33 y.o Hyunjin x 26 y.o Jeongin
Alpha x OmegaEnjoy!
Hwang company.
Perusahaan yang didirikan keluarga Hwang tersebut telah berhasil menabung pundi-pundi harta. Gedung-gedung perusahaan tersebar hampir di seluruh penjuru negeri. Setelah duapuluh tiga tahun lamanya berdiri angkuh tanpa saingan berarti, kini sudah saatnya perusahaan tersebut menggelar pesta ulang tahun di gedung kantor pusat. Ballroom yang terdapat di lantai tiga puluh sudah dipenuhi dengan dekorasi elegan, santapan berkelas, dan juga tamu terhormat. Kantor pusat Hwang Company tampak siap terjaga hingga larut untuk merayakan segala jejak kesuksesan yang telah berhasil ditorehkan.
Di antara keramaian pesta, Jeongin hanya pasrah dituntun Felix untuk menikmati keadaan. Sejak pagi, dirinya merasa tidak enak badan. Namun statusnya sebagai sekretaris CEO perusahaan, menuntut sosoknya untuk menghadiri pesta. Bahkan dengan sangat tidak rela, tubuh lelahnya harus sesekali menemani sang atasan untuk sekedar bertegur sapa dan bersalaman singkat dengan para kolega.
Bibir ranum Jeongin mengerut lucu. Tentunya tidak sadar bahwa aksi sederhananya itu telah berhasil menarik perhatian para tamu. Mereka, para alpha kurang ajar sedang berusaha keras untuk tidak menghadiri sang mangsa dan mengajak ke hotel cinta terdekat setelah pesta usai.
Oh, lupakan.
Mendadak tidak selera, niat Jeongin urung untuk meminum jus dingin yang ditawari Felix. Jika boleh jujur, Jeongin merasa ditelanjangi semenjak pesta dimulai. Felix, omega cantik yang sudah mengikat hubungan sakral dengan Changbin, tentu merasa aman-aman saja berada di antara keramaian seperti ini. Di ujung ruangan, sudah ada kekasih yang siap siaga menghabisi siapapun yang berani menyentuh tubuh molek sang kekasih.
Felix mengecap rasa nikmat arak dalam tubuh gelas berkaki tinggi. Sembari memutar-mutar tubuh gelas, matanya tidak lepas memerhatikan satu-persatu wajah tamu spesial Hwang Hyunjin, sang CEO. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan Jeongin. Ia juga ingin segera pulang.
Cairan alkohol berkadar rendah sanggup memberikan sedikit efek menyenangkan. Felix sudah merasa tidak sabar untuk pulang dan menghabisi malam bersama tuan Seo Changbin, pengusaha kaya yang merupakan teman dekat Hyunjin. Saking tidak tahu apa yang harus dipikirkan, Felix sesekali mendesah prihatin. Pikiriannya teralih memikirkan nasib Yang Jeongin, sang omega incaran banyak alpha di kantor yang memilih untuk tidak segera diklaim dengan alasan 'trauma masa lalu' atau 'aku masih kecil'.
Kecil apanya? Anak itu sudah berusia 26 tahun. Usia tersebut sudah membuatnya sangat matang untuk bersenggama dengan alpha dominan yang siap membawanya menuju kenikmatan tiada akhir—seperti Hwang Hyunjin (dan Changbin), misalnya.
"Tatap mataku, Innie." Setelah menyerahkan gelas kosong kepada salah satu pelayan yang kebetulan lewat, Felix menarik kedua bahu Jeongin—memaksa untuk saling menghadap. Kedua mata rubah yang berkilau di bawah lampu chandelier ballroom itu terlihat sangat polos—terlalu menggemaskan.
"Hyunjin ingin kau kembali padanya. Kau dengar? Seorang alpha seperti Hyunjin telah jatuh cinta terlampau dalam padamu. Itu keberuntungan, kau tahu? Menjadi omega permanen untuknya tidak hanya seperti memenangkan lotre. Kau akan kaya dan mendapat teman 'bergaul' setiap malam. Kau mungkin bodoh karena pura-pura lupa jika Hwang Hyunjin masuk ke dalam jajaran alpha idaman seluruh negeri. Benar?"
Jeongin memutar kedua bola matanya malas. Nasihat macam apa ini? Berbobot saja tidak. Salah satu sudut bibirnya pun naik seolah-olah jijik telah begitu dicintai oleh Alpha seperti Hwang Hyunjin. Ia yakin banyak omega di luar sana yang akan melontarkan hujatan jika tahu ada omega yang mau menyia-nyiakan seorang alpha luar biasa.
Ayolah, siapa yang mau menyia-nyiakan Hwang Hyunjin? Seorang pria muda kaya raya dengan status alpha bagai pelengkap sempurna. Wajahnya pun sangat tampan dan mampu menyaingi idol di luar sana.
"Aku tidak mau kembali padanya." Tukas Jeongin.
"Memangnya apa yang ia telah perbuat?! Oke, aku sudah menanyakan ini berkali-kali dan aku memang tidak berhak untuk tahu masalah kalian. Tapi separah apa ia telah menyakitimu? Ia menggaulimu semalaman tanpa jeda, begitu?" Felix merasa dirinya sudah kelewat mati penasaran. Dia harus tahu. "Apa masalahnya?"
Oh, ratu gosip seperti Felix tidak mungkin tahan dibuat penasaran sebegini lamanya. Hei, sudah seminggu penuh Jeongin dan Hyunjin dikabarkan 'putus' dan kembali menjadi boss-sekretaris biasa yang berkomunikasi jika hanya diperlukan. Kalau tidak? Yasudah. Jangankan bicara, temu pandang saja tidak.
Walau sebenarnya hanya Jeongin sepihak yang terus mengabaikan Hyunjin dengan sengaja. Omega manis itu tahu betul bagaimana tatapan Hyunjin yang meneriakkan rasa frustasi setelah putus hubungan dengan omega idaman hatinya. Bagaimana pun Jeongin selalu ia mimpikan setiap malam bahkan dari kali pertama mempertemukan pandang.
Jika bukan karena saran dari Jisung, hubungan Hyunjin dan Jeongin sekarang tidak akan berubah serumit ini.
Tapi... kenapa dia malah menyalahkan Jisung? Sejak awal, Jeonginlah yang salah di sini.