Sore Yang Berkesan

3 0 0
                                    

"Hei, kamu ... April bukan?" tanya lelaki bertubuh tinggi kekar dan berwajah tampan menyapaku saat ia baru saja masuk ke dalam warung tersebut. Pandangan wajahnya di arahkan kepadaku. Waktu itu aku tengah duduk  di sebuah warung makan soto yang terletak di sisi timur dari alun-alun utara tersebut sambil menikmati semangkuk soto kuning panas lengkap dengan nasi didalamnya dan juga segelas es teh manis menambah kesan pelengkap makan siang menjelang soreku. Serta ditemani pemandangan langit sore hari yang sedikit cerah. Cuitan burung yang melintas di sekitar area alun-alun itu juga menghadirkan musik alami yang indah.
 
Posisi dudukku bersebelahan langsung dengan pintu masuk. Lelaki yang dihadapan ku itu seperti tak asing kulihat. Kupandangi lama wajahnya sambil kumengingat kembali lelaki yang dahulu pernah menjadi bagian hidupku. Setelah sekian lama kupandangi, barulah aku ingat lelaki itu. Dia adalah Kris.
"Hei, Kris. Iya ini aku April," jawabku dengan melemparkan senyum ke arahnya. Ia lalu gegas menghampiriku seraya menarik kursi yang berada di depan sedikit ke belakang dan duduk berhadapan denganku yang tengah menyantap makanan.

Seketika Kris pun menjadi terdiam. Ia hanya melemparkan senyum manisnya ke arahku. Sesekali terharu melihatku. Bagaimana mungkin, cewek yang disapanya sore itu tak lain adalah diriku sendiri, seorang kekasih yang pernah menjalin hubungan enam bulan belakangan ini atau sebelum aku memutuskan untuk pergi dan tak lagi berkomunikasi dengannya. 

Langit sore itu kini terasa berbeda. Awan yang tadinya sedikit cerah tiba-tiba berubah menjadi agak mendung, seperti mereka ikut terhanyut dalam pertemuan kembali antara dua manusia yang telah lama hilang komunikasi. Senyuman manis darinya masih sama seperti dahulu. Membuat pikiranku mengarah pada peristiwa enam bulan yang lalu, saat aku pertama kali bertemu dan jadian dengan Kris di waktu yang sama namun di tempat salah satu bangku oval yang berada di sisi barat yang ira-kira jaraknya sekitar dua kilometer dari warung tersebut.

****

Pertemuan itu bermula saat ia chatting kepadaku melalui WhatsApp messenger dengan menuliskan sebuah kalimat menginginkan aku berjumpa dengannya setelah sekian lama berpisah, selayaknya seorang kakak yang kangen ke adik. Aku pun menyanggupi permintaan itu. Aku lalu pergi mengendarai motor matic milik mama lengkap dengan helm yang kupakai dari kawasan perumahan semi elit yang terletak tiga puluh menit dari lokasi aku bertemu dengan Kris, yaitu kawasan alun-alun utara. 

Aku keluar dengan memakai atasan kaos lengan panjang yang pas dengan postur body-ku yang seksi dan bawahan rok di atas lutut. Rambut panjangku kusisir rapih ke bawah. Tak lupa riasan natural pada wajahku yang hendak kuperlihatkan padanya waktu bertemu sore nanti. Melengkapi outfit,  kumemakai sandal wanita dengan dua tali di depan. Sesampainya di alun-alun, terlebih dahulu memarkirkan sepeda motorku di salah satu warung di bawah pohon beringin besar. Setelah itu aku lantas berjalan menghampiri Kris yang waktu itu sedang duduk di bangku berbentuk oval di bawah pohon rindang sedang yang terletak pada seberang jalan menuju pintu gerbang utama untuk masuk ke dalam alun-alun tersebut.

"Hei, Kris," sapaku tersenyum seraya memandangi wajah tampannya.

"Hei, April. Sini duduk," ucap Kris balik tersenyum sambil mempersilakanku duduk dekat dengannya.

Saat aku sudah duduk, pandanganku langsung mengarah ke outfit yang ia pakai. Aku melihat Kris memakai atasan kaos polos berwarna putih yang pas dengan postur tubuhnya yang kekar. Rambut Ia sisir rapih ke samping kanan. Untuk bawahan, ia memakai jeans biru serta sepatu kets putih yang menutupi dua kaki. Untuk melengkapi outfit, ia menggunakan kacamata yang bertengger di kedua telinganya.Tak lupa jam tangan mewah yang melingkar di tangan sebelah kanan.

“Kamu ke sini naik apa?” tanyaku memulai perbincangan ringan sambil pandangan masih ke arah yang sama.

“Oh aku ke sini naik mobil. Kebetulan aku parkir di seberang jalan persis dekat dengan kita duduk saat ini,” ucapnya seraya pandangan wajah ke arah kanan sambil jari telunjuk menunjuk ke lokasi tempat ia memarkirkan mobilnya, yaitu jaraknya hanya beberapa meter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cowok IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang