1.Prolog

703 136 58
                                    

Bermula dari suka muncullah luka.
Terbentuklah diriku, manusia berlumur lara.
Jangan terlalu banyak suka jika tak ingin terluka.
Jadilah dirimu apa adanya.
Karena dirimu cintaku selamanya.

Dari Luka
Untuk Tawa.

Sreek...

"Anjirlah! apa-apaan ini? Bocah mana sih yang isengnya sampai segini," gerutu pemuda jangkung yang sedang menyandar di tiang halte. Ia meremas kertas yang berisi puisi itu menjadi seperti bola.

Rasa geramnya melayang. Terlepas dari betapa pekatnya polusi di Ibukota Jakarta, pemuda jangkung nan tampan itu menatap matahari tenggelam. Sinar-sinar keemasannya menerobos menciptakan silau yang mempesona. Indah, ia meniknati keindahannya.

Hela nafasnya menyatu dengan suara bisingnya kendaraan yang memadati jalanan. Para orang sibuk sudah waktunya pulang ternyata.

Pemuda itu menghembuskan nafasnya kasar. Seragam kusutnya berkibar-kibar ketika angin menghantam tubuhnya. Rambut berantakannya semakin berantakan karena angin membelainnya tanpa izin. Mata bulatnya kosong menatap udara hampa.

"Sepertinya ada yang hilang. Sesuatu yang besar dan ... Sial sekali! Gue nggak ingat apa pun."

Tatapannya beralih ke bola kertas di tangannya. Kertas itu dan pengirimnya adalah teka-teki besar untuk dirinya. Apakah ia harus mencarinya? Di tengah-tengah ingatannya yang hilang melayang entah kemana karena sesuatu yang sungguh sialan.

Ah,toxic...

~Dari luka untuk tawa~


|To Be Co|

Dari Luka Untuk Tawa✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang