Ayla malam ini duduk di kursi meja belajarnya sambil memandang langit. Jendela nya sengaja ia buka karena malam ini ada bulan dan bintang bertebaran di atas langit sana.
Udara yang sejuk dan angin yang berhembus dapat Ayla rasakan. Begitupun cahaya bintang dan bulan yang begitu cerah sangat cocok untuk menemani Ayla malam ini.
Ayla membuka buku diary putihnya lalu mengambil pena hitamnya, kemudian Ayla menuliskan sebuah kata tentang perasaan yang ia rasakan saat ini.
Dear Diary
Aku saat ini sedang mengagumi seseorang.
Dia seorang pria tampan, rajin, dingin, dan pintar.Dia adalah Elang Dwinata Husein.
Tuhan...
Semoga suatu saat nanti aku bisa mendapatkan dia, aku berjanji kelak nanti jika aku bisa mendapatkannya aku akan berusaha dan berjuang demi dia. Izinkan aku mencintai dan memiliki dia Tuhan,, aku mohon."AYLAAA!!" teriak Raka nyaring dari luar kamar Ayla.
"IYAA BANG KENAPAA?!" tanya Ayla tak kalah nyaring.
"Kesini dong Abang mau minta tolong nih," Pinta Raka yang kini sudah merendahkan suaranya karena merasa haus.Ayla memilih menurut daripada uang jajannya di potong.
"Minta tolong apa Bang?" tanya Ayla ketika sudah ada di depan Raka.
"Abang minta tolong, kamu foto copy lembar soal ini ya soalnya penting banget ini soal matematika Abang buat besok," jelas Raka.
"Dimana Bang?" tanya Ayla berpura-pura tak tahu.Raka menggelengkan kepalanya, entah ini pura-pura atau memang iya Ayla tidak tahu karena Raka sangat hafal jika Ayla kalo sedang malas pasti beralasan seperti ini. "Di Amerika Ay terus lo belok kiri," kata Raka asal.
"Aduh Jauh banget Bang... kalo gitu—
"Udah sana cepet! Nanti keburu malam bego." potong Raka ketus.Ayla mengangguk ia mengambil kertas yang ada di tangan Raka lalu keluar mengambil sepedanya.
Ayla mengayun sepeda nya dengan santai, dia menikmati setiap hembusan angin malam sepanjang jalan.
Setelah melewati perjalanan yang memakan waktu sepuluh menit Ayla sampai di sebuah tempat foto copy an.
"Bang ini tolong di foto copy ya saya tunggu cepet," ucap Ayla pada tukang foto copy saat sudah sampai sana.
"Baik Neng," balas si tukang foto copy.Ayla menengak-nengokan wajahnya dan tak sengaja ia melihat seseorang yang tak asing dan mirip sekali dengan Elang.
"Itu Elang bukan sih? Ngapain dia disana?" gumam Ayla setelah melihat seseorang yang mirip dengan Elang di seberang sana yang sedang nongkrong dan menghisap rokok.
"Tapi bukankah dia itu good boy tapi kok ngerokok ya?" heran Ayla lanjutnya."Oy Neng! Nih kertas nya ngelamun aja ngeliatin apa sih?!" tanya seorang tukang foto copy menyadarkan lamunan Ayla dengan cara melambaikan tangannya.
"Eh iya nih Bang uang nya," ujar Ayla ketika sudah sadar lalu memberikan uang lembaran lima ribu.Ayla penasaran. Iamenghampiri beberapa pemuda yang ada di warung seberang sana untuk memastikan apakah itu Elang? atau bukan.
"Elang!" Panggil Ayla tanpa malu saat sudah berada tepat di depan seseorang yang mirip dengan Elang itu.
Pemuda yang ada disana tak peduli, mereka masih fokus pada ponsel dan rokok. Selang beberapa detik Erlangga sadar bahawa gadis tersebut memanggil dirinya, karena Erlangga fikir mungkin yang di kira gadis ini adalah Elang saudaranya.
"Elang! Udah deh lo nggak usah sok budek gitu gue tau lo ada disini!" cetus Ayla mulai geram.
Erlangga tertawa lalu ia menoleh ke arah Ayla, "Hahaha emang lo siapa dan ada urusan apa kesini? Gue bukan Elang," kata Erlangga dengan nada tinggi.
"Nggak usah ngelak! Gue tau lo Elang," bentak Ayla.
"Terserah lo mau percaya apa nggak intinya gue bukan Elang! Paham? Dan lo ada urusan apa sama Elang sampe segitunya?" jelas Erlangga."Udah deh Ngga lo nggak usah urusin tuh cewek emang gila tuh cewek! nggak tau malu banget," celetuk Seno.
Erlangga tersenyum picik lalu kembali ke tempat duduk nya tanpa peduli dengan gadis yang menghampirinya itu.
Erlangga Dwimarrein Husein biasa di panggil Angga ketika di sekolah, tongkrongan dan di rumah.
Ayla pergi ia kesal dengan perlakuan pemuda di depannya ini. Selama perjalanan ia terus menggerutu, kali ini ia sangat menyesali perbuatannya mendekati Elang. eh ralat maksudnya Erlangga.
Hingga sesampainya di rumah Ayla langsung masuk dan teriak memanggil Sang Kakak.
"ABANGGGGG!!! KELUAR CEPET!" teriak Ayla merasa kesal karena pemuda tadi.
"Kenapa sih Ay nggak usah teriak Abang juga denger kok," kata Raka.Ayla masih memanyunkan bibir nya karena sangat merasa kesal malam ini.
"Kamu kenapa? Ada masalah tadi di jalan? Atau nggak ikhlas bantuin Abang nya?" tanya Raka.
"Ayla kesal sama cowok tadi!" cetus Ayla.
"Cowok siapa? Kamu ketemu siapa cerita sama Abang sekarang." titah RakaAyla duduk di sofa depan televisi lalu menatap Abangnya, "Abang tadi Ayla ketemu sama cowok. Nah orangnya tuh mirip banget sama Elang terus kan Ayla samperin, terus Ayla tanyain deh... eh dia bilang gue bukan Elang." tutur Ayla menceritakan kejadian tadi dengan singkat tapi jelas.
Raka masih terdiam menyimak pembicaraan Ayla.
"Abang! Dengerin Ayla nggak sih?!" tanya Ayla kesal karena sedari tadi Raka hanya diam.
"Iya Ay denger dan mungkin itu kembarannya," jawab Raka.
"Kembaran? Setau aku Elang nggak punya kembaran deh." ujar Ayla
"Cari tau dulu kamu kan belum lama kenal sama Elang," saran Raka.
"Abang benar juga! yaudah besok Ayla cari tau deh," balas Ayla setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your'e Mine [Tahap Revisi]
Teen FictionMencintaimu seperti bermain saat hujan, awalnya aku senang kemudian aku sakit. ~Ayla Queenara. ***** [Sedang tahap revisi] [PUBLIKASI ULANG] Ayla Queenara, gadis imut yang mencoba mendekati Elan...