Sakura merasakan rasa sakit di kepalanya membuat ia akhirnya terbangun dari tidurnya, ia nampak menyentuh kepalanya sambil berusaha untuk duduk. Kepalanya sakit sekali, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kini ia malah berada di kamar tamu di rumah Kakashi?
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Naruto masuk ke dalam kamar itu sambil membawa makanan, ia nampak terkejut melihat Sakura yang sudah sadarkan diri.
"Sakura, akhirnya Kau sadar juga," ucap Naruto sambil meletakkan makanan yang ia bawa di atas nakas. Sakura menatapnya sedikit lama lalu mengedarkan pandangannya mencari Sasuke namun Sasuke tak ada di sana.
"Dimana Sasuke?" tanya Sakura membuat Naruto bungkam, ia tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan itu. Sakura yang melihat Naruto seolah tak ingin bicara pun menggoncangkan lengan laki-laki itu.
"Kau lupa?" tanya Naruto membuat Sakura mengerutkan kening, lupa? Apa yang ia lupakan? Sekian detik kemudian adengan di depan apartemennya berputar di otaknya. Sakura pun melebarkan matanya, mengingat Sasuke yang tertembak.
"Dimana Sasuke?" tanya Sakura namun Naruto tak menjawab, ia malah menundukkan kepalanya. Tak mendapati jawaban dari Naruto, Sakura segera berlari keluar dari kamarnya, membuka semua kamar tidur hingga akhirnya ia menemukan Sasuke.
"Sasuke," panggil Sakura menghampiri Sasuke yang duduk di atas kasur. Kakashi nampak sedang memasang perban di tubuh Sasuke yang sudah begitu banyak luka dalam hitungan hari itu. Sakura menyentuh wajah Sasuke hampir menangis, bersyukur laki-laki itu masih bersamanya sekarang.
"Bagaimana luka tembaknya?" tanya pelan Sakura membuat Kakashi terdiam selama beberapa detik. Kakashi menghembuskan nafasnya, ia akhirnya selesai memasangkan perban Sasuke.
"Hampir tak tertolong, cukup dalam. Saya pikir dia sudah mati sebelumnya namun sepertinya tuhan tidak menerimanya karena dia keras kepala sehingga tuhan melemparkannya kembali ke dunia," jawab Kakashi tanpa minat. Sekian detik kemudian Sakura menangis, memeluk Sasuke dengan hati-hati. Sasuke hanya tersenyum, mengelus kepala merah muda Sakura dengan sayang.
'Aku sudah tidak tahan lagi melihat drama ini,' Batin Kakashi bosan, bosan karena ia hanya bisa melihat tanpa merasakan.
"Gawat...!!" Teriakan Naruto membuat semua orang menoleh, menatap wajah bodoh Naruto yang rasanya untuk pertama kalinya terlihat serius.
"Ada beberapa mobil yang menuju kemari, kalian harus segera pergi," ucap Naruto sambil memperlihatkan laptopnya yang terhubung dengan CCTV sekitaran rumah Kakashi.
"Sial, Naruto bantu aku untuk memblokir akses identitas Sasuke," ucap Kakashi membuat Naruto mulai bergerak, berkutat dengan laptopnya.
"Kalian harus pergi sejauh mungkin, luar negeri adalah pilihan yang tepat," ucap Kakashi menunjuk Sasuke dan Sakura.
"Naruto buatkan aku dan Sakura kartu identitas palsu, sekarang," ucap Sasuke membuat Naruto mengangguk.
"Kita mau kemana Sasuke? Kita belum mendapatkan file itu," ucap Sakura menatap Sasuke cemas, ia takut pergi jauh tanpa tahu sebenarnya apa tujuannya, mengapa ia harus terus kabur?
"Lupakan dulu file itu, di saat seperti ini sebaiknya kita kabur dulu, kondisi tidak sedang baik-baik saja," jelas Sasuke membuat Sakura hanya bisa terdiam, tak tahu lagi harus bicara apa, semua rasanya terlalu membingungkan.
"Aku akan memesankan kalian tiket ke Ukraina, Kau bisa bersembunyi di rumah pamanmu," ucap Kakashi membuat Sasuke mengangguk lalu bangkit dari atas kasur walau dengan susah payah, ia nampak menyentuh dadanya lalu mengambil jaketnya.
Kakashi mulai sibuk menelpon sementara Sakura membopong tubuh Sasuke untuk berdiri. Sasuke menatap Naruto yang akhirnya selesai mencetak kartu identitas palsu mereka.
"Aku harus terhubung dengan bandaranya agar bisa mengkonfirmasi identitas palsunya," ucap Naruto memberikan kartu identitas itu pada Sasuke dan Sakura. Sasuke pun terdiam selama beberapa saat membaca nama di kartu identitas palsunya, Loco Bastardo yang dalam bahasa spanyol berarti bajingan gila.
"Aku sangat ingin memukulmu," protes Sasuke menatap tajam Naruto lalu melihat kartu identitas palsu milik Sakura yang bernama Emerald Middleton, setidaknya itu tidak buruk.
"Tidak ada waktu lagi untuk protes," tegur Kakashi ketika ia meletakkan ponselnya. Mendengar ucapan Kakashi, Sasuke nampak memutar bola matanya.
"Bandaranya," ucap Naruto pada Kakashi dengan wajah seriusnya. Sepertinya ini hari yang lumayan menegangkan bagi laki-laki itu hingga ia begitu serius hari ini.
"Bandara Uchiha tak jauh dari sini," ucap Kakashi membuat Naruto dan Sasuke mengangguk. Sakura hanya terdiam, situasi ini membuat ia tak tahu harus bagaimana, faktanya kehidupan damainya benar-benar telah hilang.
Sasuke menunjuk jaketnya di atas meja membuat Naruto segera mengambilnya. Sasuke dan Sakura pun akhirnya pergi ke bandara milik keluarga Sasuke dengan mengendarai mobil. Ketika berada di bandara, mereka dengan mudah berhasil masuk dan mengkonfirmasi identitas mereka berkat bantuan Naruto.
Naruto sendiri merupakan mahasiswa jurusan teknik informatika tingkat akhir sehingga ia sangat ahli dalam urusan pembuatan identitas palsu, meretas sistem keamanan dan lain-lain. Setidaknya di saat seperti ini laki-laki itu cukup berguna.
Selama perjalanan di pesawat Sasuke hanya bisa memejamkan matanya, bagian dadanya masih begitu sakit sampai rasanya ia tak bisa lagi hidup dalam beberapa hari. Rasanya tubuhnya benar-benar dipaksa bekerja selama beberapa hari ini, ia terus berkelahi hingga terluka, melarikan diri, berpikir keras tanpa henti. Yang ia pikirkan sekarang justru adalah Sakura, bagaimana jika ia mati? Bagaimana dengan Sakura? Pikiran seperti itu membuat ia semakin tak tenang.
"Sasuke," panggil Sakura sambil menyentuh lengan Sasuke. Sasuke membuka matanya, ditatapnya Sakura yang menatapnya, ia tersenyum lalu membawa kepala merah muda Sakura ke bahunya.
"Sampai kapan kita begini?" tanya Sakura membuat Sasuke hanya bisa terdiam. Jujur saja ia masih belum menemukan solusi terbaik saat ini.
Suara kegaduhan di pesawat membuat Sasuke terusik, salah seorang penumpang di sana pun berteriak jika ada bom di dalam pesawat itu. Sasuke sontak menegakkan kepalanya. Seisi pesawat itu menjadi panik ketika tahu bom itu akan meledak dalam 25 detik lagi.
"Sasu-" Ucapan Sakura terpotong ketika Sasuke mengajaknya berdiri dan memeluknya.
Suasana tegang dan panik mulai menyelimuti pesawat, para pramugari mulai menginstruksikan penumpang untuk masuk ke dalam keadaan darurat namun waktu tidak cukup. Tanpa pikir panjang Sasuke mendekati pintu pesawat, berusaha membuka pintu pesawat yang begitu sulit untuk di buka.
Duarrrr. Suara ledakan pun terdengar sementara Sasuke berhasil melindungi dirinya dan Sakura. Mereka pun jatuh di udara, Sakura hanya bisa memejamkan matanya, dalam hati ia memohon agar diberi keselamatan.
Pada akhirnya tubuh Sasuke dan Sakura jatuh ke dalam lautan bersamaan dengan kesadaran Sasuke yang menghilang. Tak berapa lama kemudian Sakura ikut tak sadarkan diri. Mereka benar-benar jatuh ke dalam lautan itu begitu dalam, semakin lama semakin dalam tapi yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah apakah mereka masih hidup setelah melewati ledakan pesawat yang luar biasa itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret File
Fiksi PenggemarHarusnya hari itu Sakura tak mengajak Sasuke ke kamarnya dan membongkar barang peninggalan ayahnya karena setelah itu semua berubah, hidup mereka dalam bahaya hanya karena sebuah file rahasia milik ayah Sakura yang mereka temukan. Mereka hidup dalam...