23

196 14 0
                                    

5 bulan kemudian..

Noah menghempaskan tubuh lelahnya di atas tempat tidurnya. Satu telinganya memakai airpod yang tersambung dengan ponselnya.

"Kamu gak serius kan ngomong gitu" Noah menghela napas berat. Lagi-lagi pembahasan yang sama.
"Aku serius Cel, kita udah bahas ini berkali-kali kan?"
"Tapi kenapa tiba-tiba Noah? Padahal aku udah lihat-lihat gaun sama mama"
"Aku minta maaf Cell, aku juga gak kepikiran bakal kaya gini"
"Kamu gak selingkuh kan?" Noah sangat ingin berteriak.

Gak! Aku selalu setia sama kamu, tapi Lana selalu ada di hati aku, di kepalaku, dan dimana-mana!

"Jangan mikir yang aneh-aneh, aku gak selingkuh"
"Aku harus bilang apa sama mama?"
"Aku minta maaf ya jadi bikin kamu bingung, besok aku langsung minta maaf sama mama, kamu gak perlu jelasin apa-apa sama mama"

"Ya udah, kapan kamu mau ke rumah?"
"Gak sekarang, jadwal aku padat banget, aku harus ke Bandung karna kakak ipar aku lahiran"

"Kamu lama di sana?"
"Mungkin seminggu"
"Hm ya udah aku tunggu"

"Kamu lagi apa?"
"Lagi telepon kamu aja, kamu?"
"Sama, bentar lagi mau lanjut ngedit foto, tadi kerjaan aku bawa pulang"

"Ya udah, kerjain gih"
"Iya, ya udah aku tutup dulu ya"
"Okay, bye sayang"
"Hm bye"

Noah memutuskan sambungan teleponnya. Ia lalu membuka ponselnya tepat pada gallery foto.
Di sana ada foto Lana dan dirinya saat di pantai lima bulan lalu.

Noah memeluk posesif tubuh Lana yang hanya berbalut bikini berwarna pink. Noah juga mencium pelipis Lana dengan sangat mesra, sedangkan wanita itu tampak tersenyum menampakan giginya yang putih dan rapih sambil menyipitkan matanya karna silaunya matahari.

Noah menghela napas. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Lana sejak pertemuan itu.

Ralat. Noah tidak pernah berhenti memikirkan Lana sejak pertemuan mereka pada acara ulang tahun majalah Men's World beberapa tahun lalu. Noah mengalami kegalauan yang dahsyat karna Lana memilih mengakhiri hubungan mereka, meski Noah sudah mengejarnya sampai ke Bandung.

Sherly lah yang datang dan membantunya untuk move on. Kehadiran Sherly sempat membuatnya sibuk dengan wanita itu.

Namun beberapa bulan sebelum ia kembali bertemu Lana, Noah merasa berada di persimpangan yang sangat membingungkan.

Semakin hari ia semakin yakin jika perasaan aneh yang ia rasakan bukan semata-mata karna ia bosan dengan Sherly.

Noah masih mencintai Lana sampai saat ini. Ia sudah merasakannya sejak ia meminta nomor ponsel Lana di acara wedding Paola dan Emer beberapa bulan lalu. Hanya saja ia masih ragu dengan perasaannya.

Tapi kini ia sudah memiliki Sherly. Ia tidak bisa begitu saja mencampakan wanita itu.

Lagipula Lana tidak memberikannya harapan apa-apa untuk ia perjuangkan.

Lana tampak biasa saja ketika bersama dengannya. Mungkin wanita itu memang sudah tidak mencintainya.

Apalagi melihat penampilan dan gaya hidupnya sekarang, Lana mungkin saja sudah berhubungan dengan banyak pria. Wajar saja jika perasaan Lana terhadapnya sudah sirna.

Membayangkan itu membuat Noah marah. Ia tidak bisa menerima jika Lana menjadi wanita liar yang mudah dijamah sana-sini.

Noah berteriak melampiaskan pikirannya yang penat. Tidak perduli jika Keenan mendengar teriakan tidak jelas dari tetangganya.
***

Lana melepaskan meteran yang menggantung di lehernya. Ia menoleh ketika suara heels mendekatinya.
"Lan, gue boleh ijin gak jam makan siang ini?"

"Jam makan siang doang?" Lucy mengangguk dengan cepat.
"Ya udah, tapi jam dua harus udah balik" Lucy meletakan telapak tangannya di depan dahinya seolah memberi hormat kepada Lana.
"Siap bos"

Wanita itu berlalu meninggalkan Lana sendiri. Lana mendudukan bokongnya dan meletakan laptop di atas pahanya.

Semenjak Lucy menjadi model butiknya, omset butiknya semakin naik. Lana pun menjadi sangat sibuk karna banyaknya tawaran kerja sama juga orderan dari berbagai macam kalangan atas.

Lana bersyukur tidak merugi karna menerima permohonan Lucy lima bulan lalu.

Awalnya Lana ragu karna Lucy terkenal dengan keseksiannya. Lucy bahkan tidak pernah bekerja sama dengan desainer mana pun.

Ia lebih banyak menerima job sebagai model pakaian dalam daripada pakaian.

Lana ragu jika desain pakaiannya tidak cocok untuk Lucy kenakan. Nyatanya semua pakaian buatan Lana selalu laku keras jika dipakai Lucy.

Karna itulah Lana meminta Lucy untuk menandatangani kontrak kerja sama dengannya selama satu tahun ke depan.

Lucy tidak boleh menerima job dari desainer manapun karna ia sudah terikat dengan Lana.

Bulan depan Lana akan mengikuti ajang fashion show terbesar seIndondesia. Ia akan ke Jakarta bersama Lucy dan Andrea.

Lana menoleh ketika suara pintu butiknya terbuka. Tampak Wulan berjalan ke arahnya dengan perutnya yang sudah membesar.

Kehamilan Wulan sudah mendekati sembilan bulan. Sehingga wanita itu menjadi kesulitan untuk berjalan. Tapi karna ia disarankan untuk rajin berjalan demi kebaikan bayinya, mau tak mau Wulan menjadi rajin berjalan dan naik turun tangga butik Lana.

Wulan adalah manager dari cabang utama bakerynya. Di sinilah kisah cinta Wulan dan Bagas dimulai.

"Lan, kamu udah besuk istrinya mas Benny?" Tanya Wulan setelah wanita itu berhasil duduk di depan Lana.
"Udah lahiran?"
"Udah kemarin, aku sama Bagas baru mau lihat hari ini, kamu ikut gak?"

"Gue sibuk banget Lan, ngurus untuk fashion show, kalian duluan aja"
"Acara itu kan masih bulan depan Lan"
"Iya sih, tapi gue lagi semangat-semangatnya" Wulan mengangguk mengerti. Lana selalu begitu jika sedang semangat bekerja. Ia akan sulit mendapatkan semangat itu kembali jika pikirannya sempat teralihkan.

"Ya udah kalo gitu" Wulan mengambil cookies di hadapannya. Ia membiarkan Lana tenggelam dalam kesibukan di balik laptopnya.

Love At Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang