Kalian pasti paham kan caranya menghargai seorang penulis? (◕ᴗ◕✿)
•|—|•
Author POV'
"Latih tanding?!" Semua yang berada disana terkejut. Pasalnya, sudah lama sekali tidak ada yang mengundang mereka untuk latih tanding. Ditambah lagi sekarang yang mengundang adalah salah satu dari sekolah 5 besar di prefektur Miyagi, Aoba Johsai.
"Tetapi mereka meminta sebuah persyaratan." Ucap Takeda-sensei. Semua yang berada disana langsung memasang wajah penasaran, mereka mempertanyakan persyaratan yang dimaksud.
Dilain sisi, Maki terlihat sedang membantu Kiyoko mencabut tali net yang terpasang. Ternyata menjadi manajer itu melelahkan, perkerjaan nya sudah seperti tugas ibu rumah tangga.
"Akhirnya beres juga." Gumam Maki lalu membuang nafasnya lega. Jam sudah menunjukkan angka 8 malam, lingkungan sekolah sudah sepi, tersisa klub-klub yang masih beraktivitas.
"Maki-san!" Kageyama tiba-tiba memanggil. Menghampiri Maki yang tengah bersiap untuk pulang.
"Ada apa, Kageyama-kun?" Tanya gadis itu sembari menghadapkan tubuhnya pada lelaki bersurai hitam. Kageyama merogoh kantung jaketnya, mengambil ponsel hitam miliknya.
"G-gua minta nomor lo." Ucapnya ragu, ia memberikan ponselnya pada Maki. ' Iya juga, gua belum punya nomor siapa-siapa kecuali nomor Kiyoko. ' batinnya. Tangannya meraih ponsel Kageyama dan memasukkan nomor ke dalam daftar pertemanannya.
"Udah ya, kageya—"
"Maki-san! Gua juga minta dong!" Tiba-tiba Hinata nimbrung dalam pembicaraan mereka berdua. Hinata juga meminta nomor ponsel Maki, tentu saja Maki langsung memasukkan nomornya pada ponsel Hinata.
"Terimakasih, Maki-san!" Ucap Hinata setelah Maki mengembalikan ponselnya. Hinata terlihat berlompat-lompat kegirangan. Memeluk ponselnya layaknya harta karun langka, sifat Hinata yang seperti itu kadang membuat Maki tersipu malu.
Mereka pun pulang menuju rumahnya masing-masing. Melepas segala resah untuk esok hari. Anak kelas 1 terlihat pulang bersama, hingga pada di perempatan jalan, mereka satu-persatu mulai berpisah.
Yamaguchi dan Tsukishima pulang dari arah yang sama, mereka berpisah dengan rombongan. Sedangkan Maki, Hinata, dan Kageyama masih bersama.
"Rumah gua ke arah sini, sampai jumpa, Maki-san!" Hinata melambaikan tangannya ke arah Maki, hanya Maki. Kageyama ia anggap seperti makhluk halus, tidak ada.
Hinata pergi, menyisakan dua manusia yang sedang diambang kecanggungan. Mereka berjalan pulang tanpa ada sedikit pembicaraan. Hanya jangkrik yang kala itu mengisi ruang suara dikedua belah pihak.
"Kageyama-kun, rumah lu dimana? Gua sampe sini." Kata Maki lalu berhenti didepan salah satu rumah.
"Gua masih lurus lagi. Kalau begitu, selamat malam." Jawab Kageyama lalu beranjak pergi setelah memastikan Maki masuk kedalam rumahnya.
Kageyama tidak berjalan lurus, ia memutar balikkan tubuhnya dan berjalan ke arah dimana ia awalnya datang. ' Bohong, apanya yang lurus. ' batin Maki, memang sudah kewajiban seorang pria mengantarkan seorang wanita hingga selamat saat sudah malam. Tetapi tetap saja, hal itu membuat Maki tak bisa lepas dari wajah yang memerah.
Maki mendapati orang tua nya yang tengah memakan makan malam. Maki segera mengganti pakaiannya dikamar, lalu turun ikut makan bersama.
"Akhir-akhir ini kau pulang malam." Tanya sang ayah, beliau bertanya sembari disibukkan dengan membaca koran dan secangkir kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit | Haikyuu x Reader
Fanfic"Gua gak bisa diginiin, gua gak bisa milih salah satu dari kalian!" Apa jadinya kalau kamu tiba-tiba hidup didalam sebuah tayangan animasi kesukaan mu? Ditambah lagi, kamu juga hidup sebagai orang lain yang bahkan tak memiliki dialog sepatah pun! Ni...