedang berada di area santri putra. Saat ini dirinya sudah berada di Pesantren. Lebih tepatnya di kamar pengurus.

"Buat ketemu gus Fahmi. Puas lu!"

"HEH! Kamu itu disini untuk belajar agama, bukan untuk senang - senang. Apalagi gus Fahmi itu anak Abah"

"Udah lah gak usah banyak bacot lu. Tinggal ngomong  mau nge-takzir gue aja pake banyak omong" Air membalas cuek membuat Gina mengelus dada, sabar.

"Ini  bukan masalah takzir nya Aira. Tapi ini tentang kamu. Kamu kenapa sih sulit banget berubahnya ? " suara Gina mulai melembut.

"Belom dapet hidayah"

"Hidayah itu dicari bukan ditunggu" Gina mulai ceramah, dan Aira muak dengan itu.

Menggapai Cinta Sang Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang