Nanas

16 3 1
                                    


Jangan lupa tabur tabur bintang✨

___________________________

•||GVN||•

"Sekolah yang bener"
Ucap Angkasa diatas motornya, setelah Nada menyalimi tangannya untuk masuk ke kelasnya.

"Siap Bang."

"Jangan berantem mulu sama Gema."
Lanjut Angkasa.

"Kalau itu Nada nggak Janji."
Jawab Nada sambil menyengir kuda.
Angkasa yang Gemas dengan tingkah adiknya itu pun, mencubit pipi Nada.

"Aw, sakit bang."

"Udah, Abang pergi dulu."
Pamit Angkasa, sambil melambaikan tangannya. Dan tak lama pun motornya sudah berjalan meninggalkan Nada.

Nada menghela nafas.
Ia bersyukur memiliki Kakak Sebaik Angkasa, kakak yang slalu memperhatikannya. Nada sangat menyayangi Angkasa.
Jika Nada dalam fase rapuh, hanya Angkasa dan Bunda nya lah yang mampu membuat ia bertahan dengan senyumannya.

Nada melangkahkan kakinya, untuk masuk ke dalan SMA GARUDA. Seperti biasa, ia berdoa agar tidak mendapat musibah dari Gema.

Seperti biasa, ia menjadi Nada yang ceria. Menyapa semua orang yang ia lihat dengan senyum manisnya.
Tapi senyum itu, tiba tiba surut, langkah gontai Nada tiba tiba terhenti.

Saat ia melihat sosok Ayah  dan Anaknya yang sedang berbincang senang. Tetapi mengapa Nada sesesak ini jika melihatnya?
Nada menghela nafas, lagi pula ia juga sudah biasa melihat ini.
Berharap  sosok ayah itu tidak memanggilnya. Karena Nada sangat malas jika harus meladeni orang tua itu.

Nada melanjutkan langkahnya. Untuk menghindari momen menyakitkan ini.

Tetapi.

"Annadara putri wijaya?"

Panggilan dari suara laki laki paruh baya itu menghentikan langkah kaki Nada.

Nada benci suara itu.
Nada memberanikan dirinya untuk berbalik. Ia harus bisa membiasakan diri sekarang dengan ini.

"Annadara putri. Saya tidak sudi jika ada Nama Wijaya tertempel di Nama saya."
Jawab Nada tegas.

Cewek Bar bar yang slalu bahagia ini pun, punya kerapuhan yang tidak diketahui orang.

"Kak Nada? Kakak bisa jaga sikap kakak?"
Anak dari Laki laki itu--- Laila Pratiwijaya.

"Jaga sikap?"
Nada tersenyum miring mendengar penuturan Laila.

"Mohon maaf Tuan Wijaya, saya tidak ada waktu untuk Sandiwara tidak berguna ini."
Lanjut Nada.

Ya, Sosok yang Berbiacara dengan Nada adalah Angga Wijaya-- Ayah Kandung Nada.

"NADAA!!!!"
Emosi Angga sudah terkuras sekarang, karena kelakuan kurang Ajar Nada.

"Ayah, jangan marah di sini. Laila malu dilihatin banyak orang."
Rengek Laila menenangkan Ayahnya itu.

"Apakah Bundamu tidak pernah mengajarkan sopan santun padamu?!"

Gema Vs NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang