Setiap luka akan sembuh, jika sudah menemukan penawarnya.
—Asyilla Maharani Carolline—
[Cemburu membawa masalahan!]
———————
Kelas IPA-3 begitu terlihat sangat hening, karena seorang guru sedang mencoba menerangkan beberapa materi yang di pelajari kali ini. Suasana yang semakin siang, membuat semua murid merasa sangat gerah dan ingin sekali cepat-cepat pulang.
Bagaimana tidak, di siang bolong seperti ini, mereka semua harus di suguhi dengan sebuah rumus-rumus yang akan membebani otak mereka masing-masing. Cuaca yang sangat panas, di tambah soal yang begitu rumit, membuat otak mereka seakan berasap.
Pak Budi masih setia menulis soal di papan white board yang berada di depan. Mereka semua seakan tak minat, untuk memperhatikannya. Sudah di katakan, mereka sudah sangat lalah.
Diketahui log 2 = a dan log 3 = b maka log 360 = ....
“Sebelum pulang, Bapak akan menunjuk salah satu dari kalian untuk mengerjakan satu soal di depan. Jika benar, kalian semua bisa di perbolehkan pulang.” Ucapan Pak Budi seketika membuat mereka menjadi panik. Mereka takut, jika Pak Budi akan menunjuk padanya. “Asyilla, silakan maju ke depan!” titah Pak Budi.
Asyilla menoleh ke kanan-kiri, lantas menunjuk pada dirinya sendiri. “Lah, kenapa harus gue sih?!” gumamnya, lantas beranjak dari tempat duduknya, dan menimbulkan suara decitan dari kursinya.
“Pak, spidol,” pinta Asyilla. Pak Budi langsung memberikan spidol tersebut pada Asyilla.
Asyilla menatap lamat-lamat soal di depannya. Soalnya tidak terlalu rumit, namun Asyilla ingin sedikit bermain-main di siang hari ini. Menyenangkan, pikirnya.
Diketahui log 2 = a dan log 3 = b maka log 360 = ....
Jawaban : "Barang siapa yang menyusahkan orang lain, kelak di akhirat akan disusah ‘kan juga.”
Itulah jawaban yang Asyilla tulis. Sederhana, namun maknanya begitu sangat menusuk. Pak Budi benar-benar tak percaya, dengan apa yang sudah Asyilla tulis. Bahkan, semua teman sekelasnya mendadak menahan tawanya agar tidak pecah.
“Astaga ... jawaban seperti apa ini? Kamu pikir, ini pelajaran agama apa?!” tutur Pak Budi tak habis pikir.
“Memang ini bukan pelajaran agama, Pak. Tapi saya hanya sekedar mengingatkan saja. Memangnya, Bapak mau di susahkan juga pas di akhirat nanti?!” ujar Asyilla sedikit bertanya. “Di akhirat panas loh, Pak. Panasnya melebihi liat mantan boncengan sama peliharaan barunya.”
“Ya, Bapak gak mau di susahkan. Di dunia aja udah susah, masa di akhirat harus di susahkan juga,” tukas Pak Budi seraya menggeleng kepalanya. “Tapi kamu juga tidak bisa menuliskan jawaban seperti itu, Asyilla.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Teen Fiction-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...