45. Maaf

2.6K 409 115
                                    

Ironi, saat luka yang menyayat perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ironi, saat luka yang menyayat perih. Namun harus di tebus dengan maaf yang tak bernilai.
Ingat bro! Ini hati, bukan rekreasi.

-Asyilla Maharani Carolline-

[Aku mundur dalam perasaan hancur!]

———————


"Sisil," panggil Asegaf. Membuat sang pemilik nama menengok pada sumber suara.

"Apa, Sep? Kulit durian ada ekstraknya?" jawab Asyilla secara asal.

"Bisa ikut aku sebentar," ajak Asegaf membuat Asyilla mengerutkan dahinya bingung.

Asyilla terdiam. Apa katanya? Aku? Seperti ada yang aneh tentang perlakuan Asegaf hari ini. Bahkan, Asegaf seperti seseorang yang baru saja kembali ke jati dirinya. Entah apa yang merasuki Asegaf, tetapi Asyilla merasa ada perubahan, dan itu sedikit membuat ia senang.

Asyilla tak hanya mengharapkan lebih. Hanya saja, Asyilla hanya senang dengan pertuturan Asegaf yang terkesan begitu lembut. Bayangkan saja, beberapa hari ini Asyilla hanya mendengar kata-kata kasar yang di lontarkan oleh Asegaf.

"Ih ... Sayang! Kamu kenapa ngajak dia sih?!" Atta begitu sangat kesal, ia mencebikkan bibirnya dengan raut wajah tak suka. "Kalau kamu mau ngomong sama Asyilla, di sini aja."

"Bisa diem gak sih lo!" bentak Asegaf, membuat Atta merapatkan bibirnya langsung.

Asyilla menghampiri Asegaf, dan memegang bahunya menenangkan. "Gak boleh seperti itu, mending sekarang kita keluar."

Asegaf dan Asyilla meninggalkan teman-temannya yang berada diruang tengah. Namun, kepergiannya membuat teman-temannya menatap heran. Sebenarnya, apa yang mau Asegaf bicarakan?

Asegaf membawa Asyilla ke taman samping. Dan menduduki kursi panjang yang berada di sana. Laki-laki itu memegang kedua bahu Asyilla, membuat Asyilla menatap lekat mata Asegaf. Mata itu, mata yang selalu Asyilla rindukan. Mata yang selalu memberikan kebahagiaan. Mata yang selalu memberikan ketenangan. Dan sekarang, mata teduh itu baru ia rasakan kembali.

Asyilla tidak menyangka dirinya akan sedekat ini dengan Asegaf. Degup jantungnya semakin tidak beraturan. Perasaannya semakin bergejolak. Rasanya, Asyilla akan sulit untuk melupakan Asegaf setelah ini.

Dengan refleks, Asegaf langsung memeluk Asyilla dengan erat. "Aku minta maaf, selama ini aku sudah sangat bodoh. Aku terlalu cemburu ketika melihat kamu bersama Noval ketika di taman. Harusnya aku meminta penjelasan sama kamu, bukannya menyakiti kamu." Asegaf menangis di bahu gadis itu. Rasa bersalahnya kini terus menghantui hati dan pikirannya.

Asyilla terdiam. Jadi itu alasan Asegaf menghindar darinya? Jadi, pikirannya ternyata benar? Mengapa Asegaf begitu tega padanya, hanya karena sebuah ke salah pahaman yang menyita pada hubungannya. Asyilla merasa sangat kecewa, tentang apa yang sudah Asegaf lakukan.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang