MY PROTECTOR LEO | 01

140K 5.7K 122
                                    

HAPPY READING^^



Dilihat dari bola mata hitam milik remaja cantik yang masih berusia 17 tahun itu keadaan langit sangat cerah. Biasanya sore-sore begini cuaca sudah menggelap. Maklum, karna sedang musim hujan-hujannya.

Clora Ellena Angellin, gadis yang memiliki tinggi 165 centimeter dan kulit seputih susu itu amat bersyukur karna ia tak perlu risau jikalau hujan turun, karna itu sepertinya tidak akan mungkin terjadi. Keadaan langit amat cerah karna masih terlihat sinar kuning walaupun tak secerah siang tadi. Dan yang pasti, keadaan sore jam empat ini sedikit terasa hawa panas.

Kaki jenjang yang sedikit tertutupi oleh rok SMA-nya itu berjalan menyusuri jalanan besar yang terlihat menakjubkan dimatanya. Banyak pepohonan yang menghiasi pinggiran jalan yang dipasangkan lampu berantai pada batang pohon tersebut dan beberapa bangku taman yang disediakan untuk tempat berjeda. Tempatnya sangat cocok untuk bermalam mingguan dengan pasangan. Apalagi dijadikan tempat berfoto karna spot-spot disini sangat bagus.

Namun sayangnya, jalanan ini sangat sepi. Benar-benar sepi. Hanya ada satu atau dua motor dan mobil yang melintasi jalanan ini. Bahkan tak ada satu orang pun yang berjalan kaki seperti dirinya. Clora jadi tak yakin jika tempat ini cocok dijadikan tempat malam mingguan karna dilihat dari keadaannya saja tak memungkinkan. Sangat sepi. Yang ada tempat begal jika dimalam hari.

Gadis yang masih menggunakan seragam SMA itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Otaknya mengingat apa yang sudah ia pikirkan tadi.

Tempat begal?

Clora menjadi was-was sendiri. Rasa takut tiba-tiba menguasai dirinya. Kalau benar ini tempat begal, berarti ada orang jahat yang berada di kawasan ini dong?

Clora menggelengkan kepalanya, mengusir pemikiran buruk yang bersarang tadi pada kepala yang tertutupi rambut panjangnya. Tungkainya kembali bergerak menyusuri jalanan indah ini. Walaupun begitu, tetap saja pikiran jahat kembali menghantuinya. Ia jadi meruntuki temannya yang menyarankan agar dirinya melewati jalanan ini tadi saat kerja kelompok agar cepat sampai pada apartemennya. Clora juga menyesal karna sudah mengikuti saran dari si ketua kelasnya itu.

Clora membenarkan posisi slingbag nya yang disampirkan pada bahu sembari mengamati keadaan sekitar.

Langkah Clora tiba-tiba saja terhenti. Telinganya tak sengaja mendengar suara teriakan dari belakang tubuhnya.

"JAYABAYA HARGA MATI!"

Kedua matanya membesar, jantungnya tiba-tiba saja terasa bergerak cepat. Clora speechless saat melihat banyaknya anak SMA yang berjalan kearahnya.

Ada apa ini?

"MAJU WOI!!!"

Clora kembali berbalik lagi. Ah, rasanya ingin pingsan saja saat melihat gerombolan anak SMA juga yang berjalan kearahnya. Clora panik. Sepertinya akan terjadi.... Tawuran? Kalau seperti ini, Clora rasanya seperti menjadi wasit atas pertarungan dua sekolah yang akan terjadi.

Bagaimana ini?

Tubuh Clora diam membeku. Otaknya terasa mati karna tidak bisa diajak berpikir.

Melihat adegan seperti ini jadi teringat film-film yang dimana terjadi adegan tabrakan dan si pemeran hanya diam saja saat sebuah kendaraan yang akan menabraknya. Sekilas terlihat seperti orang bodoh karna si pemeran tak bisa menghindar. Dan itulah yang dialami Clora sekarang. Persis seperti di film-film, Clora merasakan hal yang sama. Ia seakan tak tau caranya menghindar setelah dua sekolah itu menyatu dan terjadilah baku hantam.

MY PROTECTOR LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang