30. ||Apron

47 12 0
                                    

TARGETED

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TARGETED

22431220||COOKING

//ˈko͝okiNG//

'Apa kau ingin tinggal di sini?'

"Katakan padaku"

"Tidak"

"Katakan padaku"

"Aku berkata tidak"

"Kubilang beritahu aku!"

"Kalau begitu teruslah berbicara pada dirimu sendiri seperti seorang pensiunan wanita tua. Aah! sebelum mencoba mendapatkan jawaban dariku, kenapa kau tidak berpikir untuk membantuku di dapur? suaramu sangat berisik dan menggangu, kau sendiri tidak memperhatikannya, asal kau tahu," Jungkook berkata, meninggalkanku di ruang tamu sendirian sementara dia pergi ke dapur dulu, mengharapkan aku untuk mengikutinya.

"Tapi apanya yang terlalu berisik? Belum lama ini dia mengatakan rindu dengan suaraku, kan?" Tepat ketika aku memikirkan pertanyaan itu, sebuah suara keras keluar dari perutku dan aku sepenuhnya mengerti apa yang dia maksud.

"Huh~ berapa lama aku akan terus mempermalukan diriku di hadapannya?" gumamku. Berdiri dari sofa dan pergi ke dapur tempat Jungkook berdiri dengan apron abu-abu.

Dia benar-benar terlihat imut, tepat ketika aku akan memujinya, dia berkata "apakah aku setampan itu?!" ungkapnya dengan nada yang sedikit meninggi, dan aku mengejeknya.

Aku bahkan tidak bisa menyangkal karena dia sangat tampan. Aku mendekatinya dan mengawasinya saat dia sedang memasak tapi kemudian perutku berbunyi lagi dan aku langsung tersipu malu, kenapa harus, lagi?!

Jungkook tertawa histeris karena senyum evil-nya. Aku senang kita tertawa dan tidak saling membunuh dengan tatapan tajam sepanjang waktu, tapi sekarang aku tahu bahwa Jungkook tidak pernah membunuh ayahku. Jadi, siapa pelakunya?

***

Setelah kami sarapan bersama, Jungkook menyarankan agar aku mulai bekerja di perusahaannya karena Perusahaan LY dalam kekacauan setelah kematian Taehyung. Hari ini hari Sabtu jadi tidak ada pekerjaan, hari ini dan besok aku mempunyai banyak waktu untuk istirahat dan mempersiapkan diri untuk hari pertamaku di Bangtan Company. Tepat ketika aku hendak pergi ke kamarku, Jungkook menghentikanku.

"Apa kau ingin tinggal di sini? Jika ya, maka mari kita bawa pakaian dan semua yang kau butuhkan dari rumahmu," katanya dan aku harus memikirkannya, aku terlalu malas untuk berkemas atau melakukan hal semacam itu.

"Aku lebih suka pergi berbelanja" kataku dan Jungkook tersenyum sebelum memintaku pindah kamar dan turun tangga agar kami bisa pergi bersama.

***

Setelah kami membeli semua yang kubutuhkan, kami berhenti di restoran karena kami sangat lapar. Tak perlu waktu lama bagi kami untuk menyantap hidangan. Setelah menuntaskan acara makan, kami memutuskan untuk pulang. Namun, Jungkook mengemudikan mobilnya ke jalan yang berbeda.

"Ini bukan jalan pulang" kataku dan Jungkook bersenandung sebagai jawaban, "Apakah kamu berniat membunuhku dan meninggalkanku di daerah terpencil?" Aku berkata dan dia menghela nafas.

"Kau masih belum bisa mempercayaiku, kan?" tanyanya dan aku perlahan mengangguk, karena dia adalah orang yang tak terduga. "Yakinlah, kurasa... aku tidak akan pernah bisa melakukan hal buruk padamu," sambungnya dan itu membuatku tersenyum lega.

Namun aku mulai gelisah, jari-jariku bertautan kuat sambil mengingat semua yang terjadi pada hari aku kembali ke rumah orang tuaku, di mana Taehyung menunjukkan pesan.

"[Aku melihat bahwa dia masih bersamamu. Bagaimana kalau aku pergi untuk rencana B?]"

Apa yang sebenarnya dia maksud dengan itu? Lalu apa rencana A? Tanpa sadar aku mulai mencuri pandang ke arah Jungkook dan dia sepertinya menyadarinya tapi lebih memilih untuk tetap diam sampai kami mencapai tempat tertentu yang terlihat familiar. Sangat familiar.

"Bukankah ini hutan tempat kita bermalam sejak kau terluka?" Aku bertanya dan dia menganggukkan kepalanya.

Aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari akan kembali ke tempat ini, dan di sinilah aku, melihatnya seolah-olah kejadian itu tidak pernah menjadi kenangan buruk bagiku.

Kami turun dari mobil dan berjalan-jalan di hutan tapi Jungkook memutuskan untuk berhenti di depan salah satu pohon dan itu terlihat sangat aneh, mengapa dia memutuskan untuk berhenti disini? Dan mengapa dia menyeringai padaku dan kemudian melihat ke pohon itu lagi? Sebelum aku bisa menanyakan apapun, dia menunjuk ke arah pohon.

“Di sinilah kita bermalam, dan disinilah seorang wanita setengah telanjang memelukku dalam tidurnya,” ucapnya membuatku wajahku memanas karena malu.

"Aku tidak setengah telanjang!" Seruku dan dia tersenyum padaku.

"Apa menurutmu bra dihitung sebagai pakaian?" katanya sambil menambahkan bahan bakar ke api yang membakar pipiku.

Dia tertawa lagi dan kemudian berhenti menggodaku, setidaknya aku bisa menenangkan diri sekarang. Tepat ketika kupikir kita akan berjalan lagi, Jungkook tetap di tempatnya dan terus melihat ke pohon,

"Bisakah kau berhenti memandangi pohon itu? Akulah yang merasa sangat tidak nyaman di sini," kataku yang merasa jengah.

Dia menatapku lalu berganti ke pohon itu sebelum pergi ke tempat yang sama di mana kita tidur dan duduk di sana, menepuk-nepuk ruang kosong di sampingnya, memintaku untuk duduk di sampingnya dan aku melakukannya.

Aku butuh beberapa saat untuk mengingat apa yang terjadi di hutan ini, tepatnya pada hari itu, kegelapan membuat hutan terlihat seperti bekas luka, tapi sekarang, cahayanya membuatnya terlihat sangat indah sehingga mustahil bagiku untuk menganggapnya mengerikan.

"Apa kau masih ingin tahu?" Jungkook bertanya dan aku mengerutkan alis karena tidak mengerti apa yang dia maksud. "Apa kau masih ingin tahu apa yang kukatakan kemarin sebelum kau tidur?" tanyanya, lagi. Aku mengangguk, sangat ingin tahu tentang itu.

“Tempat ini menjadi favoritku setelah kau merusak bajumu hanya untuk menghentikan pendarahan. Itu... benar-benar berdampak besar padaku,” ucapnya dan aku masih bingung.

kenapa dia memberitahuku ini? dampak macam apa yang dia bicarakan? Dia menggenggam tanganku dan memegangnya erat-erat sambil mendekatkannya ke dadanya, membuatku merasakan betapa cepatnya jantungnya berdetak dan mataku membelalak karenanya.

"Di sinilah jantungku mulai berdetak untukmu, Na," ucapnya dan aku masih shock mendengarkan baik-baik apa yang dia katakan. "Meskipun aku sudah mengatakannya kemarin, tapi aku akan tetap mengatakannya lagi. Na Jia, I love you."

TARGETED || JUNGKOOK FF [Translate] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang