"Shua, apa kau pernah menyukai seseorang sebelumnya?"
Jisoo yang tengah melihat hasil foto-foto diponselnya mengangkat wajahnya dan menatap Mingyu heran, terkejut dengan pertanyaan sahabatnya itu.
"Mmhh, tentu saja pernah," jawab Jisoo seadanya. Ia mengalihkan pandangannya dari Mingyu dan memilih untuk menatap hamparan pasir didepannya. Matahari kini sudah hampir tenggelam dibalik cakrawala, yang tersisa kini hanyalah warna jingga samar pertanda malam sudah siap menjemput. Keduanya kini sedang menghabiskan hari di pantai Pantai Songdo.
Jisoo sendiri yang menyuruh mereka untuk menghabiskan hari di pantai. Ia sedang tidak ingin pulang cepat karena ayahnya sedang mengunjungi Seoul saat ini. Untung saja Jisoo mempunyai sahabat seperti Mingyu yang mau meladeni ajakan spontannya itu. Ia bisa saja memberikan alasan bahwa ia dan Mingyu memilih untuk menikmati liburan musim panas mereka di pantai. Kalau dipikir-pikir, lelaki itu sangat jarang menolak permintaan Jisoo; bahkan yang paling aneh sekalipun.
"Aku boleh tahu siapa?" tanya Mingyu.
Jantung Jisoo mencelos. Ia tidak tahu harus menjawab jujur atau tidak. Jisoo benar-benar benci dengan atmosfer pantai saat ini yang seakan-akan mendukung Mingyu untuk menanyakan hal sensitif seperti cinta, dan tatapan Mingyu yang seperti menuntut jawaban juga tidak membantu sama sekali.
Kali ini Jisoo memilih berbohong. "Kau tidak mengenalnya."
"Oh ya?" tanya Mingyu sambil merapatkan posisi duduknya dengan Jisoo. Lelaki mungil itu sendiri mengutuk dalam hati pada jantungnya yang dari tadi tidak berhenti berdentak kencang.
"Mmhh, dia salah satu temanku di LA."
Mingyu melepaskan jaket hitam yang sedari tadi dikenakannya dan memberikannya pada Jisoo. Entahlah, mungkin Mingyu menyadari bahwa angin pantai sedari tadi mulai membuat Jisoo kedinginan. Jisoo tak tahu harus bereaksi seperti apa dan memilih untuk tetap diam membiarkan Mingyu mengeratkan jaketnya ke tubuh Jisoo.
Mingyu merapikan rambut Jisoo yang menutupi matanya. "Jadi kau jatuh cinta pada sahabatmu sendiri?"
Jisoo mengalihkan pandangannya dari Mingyu, memilih untuk menatap hempasan ombak yang sesekali mengenai kaki mereka daripada menatap tatapan lembut Mingyu. "Sebenarnya aku tidak jatuh cinta atau suka padanya. Aku hanya mengaguminya, dan lagi ia bukan sahabatku, ok?"
"Jadi kalian tidak pernah kencan?"
Jisoo mendengus. "Hey, aku bahkan hanya beberapa kali berbicara padanya. Aku rasa ia bahkan tidak akan mengingat namaku."
Mingyu mengerutkan dahinya. "Kenapa kau tidak pernah cerita soal ini padaku?"
"Entahlah, aku merasa ini bukan hal yang penting untuk kita bicarakan lewat Skype," kata Jisoo jujur. Sejujurnya, Jisoo tahu ia tidak pernah begitu menyukai anak yang dimaksudnya itu. Ia hanya sedang mengarang cerita agar lelaki tinggi didepannya itu tidak tahu jawaban Jisoo yang sebenarnya.
Mingyu tertawa kecil. "Hey, aku malah lebih tertarik mendengarkan cerita seperti ini daripada mendengarkan cerita keseharianmu yang sangat membosankan."
Jisoo menyikut Mingyu kesal dan lelaki itu hanya tertawa melihat tingkah menggemaskan Jisoo.
"Ok, sekarang aku akan mengganti pertanyaanku. Apa kau pernah jatuh cinta sebelumnya?"
Jisoo menggigit bibirnya dan membatin, "kenapa Mingyu harus bertanya dengan suara berat dan lembut seperti itu, sih?"
"Kan sudah kujawab sebelumnya, aku hanya pernah mengangumi salah satu temanku di LA waktu itu," jawab Jisoo sekenanya. Ia benar-benar mencoba menutupi rasa paniknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honesty
RomanceJisoo diam-diam menyukai sahabat dari kecilnya, Mingyu. Jisoo pikir ia sebaiknya menyimpan perasaannya saja karena ia tidak ingin merusak persahabatan mereka. Namun, Jisoo sama sekali tidak menyangka bahwa Mingyu akan menyatakan perasaaannya padanya...