Pagi ini mungkin akan sama seperti pagi sebelum nya. Hanya akan ada rasa menyedihkan. Bahkan burung burung pun diam tak bersuara, setelah mengetahui hawa iblis mendekat kearah mereka.
Bayangkan, bagaimana rasanya menjadi Ara. Setiap menitnya, Jaehyun—si iblis selalu bersama nya. Namun tak banyak yang bisa dilakukan Ara.
Saat dirinya akan mulai menyerang dan mengatakan pada Jaehyun—pacarnya—bahwa dirinya sudah lelah dengan hubungan mereka, yang ia dapatkan adalah sebuah bencana. Kakak nya, koma dihabisi oleh Jaehyun.
Bagaimana aku bisa mendapat kekasih modelan iblis seperti Jaehyun?
Tapi sialnya Ara juga mempunyai rasa untuk iblis satu ini.
"Belum siap siap? Aku tunggu dibawah. Pakai pakaian tertutup" yap, itu Jaehyun. Setiap pagi akan membangunkan Ara.
Ara pergi bersiap siap dengan cepat, takut jika Jaehyun akan marah jika dia lambat.
"Kita akan pergi kemana Jae? "
"Ini weekend cantik, kita ke markas. Sesuatu seperti darah sedang menungguku disana"
"Aku tak akan ikut. Aku dirumah saja, kau pergilah" Ara sudah malas dengan Jaehyub yang selalu mengajaknya dirinya melohat seseorang dipukuli dan disiksa. Apalagi oleh tangan Jaehyun sendiri.
"Kenapa kamu semakin berani Ara? Kau mau melihat ku marah sekarang? " suara tegas itu otomatis menghentikan langkah Ara dan segera berbalik, takut jika Jaehyun akan kembali menyakitinya.
"Oke fine kita pergi. Tapi aku ingin ketaman bukan keruangan hitam yang bau amis itu" mereka mulai keluar rumah, dan memasuki mobil mewah berwarna grey itu.
"Kita ke markas sebentar, setelah nya terserah akan pergi kemana"
Ara menghela nafas, sejak kapan dirinya bisa mengubah kehendak sang iblis,
Yang sialnya tampan
"Iblis sialan! " geram Ara
"Terimakasih pujiannya manis"
'Gila! Tapi yang lebih gila adalah aku, bisa bisanya menerima iblis semacam Jaehyun'
♨
"Sudah menemukan jejak brengsek itu? ""Masih belum Jae, entah kenapa jejak nya menjadi lebih sulit untuk dilacak"
"Anak buahnya? "
"Dia masih ada didalam. Aku menunggu perintah mu"
Sebuah misi besar tengah melibatkan anggota Remos. Seluruh fasilitas Remos habis, bahkan pembobolan besar besaran. Dan itu sangat menyulut amarah Jaehyun.
Satu satunya jalan untuk sekarang adalah anak buah sang pencuri. Untung nya masih ada sesuatu yang bisa dimintai penjelasan.
Namun sayang, sang budak yang tengah di sandra itu tak mau membuka mulutnya. Bahkan setelah kehilangan sepuluh jari tangan nya.
Dan suatu alasan besar Ara tak ingin datang kesini adalah ini. Jaehyu selalu menyuru-
"Ikut aku Ara. " apa dayanya saat ditatap tajam oleh iblis tampan itu. Dia hanya bisa menurut.
Brakk
"Bertemu lagi dengan ku Mark"
"IBLIS! ORANG SIALAN! BAJINGAN! " teriak lelaki yang sudah terlihat begitu lusuh itu. Apalagi jari jari tangan nya yang sudah tidak ada. Menyedihkan.
"Berhenti bicara SIALAN! " geram Jaehyun. Kaki jenjang nya itu melangkah untuk menginjak punggung tangan Mark yang sudah tidak ditumbuhi jari. Sang empu hanya bisa menjerit kesakitan.
"Diam kau! Masih belum mau berbicara?! Huh?! "
Ara hanya terpejam diujung tembok sana. Jaehyun selalu terlihat menakutkan saat seperti ini, tapi yang lebih Ara takutkan kekasihnya itu akan berubah menjadi psychopath. Tapi bukankah memang sudah begitu?
"A-aku tak akan mem-beri tahu apapun pada-akhhh" Jaehyun kembali mengeraskan pijakan nya di bawah sana. Bahkan sekarang darah terlihat mengalir dari sela sela sepatu Jaehyun.
Tahanan itu tak dapat melakukan apapun, karena dirinya terikat disebuah tabung besar.
"JAE! HENTIKAN! DIA BISA MATI! "
"DIAM ARA! APA KAU JUGA MAU JARIMU HILANG HAH?!"
Ara mematung
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon Man
Teen Fiction"Bunuh aku! " "Aku bisa membunuh mu, tapi sayangnya aku menyayangimu" Jaehyun "Kubilang bunuh aku! " "Well kau membuatku marah! " Jaehyun Jlebb "Say-sayangi ak-aku Jae..." "Dengan senang hati. Kalian bawa gadis ini kerumah sakit!" Jaehyun Demon Man...