nice to meet ur eyes

32 6 7
                                    

Hobi nya bukan menggambar. Sungguh. Ia terkadang membakar kertas-kertas kosongnya untuk mengurangi aktivitas menggambar. Ia tidak benci hanya merasa muak. Namun tetap saja setiap hari ia menggambar. Gambarnya cukup bervariasi namun memiliki kesamaan.

Ekspresi wajah seseorang.

Asri. Namanya hanya Asri.

Ia mulai menggambar diatas sobekan kertas kotak-kotak bekas mata pelajaran matematika hari ini yang cukup memuakkan. Sambil sesekali matanya fokus menonton seseorang berlari kesana kemari dengan gelak tawa. Menangkap senyum itu.

Hari ini hari rabu.

Setiap hari rabu ia pasti kesini. Duduk di bangku reot dekat semak belukar lapangan voli sekolah. Ditangannya ada buku matematika yang isinya hanya coretan tidak jelas. Ia membenci matematika. Tentu saja. Siapa yang menyukainya?

Hari ini orang itu memakai kaos merah. kaos untuk tim voli sekolah. Terlihat cukup banyak tertawa hari ini. Sepertinya suasana hati orang itu sedang baik. Maka ia juga akan menggambarnya dengan ekspresi tawa. Manis sekali.

Sudah hampir 20 menit ia duduk disana dan dia berhasil menangkap lebih dari 5 kali senyuman manis itu terlihat. Namun belum juga ia dapat selesaikan sketsa sederhananya ini.

Ia menduga akan ada turnamen karena mereka latihan dengan member penuh. Daripada terlihat terbebani, mereka semua tampak senang dan ceria. Tanpa sadar ia ikut tersenyum. Andai ia bisa bermain voli, ingin juga mencobanya. Masuk tim voli sekolah.

Tangannya fokus menggambar sedangkan matanya mengikuti gerak gerik senyum manis itu dengan mata yang hanya berkedip sekitar 30 detik sekali. Ia benar-benar fokus.

Tiba-tiba sebuah mangga jatuh tepat di depannya menyebabkan bunyi cukup keras. Hal tersebut tentu saja membuat atensi manusia di lapangan voli tertuju pada bunyi berisik itu. Sementara itu, Ia masih menatap senyum manis sang baju merah seakan kejadian mangga jatuh barusan hanyalah angin lalu.

Trap!

Mata mereka berdua bertemu. Tiba-tiba saja membuat ia kaget. Segera ia memalingkan pandangannya dan berdiri mengambil tasnya. Sambil membawa alat tulis dan kertas gambar yang belum terselesaikan. Jantungnya berdegub cukup kencang. Sungguh ini benar-benar tidak tertahankan.

Ia sudah cukup jauh dari lapangan voli. Menjatuhkan tasnya dan menutup mata. Menikmati debaran aneh ini dengan meremas kuat tas sekolahnya. Kertas gambar yang belum selesai tadi segera ia masukkan tas.

Sementa4a itu jantungnya masih berdetak tidak biasa. Berusaha menormalkannya dengan menarik nafas dan membuangnya pelan-pelan.

Sungguh.

Kejadian barusan hanya saling tidak sengaja bertatap tapi kenapa jantungnya sudah seperti ini. Ia akan ke dokter nanti malam kalau belum juga reda.

Tidak bisa. Ia harus segera pulang dan keramas. Gila.

SKETSA 2017 [ONE SHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang