12. Kecelakaan

62 8 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi kali ini Ayla tidak menyusahkan Elang lagi ia pulang sendiri menggunakan sepedanya.

Ayla mengayunkan sepedanya sepanjang jalan dan sepanjang jalan pula Ayla bernyanyi untuk menghilangkan kebosanan.

"Disini senang.. disana senang... dimana mana hatiku senang. tapi kalo ada Elang".

"Apapun rintangannya ku mau Elang... dia yang selalu ada disaat susah dan senang ku ku mau Elangggg...".

"Kau terindah kau yang selalu terindah aku bisa apa untuk memiliki mu kau terindah yang selalu terindah".

"Dahlah capek nyanyi terus nggak jelas lagi. Dan lagian juga gue kan udah sampe di home," keluh  nya ketika sudah sampai di depan rumahnya.

Setelah menaruh sepedanya Ayla membuka pintu rumahnya. Pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya.

"Bunda? Aaaaaa Bundaaaa Aylaaa kangennn banget sama Bunda!" pekik Ayla langsung lari memeluk Bundanya.
"Kamu apa kabar sayang? Bunda kangen," tanya Maya memeluk Ayla dengan erat dan menyampaikan rasa rindu terhadap puterinya.
"Baik Bun... Oh iya Bunda tumben kesini kenapa?" tanya Ayla
"Bunda cuman mau nengok kamu aja sayang barang kali kamu sakit atau apa," jawab Maya.
"Oh gitu," Ayla hanya membalas datar.
"Gimana sekolah kamu? Nggak bolos kek di Jakarta lagi kan?" tuduh Maya
"Engga Bun disini Ayla tuh rajinnn bangetttt terus sekolahnya semangat gitu deh,, uwuuu kan ada dia!" jelas Ayla tanpa sadar ia keceplosan, dan sontak langsung menutup mulutnya.
"Dia? Dia siapa? Kamu disini sudah punya pacar?"
"Emmm,, enggak Bun cuma—
"Ingat ya Ayla! Jangan pacaran dulu kamu tuh masih SMA. Bunda nggak mau nasib kamu tuh sama seperti nasib ponakan Bunda, Yara!" tegas Maya meninggikan suaranya.
"Enggak Bunda, tenang I'm not forget." jawab Ayla
"Good girl," Maya tersenyum senang.

Ayla terdiam jika Bunda—nya sudah seperti membuat dirinya kesal dan enggan untuk berbicara lagi.

"Oh iya Bunda mau nanya, teman kamu yang berandalan itu tau gak keberadaan kamu disini?" tanya Maya
"Enggak Bun," jawab Ayla jujur.
"Ingat ya Ayla Bunda nggak mau ada teman kamu yang dari Jakarta main kesini!" tegas Maya.

Maya memang tidak menyukai teman Ayla yang di Jakarta karena mereka sudah membuat Ayla menjadi bad girl.

"Iya Bun," ujar Ayla.
"Oh iya satu lagi teman kamu disini namanya siapa? Bunda mau tau dia baik atau nggak buat kamu," tanya Maya lagi.
"Agatha Bun namanya. Dia sangat pendiam terkadang dia dibully sama Bella dan temannya," jelas Ayla.

Maya masih terdiam dan menyimak pembicaraan Ayla. Namun tiba-tiba ponsel Ayla berdering dan lantas Ayla langsung membuka layar ponselnya.

Kringgggg!

"Siapa itu?" tanya Maya
"Nggak tahu Bun mungkin Agatha," jawab Ayla.
"Angkat!"
"Disini?"
"Iya Ayla di kerasin."

Ayla menggeser tombol hijau untuk mengangkat telfon. Namun setelah Ayla lihat ternyata bukan telfon dari Agatha, melainkan Rian.

"Iya Halo Ri kenapa?" tanya Ayla

"Lo dimana Ay? Bisa kesini Nggak?"

"Di rumah emang kenapa?"

"Elang Ay Elang! Dia kecelakaan mending lo langsung kesini aja deh".

"Serius lo?! Dimana?" tanya Ayla terkejut.

"Dia sekarang ada di Apartemen gue lo kesini aja nanti gue share lokasi ke lo".

Tutttt...

Rian mematikan telfonnya secara sepihak.

"Elang itu siapa? Pacar kamu?" tanya Maya
"Bukan, dia teman aku Bun aku kesana dulu ya."  jawab Ayla.
"Jangan! Disana itu Apartemen cowok kamu perempuan kamu nggak boleh ada disana sendirian," kata Maya melarang Ayla pergi kesana.
"Nanti aku ajak Agatha," balas Ayla.
"Yaudah oke tapi jangan pulang larut malam lebih dari jam delapan. nggak pulang awas aja!" pesan Maya.

"Bawel amat nih emak-emak" batin Ayla menggerutu.

"Yaudah ya Bunda Ayla yang cantik Ayla pergi dulu bye," pamit Ayla lari keluar rumah melesat begitu saja.

______________^YOUR'E MINE^_____________

"Lang lu kenapa dah bisa kek gini?" gumam Rian
"Lo sih Ri aturan mah sebelum dia ngikut balapan suruh baca bissmillah dulu," ujar Edward.
"Heh goblok! Dia balapan aja kaga ngasih tau gue gimana gue bisa ngingetin dia buat baca bismillah." gerutu Rian

Toktoktok!

"Nah itu pasti Ayla!" seru Rian lalu membuka pintunya.

Ketika pintu sudah terbuka menampilkan sosok dua gadis cantik dengan wajah cemas, terutama Ayla dia sangat cemas akan keadaan Elang.

"Mana calon pacar gue?" tanya Ayla
"Ada masuk aja," kata Rian mempersilahkan masuk Ayla dan Agatha masuk ke dalam Apartemennya.

Ayla duduk di pesisir ranjang Elang tidur.

"Lang, Kamu kok bisa kek gini sih? Gue khawatir tau sama lo gue sayang sama lo." keluh Elang

Dua menit kemudian Elang membuka matanya, "Dimana gue sekarang?" gumamnya yang masih belum sadar.
"Di pantai! Ya di Apart gue lah bego." jawab Rian
"Kok gue bisa nyasar disini?" tanyanya polos dan lupa dengan kejadian tadi sebelum pingsan.
"Lo pingsan tadi.  lo balap motor kan? Lo kok bisa sih ngelakuin itu padahal lo kan tau kalo lo nggak bisa naik motor." ujar Edward
"Gue ada masalah sama Angga dan dia nantang gue balap," balas Elang.
"Kebiasaan!" cibir Edward

Elang menatap kesamping dan Ayla tersenyum "Lo ngapain disini?" tanyanya dingin dan ketus.
"Di suruh Rian," jawab Ayla jujur.
"Pulang sana nggak ada yang butuhin lo disini!" usir Elang dengan nada tinggi.
"Tap—
"Pulang sekarang! Lo bukan siapa-siapa kita." bentak Elang tapi sebelum Ayla menjawab Rian terlebih dahulu menjawabnya, "Tapi gue temennya Ayla! Gue yang suruh Ayla kesini dan harusnya lo hargain dia Lang. Karena posisi Ayla disini sebagai tamu, kalo lo ngusir dia? Apa gini cara lo menghargai tamu?" kata Rian berdecak malas. "Katanya ketos tapi kok nggak sopan sih," Lanjutnya penuh penekanan.

Elang memang seorang ketua OSIS di sekolahannya tetapi ia tidak menunjukkan jabatannya karena bagi Elang "Biarlah semua orang tahu sendiri daripada di ceritakan".

"Sorry gue nggak—
"Oke gue pulang. Makasih Ri lo udah ngundang gue dan ayo Tha kita pulang, disini ada yang nggak nerima keberadaan gue." pamit Ayla dia diiringi sindiran untuk Elang lalu keluar dari Apartemen disusul oleh Agatha.

"Lo kebangetan Lang! Bisa-bisanya lo kek gitu sama Ayla," sentak Ryaan.
"Ya sorry kan gue nggak suka sama dia," jawabnya Elang yang kini merasa tak enak.
"Udah nggak usah ribut dan lo Lang lain kali jangan gitu lo harus hargain tamu meskipun itu orang yang lo benci," saran Edward.
"Nah iya betul tuh! Jadi ketos harus bisa dari contoh Lang, kalo elonya aja gini sama cewek gimana pandangan adik kelas? Apa lo mau adik kelas lo mencontohkan perilaku lo yang butik itu? Enggak kan." sambung Rian sangat geram dengan sikap Elang pada Ayla selama ini.
"Iya-iya maaf lain kali gue akan jaga sikap." balas Elang meskipun tak yakin jika dirinya bisa bersikap baik pada Ayla.

Your'e Mine [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang