"Lucaaaas!"
Lucas memeluk Shotaro semakin erat. Papanya berisik. Dia kan mau tidur. Mau liburan.
"Kakak." telunjuk Shotaro menusuk-nusuk pipi Lucas.
Eh?
Lucas membuka mata. Ternyata yang dia peluk bukan Shotaro. Shotaro sudah bangun. Di tangannya ada alat pancing.
"Kak, disuruh bantu Papa mancing ikan. Papa mau ikan bakar katanya." ucap Shotaro.
"Ya ampun, Paaa." Lucas terduduk di ranjangnya sambil mengusak rambut kesal.
Perlu usaha lebih untuk Shotaro membawa Lucas ke tepi danau. Lucas kalau malas, apalagi habis bangun tidur, leletnya bukan main. Bisa-bisa sampai sana Yuta sudah tenggelam di danau.
"Hai, Kakak." Yuta dan suara (tumben) manisnya.
"Papa mau bakar ikan apa sih?" Lucas bersila di samping Yuta.
"Ikan teri." jawab Yuta asal.
"Omongan doa loh, Pa. Awas." Lucas memperingatkan.
Lucas menjaga pancingan yang kedua. Shotaro semangat mengamati mereka berdua. Sepuluh menit, dua puluh menit, hingga setengah jam Lucas tertidur sambil memegang pancing.
Shotaro berulang kali menggoyang tubuh Lucas, namun dia juga anak-anak. Dia tetap bosan lama menunggu. Dia berakhir tidur di pangkuan Lucas.
Satu jam kemudian, Lucas terbangun. "Udah dapat berapa ikan Pa?"
Yuta melirik ember yang kosong. "Sepertinya jadi kita makan teri bakar."
Lucas mendecak. Dia menggendong Shotaro kembali ke mobil van mereka. "Sudahlah. Makan mie instan saja. Buang-buang waktu tidurku. Dibilang omong itu doa!"